Pasca Rights Issue Saham - Market Cap Sampoerna Belum Terkalahkan

NERACA

Jakarta – Realisasi aksi korproasi penerbitan saham baru atau rights issue yang dilakukan PT HM Sampoerna Tbk (HMPS) mampu mengerek harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) ikut terkerek naik, seiring derasnya dana asing yang masuk untuk menyerap saham Sampoerna. Bahkan kendatipun, emiten produsen rokok ini dihadapkan beban kenaikan cukai rokok tahun depan, tidak mempengaruhi kapitalisasi pasar saham di BEI.

Tercatat, kapitalisasi pasar atau market cap Sampoerna tetap menempati peringkat pertama di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan Bank Central Asia Tbk dan Unilever Indonesia Tbk menempati posisi kedua dan ketiga. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Berdasarkan data BEI per 9 Oktober 2015, market cap HM Sampoerna mencapai Rp 386 triliun, Bank Central Asia Rp 322 triliun dan Unilever Rp 298 triliun. Posisi tersebut tak berubah karena pada Juli 2015, market cap HM Sampoerna tercatat Rp 361,855 triliun dan Bank Central Asia Rp 322,041 triliun. Namun bila dibandingkan dengan posisi Maret 2015, market cap Bank Central Asia lebih tinggi dibanding HM Sampoerna. Saat itu, market cap Bank Central Asia tercatat Rp 365,761 triliun, sedangkan HM Sampoerna Rp 319,750 triliun. 

Sebagai informasi, rights issue HMSP menjadi salah satu penawaran saham terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Bukan hanya di Indonesia, melainkan juga di Asia Tenggara. Di Indonesia, kali terakhir rights issue dalam jumlah besar dilakukan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) senilai Rp 40 triliun pada 2008. Paul Norman Janelle, Presiden Direktur HMSP menegaskan, rights issue yang dilakukan perseroan menjadi transaksi yang terbesar tidak hanya di Indonesia, tetapi di Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir.”Penawaran saham ini menggarisbawahi perseroan terhadap Indonesia dan prospek jangka panjang negara ini. Selain itu, kami berkomitmen untuk mendukung pembangunan ekonomi Indonesia dengan meningkatkan investasi Sampoerna serta memenuhi peraturan Bursa Efek Indonesia yang berlaku bagi perusahaan terbuka," ujarnya.

Paul menambahkan, right issue ini dilakukan perseroan dalam rangka memenuhi persyaratan pencatatan di mana jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham bukan pengendali dan bukan pemegang saham utama paling sedikit 50 juta saham atau 7,5% dari jumlah saham dalam modal disetor paling lambat tanggal 30 Januari 2016. Dan, PT Philip Morris Indonesia (PMID) sebagai pemegang saham utama perseroan telah menyatakan untuk melaksanakan haknya dalam right issue. Saat ini total saham yang dimiliki PMI melalui PMID di Sampoerna sebesar 98,18%."PUT telah menarik investor dalam maupun luar negeri, terutama dengan modal yang dari investor luar negeri yang kemudian dikonversi menjadi arus masuk mata uang asing ke dalam negeri yang tentunya menunjukkan kepercayaan terhadap perekonomian Indonesia dan juga pasar saham. Kami mengantisipasi bahwa setelah aksi korporasi tersebut dilaksanakan agar Sampoerna dapat menjadi bagian dari Indeks Harga Saham Gabungan sehingga semakin memperkuat indeks itu sendiri dan meningkatkan nilainya," tambah Paul. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…