Prof Dr Burhanudin Abdullah, Rektor Institut Koperasi Indonesia (Ikopin) - Perlu Pusat Studi Koperasi Kelas Dunia

Pertemuan Konsultasi Regional Koperasi Asia Pasifik merekomendasikan perlunya reformasi internal koperasi agar gerakan koperasi dunia mendapat pengakuan global. Untuk itu, mendesak didirikannya pusat riset dan global cooperative university serta memperkuat jaringan bisnis koperasi global.

Dalam pemaparannya, Rektor Institut Koperasi Indonesia (Ikopin) Prof Dr Burhanudin Abdullah mengatakan, salah satu rekomendasi penting menuju reformasi internal dan pengakuan dunia terhadap koperasi adalah perlunya mendirikan pusat studi serta kampus koperasi berkelas dunia di kawasan Asia Pasifik.  Sebab, secara internal, gerakan koperasi mengalami kesenjangan generasi tua dan muda, selain citra koperasi yang marginal. Karena itu, perlu menemukan pendekatan-pendekatan baru untuk mengembangkan koperasi di masa depan, khususnya di kalangan kaum muda dan wanita. Secara eksternal, koperasi global dituntut untuk terlibat aktif dalam mengatasi berbagai isu global seperti kemiskinan, kelaparan, ketimpangan, pendidikan, kesehatan, dan penyelamatan lingkungan.

“Keberadaan pusat kajian dan universitas kelas dunia itu akan menjadi candradimuka yang mengkaji berbagai pendekatan, sistem, model, dan strategi pengembangan koperasi modern agar mampu memainkan peran penting dalam berbagai masalah global. Semua hasil kajian itu menjadi acuan dasar bagi universitas koperasi global yang akan menempa para ‘pemimpin’ koperasi”, papar Burhanuddin. 

Rekomendasi lain yang menarik adalah bagaimana mencari cara agar kehendak politik (political will) dari pemerintah didukung dengan kapasitas politik untuk mewujutkannya di tingkat implementasi. “Kehendak politik mendukung gerakan koperasi tanpa kapasitas politik untuk mewujutkannya sama dengan omong kosong. Akhirnya ya, koperasi hanya sebatas omong-omong di atas kertas dan forum-forum diskusi dan seminar,”   

“Di Indonesia, koperasi memiliki landasan konstitusional dalam Pasal 33 UUD 1945. Di era Presiden Soekarno dan Soeharto, koperasi bertumbuh dan berkembang baik karena ditopang kapasitas politik walaupun kebijakan lebih bersifat top down. Sebaliknya, selama era Reformasi, politisi dan banyak pihak lagi gencar berbicara ekonomi kerakyatan, ekonomi konstitusional, tapi faktanya sistem ekonomi kapitalistik neoliberalistik justru kian mencengkram. Itu karena  pemerintah tidak memiliki kapasitas politik untuk mewujutkan sistem sosial ekonomi konstitusional berbasis koperasi,” kata Burhanudin Abdullah. 

Dalam diskusi selama dua hari itu, mengemuka dukungan kepada negara-negara yang belum atau kurang mendapat dukungan politik untuk perkoperasian. Di beberapa negara Asia Pasifik, bahkan tidak memiliki kementerian koperasi. Di Laos dan Kamboja bahkan belum memiliki Undang-Undang perkoperasian.

Terkait kapasitas politik, Ketua Umum Dekopin Nurdin Halid berpendapat, akar persoalan di Indonesia adalah politik sosial ekonomi yang tercantum dalam Pasal 33 belum mampu dideskripsikan secara utuh oleh para pemimpin politik di Indonesia melalui regulasi-regulasi. Hampir semua undang-undang yang ada justru menyuburkan praktik ekonomi kapitalistik neoliberalistik. ‘Kegagalan’ pendeskripsian itu berimplikasi pada tataran  kebijakan dan implementasi yang ada.

 

 

BERITA TERKAIT

Di Tengah Ancaman Boikot, Danone Terus Disoal

Nama perusahaan multinasional asal Prancis, Danone terus bikin geger. Danone dan banyak perusahaan multinasional lainnya  dikecam di seluruh dunia karena aktif…

Khong Guan Luncurkan Biscuits House di KidZania

Memperkenalkan lebih dekat lagi biskuit Khong Guan kepada anak-anak sejak dini sebagai biscuit legendaris di Indonesia, Khong Guan Group Indonesia…

KUR, Energi Baru Bagi UKM di Sulsel

Semangat kewirausahaan tampaknya semakin membara di Sulawesi Selatan. Tengok saja, berdasarkan data yang dimiliki Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulsel,…

BERITA LAINNYA DI Peluang Usaha

Di Tengah Ancaman Boikot, Danone Terus Disoal

Nama perusahaan multinasional asal Prancis, Danone terus bikin geger. Danone dan banyak perusahaan multinasional lainnya  dikecam di seluruh dunia karena aktif…

Khong Guan Luncurkan Biscuits House di KidZania

Memperkenalkan lebih dekat lagi biskuit Khong Guan kepada anak-anak sejak dini sebagai biscuit legendaris di Indonesia, Khong Guan Group Indonesia…

KUR, Energi Baru Bagi UKM di Sulsel

Semangat kewirausahaan tampaknya semakin membara di Sulawesi Selatan. Tengok saja, berdasarkan data yang dimiliki Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulsel,…