Nilai Emisi Obligasi Capai Rp 52,49 Triliun

NERACA

Jakarta – Sampai dengan perdagangan Rabu (7/10), PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan total emisi obligasi dan sukuk sebanyak 40 emisi dari 33 emiten dengan nilai Rp52,49 triliun. Informasi tersebut disampaikan BEI dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Disebutkan, dengan pencatatatan ini maka total total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 247 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp250,12 triliun dan US$100 juta, yang diterbitkan oleh 104 emiten. Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 92 seri dengan nilai nominal Rp1.388,96 triliun dan US$1,04 miliar serta lima EBA senilai Rp2,40 triliun.

Jumlah ini bertambah seiring dicatatkannya obligasi berkelanjutan I SAN Finance tahap III-2015 yang diterbitkan oleh PT Surya Artha Nusantara Finance (SANF) di Bursa Efek Indonesia. Obligasi dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,4% tersebut dicatatkan dengan nilai nominal Rp500 miliar berjangka waktu tiga tahun terhitung tanggal emisi.

Hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk obligasi tersebut idAA-. Bertindak sebagai wali amanat dalam emisi ini PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Pasar obligasi diprediksi sebagian pelaku pasar mulai merangkak naik seiring dengan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Tengok saja, pada perdagangan Selasa (6/10) kemarin, rata-rata return obligasi yang ditunjukkan oleh INDOBeX Composite Total Return naik 3,488 poin ke level 180.268 dibandingkan Senin (5/10). Kenaikan tersebut disumbang oleh INDOBeX Goverment Total Return yang naik 3,718 poin ke level 177.557 dan INDOBeX Corporate Total Return naik 1,889 poin ke 192.347. "Pada perdagangan Selasa siang, rata-rata yield pada sepanjang tenornya 1-10 tahun turun 31,40 basis poin. Demikian juga dengan harga keempat seri SUN (surat utang negara) benchmark yang naik hingga 211,79 basis poin," ujar Analis Indonesia Bond Pricing Agency, Lili Indarli.

Lili mengatakan, positifnya pasar obligasi dipicu oleh menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Kurs tengah Bank Indonesia pada perdagangan Selasa menguat ke level Rp 14.382 per dollar AS dibandingkan Senin (5/10) yang di level Rp 14.604 per dollar AS. Selain itu, berlanjutnya respons positif pasar terhadap pengumuman deflasi dan kebijakan paket ekonomi jilid II pekan lalu juga diperkirakan menjadi faktor utama pendorong positifnya pasar obligasi. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…