Peringkat Sektor Keuangan Dinilai Stabil

NERACA

Jakarta – Meskipun nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat sudah mulai pulih, namun hal tersebut belum bisa bernafas lega karena masih dibayangi isu The Fed yang bakal menaikkan suku bunga, sehingga bisa mengancam penguatan nilai rupiah. Kendatipun demikian, industri jasa keuangan diyakini sebagian pelaku pasar masih tetap positif ditengah perlambatan ekonomi dan ketatnya likuiditas perbankan saat ini.

Analis PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Danan Dito mengatakan, prospek perusahaan sektor jasa keuangan di Indonesia masih stabil meski perekonomian di dalam negeri sedang melambat.”Peringkat perusahaan jasa keuangan masih stabil meski beberapa mengalami penurunan peringkat,"ujarnya di Jakarta, kemarin.

Dia memaparkan bahwa salah satu perusahaan yang peringkatnya stabil yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang ditegaskan di "idAAA" (triple A) dengan prospek stabil untuk periode 1 Oktober 2015 hingga 1 Oktober 2016. Peringkat Bank Mandiri itu didukung dari pemegang saham pengendali yang kuat dalam hal ini pemerintah serta posisi bisnis yang superior.

Bank Mandiri merupakan bank komersial terbesar di Indonesia. Sebesar 60% dimiliki pemerintah dan 40% dimiliki publik. Kendati demikian, lanjut dia, peringkatnya dapat diturunkan bila terdapat penurunan atas dukungan pemerintah pada perusahaan serta meningkatnya tekanan pada kualitas asset.  Selain itu, lanjut dia, PT Intan Baruprana Finance dengan peringkat "idBBB+" (triple B plus) dengan prospek stabil untuk periode 28 September 2015 hingga 1 September 2016. Intan Baruprana Finance merupakan perusahaan pembiayaan yang mempunyai fokus bisnis pada sewa guna usaha alat berat, khususnya merek-merek yang dijual oleh induk perusahaan, PT Intraco Penta Tbk (INTA).”Faktor yang mendukung peringkat yakni diversifikasi bisnis perusahaan yang membaik serta permodaln yang kuat," paparnya.
Kata Danan, peringkat dapat ditingkatkan jika Intan Baruprana Finance mampu memperbaiki posisi bisnisnya, kualitas aset, dan indikator profitabilitas secara signifikan dan konsisten. Perusahaan perlu menunjukan kemampuan yang signifikan dalam mendiversifikasi bisnis dan tidak terlalu bergantung pada sektor pertambangan.”Risiko yang melekat bagi perusahaan yakni eksposur pada harga komoditas, peringkat dapat diturunkan jika kualitas aset dan profitabilitas perusahaan memburuk secara signifikan," katanya," tuturnya.

Dia menambahkan bahwa perusahaan lainnya, PT Danareksa, Pefindo juga menegaskan peringkat perushaan di "idA" (single A) dengan prospek stabil. Peringkat dapat dinaikan jika terdapat peningkatan posisi bisnis yang disertai dengan peningkatan performa profitabilitas yang stabil dan tetap adanya manajemen risiko yang baik. (bani)

BERITA TERKAIT

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…