Hasil Audit Petral-PES Hanya Pencitraan Sudirman Said

Hasil Audit Petral-PES Hanya Pencitraan Sudirman Said 

NERACA

Jakarta - Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI), Ferdinand Hutahaean menilai bahwa pengungkapkan hasil audit Petral-PES oleh menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said dan Pertamina merupakan pencitraan semata. Ditengarai hasil audit tersebut hanya untuk menyudutkan pihak tertentu.

"Ibarat ikan lagi mabuk, semua menteri terutama menteri ESDM Sudirman Said sedang berebut melakukan pencitraan," ujar dia di Jakarta beberapa waktu lalu.

Kata dia, jelas terbaca hasil audit Petral-PES tidak ada temuan dan langkah konkret terkait pelanggaran hukum yang ada. Kalau cuma perbaikan kinerja ISC, tidak perlu harus menunggu hasil audit."Buatkan saja sistem baru yang transparan dan terbuka," jelas dia.

Ia menilai, penunjukkan auditor Petral-PES, Kormadentha yang tidak kredibel, mudah di intervensi dan tidak jelas reputasinya. Pertamina seharusnya menunjuk auditor yang kredibel seperti PriceWaterHouseCoopers(PwC) atau auditor yang termasuk 'Big Five'."Penunjukkan Auditor yang ecek-ecek hanya menutupi jejak-jejak bandit yang lain," ujar dia.

Menurut dia, hasil audit forensik tanpa menyatakan berapa kerugian namun hanya menyatakan siapa yang terlibat hanya bersifat laporan. Hasil audit tersebut tidak pantas disebut audit forensik, namun hanya audit investigasi saja."Kerja saja yang benar, tidak usah jualan citra," tutur dia.

Sementara, Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo juga meminta agar Menteri ESDM jangan politis menyampaikan audit Petral-PES. Kalau mau ungkap sebaiknya jangan setengah-setengah dan harus total. Kata dia, tidak mungkin tidak ada pejabat-pejabat baik di Pertamina maupun di Pemerintah yang tidak terlibat."Petral-PES ini kan masih ada uang negara. Padahal kita juga punya Auditor Negara seperti BPK," jelas dia.

Ia heran, Sudirman sangat getol mengungkap Petral menjelang reshuffle kabinet. Sudirman sepertinya ingin terlihat punya kinerja di mata Presiden Jokowi, sehingga posisinya tidak terdampak reshuffle."Sejak awal ada gelagat semacam balas dendam. Nampaknya Sudirman sangat geram sekali dengan Petral-PES. Sehingga muncul pertanyaan kenapa perusahaan lain tidak diaudit," tegas dia.

Pernyataan Menteri ESDM, Sudirman Said yang menyebutkan keterlibatan pihak ketiga di balik permainan Mafia Migas dalam kegiatan bisnis Pertamina Energy Trading Limited (Petral) anak usaha dari PT Pertamina (Persero), mengindikasikan bahwa Sudirman ingin menjadikan pihak tersebut sebagai tumbal.

"Supaya Pertamina dan pemerintah aman. Pihak ketiga nanti yang dikorbankan," tegas Direktur Centre For Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi.

Kata dia, auditor asing yang tidak kredibel, tidak jelas reputasinya, mudah diintervensi agar supaya jejaknya jangan ketahuan. Sehingga bisa dinilai,ada permainan dari mafia migas baru di sini.  Kata dia, jangan sepotong-sepotong, kalau memang ada kerugian negara segera ditindak. Sehingga terungkap siapa dalang sebenarnya.

Menurut data yang ada, diketahui Sudirman Said sewaktu menjabat Kepala Integrated Supply Chain (ISC) tahun 2009 dalam beberapa pengadaan, Sudirman Said melakukan inefisiensi bahkan cenderung markup, merugikan pertamina, pembelian dengan harga alfa plus MOPS tertinggi hingga 6,50$/bbl, padahal pembelian sebelum nya tidak pernah mencapai angka setinggi ini, rata2 3$/Bbl, sampai akhirnya ISC sudirman said di likuidasi, harga Plus kembali ke angka kisaran 3$/Bbl.

Hal ini diketahui dalam beberapa Purchsing Order (PO) nomor 121/TOO300/2009-SO , tanggal 21 Januari 2009, Nilai Alfa 6,50$/bbl, No PO 116/TOO300/2009-SO , nilai plus 5,70$/Bbl tertanggal 20 Januari 2009 dan PO 113/TOO300/2009-SO tertanggal 20 Januari 2009, seharga 5,95$/Bbl.

Adapun pengamat kebijakan energi Yusri Usman menilai pembatasan periode audit forensik Pertamina Energy Trading-Pertamina Energy Service (PETRAL-PES) sejak awal 2012 hingga 2015 dinilai janggal dan terkesan memojokkan pihak tertentu. PT Pertamina dinilai telah menyelamatkan sebagian mafia minyak dan gas (migas) yang dilakukan di masa lalu, terutama sebelum tahun 2012. Mohar

 

BERITA TERKAIT

Kanwil Kemenkumham Sumsel Sosialisasikan Pendaftaran Merek Kolektif

NERACA Palembang - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Sumatera Selatan menyosialisasikan pendaftaran merek kolektif yang merupakan…

Jokowi Apresiasi PPATK Atas Pengakuan Efektivitas APU PPT

NERACA Jakarta - Presiden Joko Widodo mengapresiasi Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Komite Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak…

KPK Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi di Pemprov Lampung

NERACA Bandarlampung - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan koordinasi dan supervisi pencegahan korupsi di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung. "Kehadiran…

BERITA LAINNYA DI Hukum Bisnis

Kanwil Kemenkumham Sumsel Sosialisasikan Pendaftaran Merek Kolektif

NERACA Palembang - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Sumatera Selatan menyosialisasikan pendaftaran merek kolektif yang merupakan…

Jokowi Apresiasi PPATK Atas Pengakuan Efektivitas APU PPT

NERACA Jakarta - Presiden Joko Widodo mengapresiasi Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Komite Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak…

KPK Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi di Pemprov Lampung

NERACA Bandarlampung - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan koordinasi dan supervisi pencegahan korupsi di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung. "Kehadiran…