Target Penyaluran KUR 2016 Naik jadi Rp120 triliun

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Target penyaluran program Kredit Usaha Rakyat (KUR) didongkrak berkisar Rp100 triliun sampai Rp120 triliun mulai tahun 2016 dengan tingkat suku bunga dipangkas dari 12 persen menjadi 9 persen per tahun. Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Braman Setyo mengatakan untuk merespon antusiasme pelaku usaha terhadap program KUR maka pemerintah untuk 2016 akan meningkatkan volume target KUR menjadi Rp100 triliun hingga Rp120 triliun dengan suku bunga 9 persen efektif per tahun.

"Pemerintah telah menyediakan dana melalui APBN untuk subsidi bunga sebesar Rp10,5 triliun dan Imbal Jasa Penjaminan (IJP) sebesar Rp2,1 triliun," katanya di Jakarta seperti dilansir laman Antara, kemarin.

Kementerian Koperasi dan UKM sendiri telah memanfaatkan dan bekerja sama dengan Lembaga Pendamping (Business Development Services) yang tersebar di 27 Propinsi (atau sekitar 1.125 tenaga pendamping) untuk mendampingi UMKM dalam mengakses program KUR ke perbankan. "Demikian juga dengan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) yang tersebar di 42 PLUT dengan tenaga pendamping sebanyak 252 orang untuk menyukseskan KUR," katanya.

Pada tahun 2015, Pemerintah menargetkan KUR sebesar Rp30 triliun dengan tingkat suku bunga 12 persen efektif per tahun atau lebih rendah dibandingkan suku bunga sebelumnya sebesar 22 persen untuk KUR Mikro. KUR pada 2015 mulai diluncurkan pertengahan Agustus 2015 dan sampai dengan 5 Oktober 2015, telah tersalurkan sebesar Rp4,35 triliun kepada 267.686 nasabah.

Braman menambahkan, hal-hal yang perlu mendapat perhatian untuk direlaksasi terhadap aturan KUR antara lain tentang kriteria nasabah dan sektor usaha yang dapat dibiayai KUR serta mekanisme penyaluran KUR. "Dalam Permenko Perekonomian Nomor 6 Tahun 2015 sektor usaha yang dapat dibiayai oleh KUR adalah pertanian, perikanan, industri pengolahan, dan perdagangan yang terkait tiga sektor sebelumnya," katanya.

Ia menambahkan, ke depan diperlukan relaksasi agar seluruh sektor usaha produktif yang dapat dibiayai dengan KUR bisa lebih luas. Selain itu KUR harus bisa diberikan kepada sektor usaha produktif dari keluarga yang memiliki penghasilan tetap. "Kriteria calon peminjam KUR mikro tidak dikaitkan dengan UU Nomor 20 tahun 2008, cukup didasarkan pada besaran plafond maksimum sebesar Rp25 juta untuk usaha feasible namun unbankable, misalnya PKL/Warteg ini produktif," katanya.

Ia juga menyoroti perlunya relaksasi dalam hal penyaluran KUR melalui lembaga keuangan lain yang hendaknya dapat dilayani melalui mekanisme channeling maupun executing, misalnya Bank Perkreditan Rakyat/Koperasi/Plasma.

Upaya relaksasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dilakukan pemerintah dinilai berpotensi mendorong pertumbuhan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di tengah perlambatan ekonomi yang terjadi belakangan ini. Meski demikian, pemerintah tak boleh berhenti hanya pada relaksasi. "Bagus ya, dengan adanya relaksasi KUR ini bisa membuat pelaku UMKM bertumbuh. Selama ini kan mereka menghadapi banyak tekanan pada biaya produksi karena biaya impor tinggi dan daya beli masyarakat menurun," kata peneliti Institute for Development of Economics and Finance Imaduddin Abdullah.

Menurutnya, dengan KUR yang berbunga rendah, biaya produksi bisa turun. Namun di sisi lain, menurut Imaduddin, bersamaan dengan potensi peningkatan nilai KUR karena proses relaksasi, pemerintah harus mewaspadai penyaluran KUR yang tak tepat sasaran. "Masalahnya selama ini ada penyaluran KUR yang tidak tepat sasaran. Misalnya, ada daerah yang tadinya angka NPL (kredit macet) di sana rendah, begitu diberi KUR menjadi tinggi," kata Imaduddin. Sebagai solusi, Imaduddin mengungkapkan bahwa penyaluran KUR harus diiringi oleh proses pelatihan dan pendampingan yang memadai bagi penerimanya.

 

 

BERITA TERKAIT

Pengamat: Aksi Merger-Akuisisi Berpotensi Dorong Industri Asuransi dan Skala Ekonomi Besar

  NERACA Jakarta-Aksi merger-akuisisi perusahaan asuransi dinilai akan menciptakan industri dengan permodalan yang kuat, sehingga turut menopang perekonomian Tanah Air.…

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Pengamat: Aksi Merger-Akuisisi Berpotensi Dorong Industri Asuransi dan Skala Ekonomi Besar

  NERACA Jakarta-Aksi merger-akuisisi perusahaan asuransi dinilai akan menciptakan industri dengan permodalan yang kuat, sehingga turut menopang perekonomian Tanah Air.…

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…