Kebijakan Ekonomi Jilid VII Jadi Katalis IHSG

NERACA

Jakarta – Perdagangan awal pekan ini, laju indeks harga saham gabungan (IHSG) masih belum beranjak dari zona hijau. Aksi beli investor menjadi pemicunya seiring dengan kepercayaan investor dengan kembali dirilisnya paket kebijakan ekonomi pemerintah jilid VII. Tercatat penutupan perdagangan sesi I, Senin (23/11), IHSG menguat 13,770 poin (0,30%) ke level 4.575,104. Sementara Indeks LQ45 tumbuh 1,353 poin (017%) ke level 788,801.

IHSG belum berhasil menembus level 4.600. Aksi jual saham investor asing menghambat laju penguatan IHSG. Perdagangan berjalan sepi dengan frekuensi transaksi sebanyak 107.052 kali, dengan volume 1,764 miliar lembar saham senilai Rp 1,82 triliun. Sebanyak 125 saham naik, 102 turun, dan 90 saham stagnan. Bursa-bursa regional hingga siang bergerak variatif cenderung menguat. Hanya pasar saham Singapura yang masih melemah tipis.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah HM Sampoerna (HMSP) naik Rp 2.300 ke Rp 95.300, Astra Agro (AALI) naik Rp 600 ke Rp 18.850, Multi Prima (LPIN) naik Rp 450 ke Rp 5.575, dan Unilever (UNVR) naik Rp 375 ke Rp 37.625. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 1.352 ke Rp 49.924, Indocement (INTP) turun Rp 600 ke Rp 20.400, SMART (SMAR) turun Rp 450 ke Rp 4.400, dan Graha Layar (BLTZ) turun Rp 300 ke Rp 4.500.

Diawal perdagangan, IHSG dibuka menguat 8,82 poin atau 0,19% menjadi 4.570,16. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak naik 2,37 poin (0,30%) menjadi 789,82. Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities, Nico Omer Jonckheere mengatakan, menjelang akan diterbitkannya paket kebijakan ekonomi jilid VII oleh pemerintah menjadi salah satu penopang laju IHSG."Pasar menantikan digelontorkannya paket kebijakan ekonomi jilid VII. Jika paket itu dirilis pada pekan ini, bisa menambah katalis bagi IHSG. Potensi IHSG untuk menguat cukup terbuka meski pola pergerakan cenderung bervariasi karena sentimen eksternal," kata Nico Omer.

Menurut dia, beberapa sentimen eksternal yang dapat menahan laju IHSG yakni penurunan harga minyak dunia, perlambatan ekonomi di Tiongkok, serta masalah geopolitik dunia. Diperkirakan sentimen-sentimen itu masih menjadi kendala laju indeks global, termasuk IHSG BEI.

Sementara itu, Head of Research Division PT MNC Securites Edwin Sebayang menambahkan bahwa fenomena "window dressing" menjelang tutup akhir tahun ini dapat menjadi salah satu faktor indeks BEI menguat. Di tengah situasi itu pelaku pasar mengincar saham-saham yang nilai valuasinya dianggap masih rendah."Beberapa saham yang menjadi incaran pelaku pasar yakni sektor infrastruktur, properti, perbankan, dan konsumer," ujar Edwin Sebayang.

Dia mengatakan bahwa "window dressing" akan dilakukan oleh perusahaan pengelola investasi atau "fund manager" baik asing maupun lokal namun tetap dengan memertimbangkan kinerja emiten dituju di sepanjang tahun ini.

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng dibuka turun 64,69 poin (0,28%) menjadi 22.690,03, indeks Nikkei naik 14,74 poin (0,74%) ke level 2.004,78, dan Straits Times menguat 1,22 poin (0,01%) ke posisi 2.918,15. (bani)

BERITA TERKAIT

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…