Balita Paling Rentan Terkena Dampak Asap

Balita paling rentan terkena dampak asap

 

Anak-anak yang berusia bawah lima tahun (balita) paling rentan terkena dampak kabut asap karena pada umur tersebut saluran nafas belum terbentuk sempurna, kata dokter spesialis anak dr. Tjatur Kuat Sagoro Sp.A.Polutan asap akan semakin menimbulkan dampak parah jika anak-anak tersebut sebelumnya telah menderita penyakit respirasi seperti asma."Untuk anak yang sehat saja polutan dari kabut asap akan membuat tidak nyaman," ujar Tjatur di Jakarta.

Dokter yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Medik RSUP Persahabatan ini melanjutkan, paparan asap yang berlangsung dalam waktu tertentu juga bisa menimbulkan iritasi seperti di bagian mata dan kulit.

Oleh karena itu, ia mengimbau agar anak-anak diberikan nutrisi yang baik dan jangan keluar rumah. Selain itu, jika memungkinkan, sirkulasi udara dalam tempat tinggal juga diatur.Cara lain untuk meminimalisasi dampak asap adalah dengan menggunakan masker, disarankan dengan masker N95.

Sementara, terkait pembakaran hutan penyebab kabut asap parah di beberapa wilayah Indonesia, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia menemukan bahwa dari Januari hingga September 2015, ada 16.334 titik panas (berdasarkan LAPAN) atau 24.086 (berdasarkan NASA FIRM) yang tersebar di lima provinsi dengan kebakaran hutan terparah yaitu Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan dan Riau.

Titik-titik tersebut berada di konsesi perusahaan. Beberapa di antaranya yaitu Kalimantan Barat ada 2.495, Kalimantan Tengah 5.672, Riau 1.005, Sumatera Selatan 4.416 dan Jambi 2.842.

Nilai ISPU di daerah-daerah tersebut dalam beberapa waktu belakangan sudah di atas level berbahaya. Contoh di Kalimantan Barat, indeks standar pencemaran umum (ISPU) sempat mencapai angka 1.300 atau empat kali lipat level berbahaya (di angka 300-500), sementara nilai ISPU rata-rata mencapai 600-800.

Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru merilisi kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan yang menyelimuti sejumlah wilayah di Riau terus memburuk yang mengakibatkan jarak pandang berkisar 50 meter.

Berdasarkan data yang diterima Antara pada Selasa pukul 07.00 WIB jarak pandang di Pelalawan berkisar 50 meter, sementara di Pekanbaru dan Kota Rengat Kabupaten Indragiri Hulu berkisar 100 meter serta Kota Dumai berkisar 200 meter."Ini merupakan kabut asap terburuk dan terlama sepanjang sejarah Riau," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru Sugarin di Pekanbaru.

Kabut asap pekat tersebut turut terpantau di wilayah Pulau Bengkalis yang berada di Selat Malaka dan wilayah Kabupaten Siak. Berdasarkan data BMKG, hanya terpantau satu titik api di Riau yakni di Kabupaten Indragiri Hilir.Sementara kabut asap pekat ini disinyalir merupakan kiriman dari Provinsi Sumatera Selatan mengingat pada Selasa ini terpantau 360 titik panas dari total 384 titik yang terdeteksi di Sumatera.Titik panas lainnya turut terpantau di Jambi dengan 10 titik, Lampung lima titik, Sumatera Barat enam titik, Bangka Belitung dua titik.

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…