Topang Pertumbuhan Ekonomi - Mengembalikan "Khittah" Peran Pasar Modal

NERACA

Jakarta – Tahun ini menjadi tahun terberat bagi pelaku usaha dan termasuk industri perbankan di tengah perlambatan ekonomi dalam negeri dan anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Kondisi ini tentunya memaksa beberapa perusahaan melakukan berbagai efisiensi terhadap usaha bisnis agar tidak tergerus laba dan pendapatannya. Apa yang dirasakan industri perbankan juga dirasakan industri pasar modal. Dimana PT Bursa Efek Indonesia (BEI) merevisi proyeksi rata-rata transaksi harian menjadi Rp 6 triliun lantaran kondisi pasar saham sepanjang tahun berjalan ini, yang telah terkoreksi 19,19%.

Padahal dalam RKAT 2015 yang disetujui pemegang saham pada 29 Oktober 2014, BEI memproyeksikan rata-rata nilai transaksi harian saham sepanjang 2015 mencapai Rp7 triliun dengan jumlah hari bursa sebanyak 245 hari. Ditengah kondisi ekonomi yang kurang bersahabat saat ini, tentunya pemerintah dituntut untuk memberikan terobosan guna mensitumulus roda perekonomian. Hal inilah yang dilakukan pemerintah dengan merilis berbagai paket kebijakan ekonomi. Apa yang dilakukan pemerintah, diikuti pula Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menerbitkan 15 paket kebijakan industri pasar modal yang diharapkan mampu mendongkrak roda perekonomian dan meningkatkan likuiditas pasar modal.

Stimulus pasar modal yang diterbitkan OJK, dimaksudkan untuk mendongkrak peran industri pasar modal terhadap perekonomian nasional. “Diusinya yang ke-38, industri pasar modal dituntut untuk terus memberikan kontribusi besar terhadap ekonomi nasional. Oleh karena itu, menjawab hal tersebut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) belum lama ini merilis 15 kebijakan baru pasar modal untuk mendorong stimulus ekonomi,”kata Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D. Hadad.

Menurutnya, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mengoptimalkan peran pasar modal dalam membuka akses permodalan dan pembiayaan infrastruktur yang bersifat jangka panjang. Kata Kepala Oliver Wyman Asia Pasifik, Bernhard Kotanko, Indonesia dengan negara populasi penduduk terbesar ketiga di dunia, diyakini akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar di dunia.

Dirinya menyakini, Indonesia memiliki peluang untuk menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Namun, untuk mencapai posisi tersebut diperlukan pendalaman keuangan yang salah satunya didorong melalui pertumbuhan pasar modal.”Jika Indonesia ingin menjadi negara ekonomi G7 pada 2030, maka perlu untuk mempertahankan pertumbuhan pasar modal dan untuk melakukan hal ini dimulainya serangkaian langkah-langkah reformasi yang bertujuan untuk mendukung pendalaman keuangan yang sangat dibutuhkan,"ujarnya.

Padahal, kelebihan dari pendalaman sektor keuangan yang jika berhasil dilakukan akan meningkatkan GDP menjadi US$ 600 miliar pada 2030 dan kenaikan pemasukan per kapita sebesar 15%. Lebih lanjut dirinya menambahkan, perkembangan pasar keuangan di kawasan Asia Tenggara cukup pesat. Untuk itu perlu dukungan melalui inisiatif secara menyeluruh di pasar obligasi, pasar ekuitas, pasar valuta asing, dan pasar keuangan.”Asia Tenggara berkembang pesat dalam kemajuan keuangan dan roadmap yang kami kembangkan dengan 40 inisiatif juga dapat menjadi masukan berharga untuk negara berkembang lain di Asia, seperti Vietnam, Filipina, dan Myanmar," ungkapnya.

Pendalaman Pasar

Pendalaman pasar modal menjadi kata kunci untuk mendorong peran lebih besar lagi industri pasar modal terhadap perekonomian nasional. Hal ini sangat beralasan, minimnya jumlah investor lokal dan perusahaan yang tercatat di pasar modal menjadi pemicu belum tertariknya perusahaan swasta untuk mencari pendanaan di pasar modal.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Nurhaida pernah bilang, pengembangan market deepening atau pendalaman pasar dimaksudkan agar masyarakat terjangkau akses pasar modal yang saat masih minim. Disamping itu, pendalaman pasar juga dilakukan agar sektor keuangan bisa lebih likuid dan bersaing di pasar regional maupun internasional,”Tentunya ini tidak bisa terlepas dari suplai yang cukup dari sisi produk dan demand yang cukup mendukung dengan kondisi investor yang banyak. Jika pasar modal bisa tumbuh baik, ini tidak terlepas dari sistem yang ada di infrastruktur," ujar dia.

Gayung pun bersambut, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) selalu gencar melalukan sosialisasi dan edukasi untuk mendorong perusahaan BUMN ataupun lokal di daerah untuk listing di pasar modal dalam rangka mendorong pendanaan lewat pasar modal. Direktur BEI, Samsul Hidayat mengatakan, langkah yang dilakukan BEI dimaksudkan untuk terus meningkatkan peran industri pasar modal menjadi sumber pendanaan bagi perusahaan domestik dalam rangka melakukan ekspansi bisnis,”Saat ini dana yang dihimpun melalui pasar modal seperti penawaran umum perdana saham atau "initial public offering" (IPO), pencatatan saham baru (rights issue) maupun penerbitan surat utang (obligasi) pada tahun 2015 ini masih tinggi,”ungkapnya.

Selain melalui sosialisasi kepada perusahaan yang sudah rutin dilakukan, lanjut Samsul, BEI juga memperkuat 'database' perusahaan di Indonesia dari berbagai sumber baik lembaga pemerintah maupun swasta,”Tujuannya untuk membantu perusahaan nasional meraih pendanaan yang baik," katanya.

Asal tahu saja, banyak manfaat yang didapatkan perusahaan dalam mencari pendanaan di pasar modal, khususnya melalui penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Dimana selain mudah menghimpun dana di masyarakat dan efeknya juga pada penyerapan tenaga kerja dalam pengembangan bisnis kedepan dan terakhir bisa memicu peningkatan tata kelola perusahaan lebih baik lagi. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…