Menemukan Semangat Baru - Kini Duniaku Terang, Prestasiku Gemilang

NERACA

Jakarta – Mata sebagai alat indera yang penting bagi manusia, namun masih saja sebagian orang menyepelekan akan kesehatan mata. Tahukah, terdapat 10 hingga 20% anak Sekolah Dasar (SD) di Indonesia memiliki gangguan penglihatan dan harus memakai kacamata. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2013, sebanyak 4,6% dari total populasi Indonesia memakai kacamata koreksi refraksi dan lensa mata. Sementara itu data WHO menyebutkan bahwa 80% dari kasus gangguan penglihatan itu bisa dicegah dan 90% dari kasus gangguan penglihatan diderita oleh masyarakat dari keluarga berpenghasilan rendah.

Minimnya kebutuhan gizi anak yang tercukupi dan tren penggunaan gadget menjadi pemicunya. Jika dihubungkan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, gangguan refraksi yang tidak ditangani secara sungguh-sungguh akan berpengaruh pada perkembangan kecerdasan anak. Proses belajar yang terhambat akan mempengaruhi mutu, kreativitas, dan produktivitas pada usia produktif, yaitu 15-64 tahun. Di Indonesia, dari 66 juta anak usia sekolah (5-19 tahun), 10% mengalami gangguan akibat kelainan refraksi. Angka pemakaian kacamata koreksi pun masih rendah, yaitu 12,5%. Oleh karena itu, tindakan promotif dan preventif kesehatan menjadi pilihan. Karena indera pendengaran dan penglihatan merupakan aspek penting dalam pendidikan, terutama pendidikan dasar.

Adalah Rukun (16) siswa SMP Mekar Tanjung, Kecamatan Tanjung Priuk, Jakarta Utara ini memiliki ganguan penglihatan sejak kecil yang menderita rabun jauh sebuah kerusakan mata refraktif. Meski kerusakan matanya sangat parah, seumur hidupnya tak pernah menggunakan kacamata untuk melihat. Masalah ekonomi menjadi alasan keluarga yang tidak mampu membelikan Rukun kacamata. Sejak menjadi yatim saat berumur delapan bulan dalam kandungan, ibunya harus membanting tulang kerja serabutan untuk membiayai kebutuhan keluarga. Jangankan membeli kacamata, demi menjaga agar perutnya tidak keroncongan saja, ibunya harus bekerja keras.

Alhasil, keterbatasan biaya untuk membeli kaca mata menjadi pemicu prestasi Rukun di sekolah ikut terganggu. Di mata Rukun, dunia tak pernah nyata. Wujudnya hanya samar-samar. Bayangkan untuk berangkat ke sekolah dan kemanapun saja, dirinya harus dituntun ibunya, khawatir jika tidak diantar akan tersesat karena gangguan penglihatanya itu. Lalu untuk membaca atau menulis, Rukun harus menatap bukunya dekat-dekat. Ia hanya bisa melihat tulisan dengan jelas jika matanya berjarak beberapa sentimeter dari buku catatannya. Demikian pula saat ujian sekolah, sang guru selalu membacakan soal-soal yang harus Rukun kerjakan.“Kalau gak dibantu, gak mungkin bagi dia untuk mengisi bulatan-bulatan kosong di lembar jawaban komputer,” kata Ahmad Fauzan, guru mata pelajaran PPKN sekaligus wakil ketua Bidang Kurikulum SMP Mekar Tanjung.

Keterbatasan penglihatan, tidak hanya menyulitkan Rukun dalam mengerjakan soal ujian tetapi juga membaca di papan tulis. Rukun terkadang harus duduk di lantai paling depan supaya dia bisa membaca tulisan di papan tulis. Kini penderitaan Rukun mulai berakhir sejak kehadiran PT Astra Internasional Tbk (ASII) memberikan kacamata berukuran minus 16 secara cuma-cuma. Selama dua bulan, dirinya berkesempatan menjalani proses pemeriksaan mata yang dilaksanakan PT Astra International Tbk dan Palang Merah Indonesia (PMI). Akhirnya Rukun bisa mewujudkan keinginan untuk melihat warna-warni dunia dengan alat bantu penglihatan itu. “Senang! Semuanya terang sekarang. Jelas terlihat,” ungkap Rukun dengan semringah saat pertama kali mencoba mengenakan kacamata.

