OJK Dorong Industri Keuangan agar Siap Hadapi MEA

 

 

NERACA

 

Jakartra - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong Industri Jasa Keuangan (IJK) untuk meningkatkan kemampuan dalam menghadapi persaingan regional di Masyarakat Ekonomi ASEAN. "OJK berkepentingan agar industri jasa keuangan dapat tumbuh dan berkembang semakin kuat dan berdaya saing tinggi, dengan mendorong IJK terus meningkatkan efisiensi, SDM dan infrastruktur pendukung lainnya agar mampu berprestasi di tingkat regional," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad, Jakarta, Senin (12/10).

Hal tersebut dikatakan Muliaman dalam seminar OJK Forum 2015 bertajuk 'Peluang dan Tantangan Industri Jasa Keuangan dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN' di Gedung Dhanapala, Kompleks Kemenkeu, Jakarta Pusat. Muliaman mengatakan dengan berlakunya MEA, akan mempersempit kesenjangan kemampuan industri jasa keuangan di seluruh negara ASEAN, meningkatkan kestabilan sistem keuangan di kawasan dan melindungi kepentingan konsumen.

Akan tetapi, lanjut dia hal tersebut juga akan dibarengi berbagai tantangan yang muncul di era keterbukaan perekonomian baru tersebut, untuk itu dia mengatakan perbankan Indonesia harus siap menghadapi situasi ini. "Dalam menghadapi MEA pada 2020 untuk integrasi perbankan, maka perbankan nasional harus siap menghadapi situasi ini, kita harus cari peluang sekaligus mengatasi tantangannya," ujar Muliaman.

Muliaman mewanti-wanti pemberlakuan MEA juga sekaligus berpotensi menimbulkan ancaman karena pasar potensial domestik akan memiliki kemungkinan diambil oleh pesaing dari negara lain. "Kekhawatiran tersebut tidak beralasan jika kita mampu menunjukkan daya saing yang tinggi," kata Muliaman.

Untuk itu ia meminta para pelaku industri perbankan harus meningkatkan daya saing sistem perbankan Indonesia yang lebih baik lagi kedepannya dengan membuat arah perubahan yang lebih kompetitif dan kontributif. "Indonesia memerlukan arah baru pengembangan perbankan nasional yang lebih kompetitif dan kontributif. Arah ini nantinya akan dituangkan dalam prioritas pengembangan perbankan nasional," tuturnya.

Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Kusumaningtuti S Soetiono mengatakan, meskipun kondisi perekonomian melemah, pemerintah dan masyarakat harus optimistis menghadapi MEA. Menurutnya, gejolak di perekonomian tidak hanya di tahun 2015 tapi akan berlanjut di 2016, terlebih adanya ekspektasi kenaikan suku bunga AS.

Kusumaningtuti menjelaskan, dalam integrasi MEA, ada lima hal yang terjadi free flow, yakni barang, jasa, investment, tenaga kerja terampil, serta modal. Dari sektor jasa, posisi Indonesia memiliki PDB senilai 888 miliar dolar AS terbesar di Asean dan urutan ke-16 di negara G20. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai cukup tinggi dari 2,5 persen menjadi 6 persen dan turun di kisaran 5 persen tahun ini. Dari segi populasi Indonesia berpenduduk 251 juta jiwa.

Sedangkan dari sisi inflasi, Indonesia paling tinggi di Asean, artinya daya beli masyarakat Indonesia paling kecil. Dari sisi kompetitif di suku bunga, pemerintah telah berupaya menurunkan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari 21 persen menjadi 12 persen tahun ini dan 9 persen tahun depan.

Dibandingkan dengan negara-negara Asean, suku bunga di kisaran 4 persen sampai 8 persen. Dari sisi akses keuangan atau financial inclussion, dibandingkan negara-negara di dunia, Indonesia baru 36 persen. Artinya, di bawah 50 persen penduduk yang menggunakan produk layanan keuangan, seperti pemegang rekening bank, polis asuransi, reksa dana, perusahaan pembiayaan, dan sebagainya. "Jadi tantangannya cukup tinggi. Riset menunjukkan negara yang akses keuangan tinggi akan mempermudah stabilitas sistem keuangan dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi," jelas Kusumaningtuti.

Konsepsi MEA ini mendukung pertumbuhan ekonomi, memperbaiki tabungan dan investasi serta mendukung akses keuangan. Di perbankan, integrasi MEA diwujudkan dengan kerangka Asean Banking Integration Framework (ABIF) yang akan diwujudkan pada 2020.

Dalam ABIF diupayakan ada bank yang berkualitas dengan parameter tertentu di 10 negara anggota Asean yang disebut Qualified Asean Bank (QAB). Secara umum, perbankan di Indonesia dinilai sudah siap untuk menghadapi ABIF pada 2020 dan masih ada waktu untuk persiapan.

Sedangkan untuk pasar modal ada, mencakup Trading Link atau kebebasan bertransaksi. Misalnya, seorang sopir taksi di Malaysia sudah biasa memiliki saham dia akan bisa membeli saham di Indonesia. Literasi pasar modal di Indonesia masih 3 persen, sehingga akan ada persaingan cukup ketat. Kompetitiveness Indonesia dinilai kalah dengan negara lain. Indikatornya, 63 persen saham di Indonesia dimiliki asing dan 37 persen kepemilikan SBN juga dimiliki asing.

 

BERITA TERKAIT

Pengamat: Aksi Merger-Akuisisi Berpotensi Dorong Industri Asuransi dan Skala Ekonomi Besar

  NERACA Jakarta-Aksi merger-akuisisi perusahaan asuransi dinilai akan menciptakan industri dengan permodalan yang kuat, sehingga turut menopang perekonomian Tanah Air.…

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Pengamat: Aksi Merger-Akuisisi Berpotensi Dorong Industri Asuransi dan Skala Ekonomi Besar

  NERACA Jakarta-Aksi merger-akuisisi perusahaan asuransi dinilai akan menciptakan industri dengan permodalan yang kuat, sehingga turut menopang perekonomian Tanah Air.…

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…