Percaya Diri

Senyum dan rona merah tampak di pipinya. Sambil memandang ke kiri dan kanan, dia menikmati berbagai hal yang selama ini tidak pernah dia ketahui wujudnya secara pasti. Kata Kepala Sekolah SMP Mekar Tanjung, Arni Sunarti, program pemeriksaan mata gratis dan bantuan kaca mata adalah anugerah. Ini karena Rukun mengalami masalah paling besar dalam belajar akibat gangguan dalam penglihatannya itu. Lima bulan sejak pertama kali menggunakan kacamata, Rukun sekarang banyak berubah. Dia terlihat lebih mandiri dalam mengurus dirinya untuk sekolah. Hal tersebut berdasarkan kebiasaannya sekarang yang berangkat dan pulang sekolah sendiri tidak lagi diantar oleh ibunya. “Dia sekarang sekolah suka jalan kaki sendiri dan bahkan suka naik sepeda,” ujar Arni.

Menurut Arni, meski prestasi akademis Rukun di sekolah tidak terlalu istimewa. Namun dirinya menyakini perlahan tapi pasti, Rukun akan membuktikannya dan ini terlihat dari daya juangnya yang tinggi dalam belajar setelah menggunakan kacamata. “Saya melihat cara rukun bersyukur atas hadiah kacamatanya adalah dia sering terlihat lebih awal datang ke sekolah dibanding teman-teman yang lain dan sama sekali tidak membolos,” katanya.

Tingginya angka kebutaan di Indonesia saat ini khususnya di kalangan anak-anak, menjadi landasan Astra di balik program donasi kacamata gratis yang juga bagian dari pilar tanggung jawab sosial perusahaan untuk kesehatan. Kegiatan sosial Astra dirasakan betul manfaatnya bagi masyarakat dan termasuk siswa SMP Mekar Tanjung, dimana 90% siswanya berlatar belakang ekonomi keluarga yang kurang mampu. Chief Corporate Communication Environment Social Responsibility dan Security PT Astra International Tbk, Pongki Pamungkas bilang, pemberian bantuan kacamata adalah partisipasi perusahaan menyukseskan program pemerintah dalam bidang kesehatan.”Tanggung jawab sosial Astra akan menyentuh langsung masyarakat yang membutuhkan dan dirasakan manfaatnya, bukan memberi uang,”tandasnya.

Senada juga disampaikan Head of Environment & Social Responsibility PT Astra International Tbk, Riza Deliansyah, Astra menjalankan program ini karena ingin masa depan anak Indonesia tidak terkendala masalah kesehatan mata,”Jadi konsep berbisnis Astra bukan sekedar mencari keuntungan saja, tetapi juga mengembalikannya kemasyarakat," jelasnya.

Langkah inipun mendapatkan dukungan dari Menteri Kesehatan Nila F Moeloek. Pasalnya, gangguan penglihatan akibat kelainan refraksi memengaruhi proses belajar anak Indonesia. Proses belajar anak usia sekolah akan terhambat sehingga memengaruhi mutu, kreativitas, dan produktivitas mereka dalam pendidikan. “Ini akibat dari penderita kelainan refraksi usia sekolah tak mampu membaca dengan baik,” kata Nila.

Membantu Rukun lainnya di Nusantara, Astra bersama PMI kembali membagikan 1.500 kacamata secara gratis bagi murid-murid sekolah dasar di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara atau tepatnya di perbatasan Indonesia dan Timor Leste. Disebutkan, bantuan kacamata kepada murid-murid SD di wilayah perbatasan telah dilakukan sebelumnya di daerah Atambua Provinsi Nusa Tenggara Timur. Asal tahu saja, PT Astra International Tbk (ASII) menyerahkan sebanyak 4.005 kacamata untuk anak-anak Indonesia. Selain itu juga akan diserahkan 1.000 buku yang menjadi bagian dari program Tabur Buku Tuai Ilmu. (bani)

 

 

 

BERITA TERKAIT

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…