BBM vs Suku Bunga

 

Tekad pemerintah menurunkan harga BBM terlihat dari keseriusan Presiden Jokowi setelah meluncurkan paket kebijakan ekonomi I dan II. bahkan Presiden akan meluncurkan kembali kebijakan ekonomi III pekan ini. Luar biasa respon pasar menyambut positif gebrakan pemerintah tersebut.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada Selasa (6/10) melesat naik ke level 4.254-4.260, dan kurs  rupiah pada pembukaan Selasa pagi menguat ke posisi Rp 14.100 dari semula Rp 14.654 per US$ pada akhir pekan lalu.

Dibanding paket kebijakan ekonomi I dan II, paket kebijakan ekonomi III sepertinya punya daya dorong yang lebih kuat. Itu karena presiden memberi sinyal penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis premium dan solar. Dalam paket kebijakan lanjutan itu, presiden juga mengindikasikan akan "memaksa" bank sentral memangkas suku bunga acuan (BI Rate) yang sejak Januari  dipatok 7,5%.

Tidak salah, jika dampak penurunan harga BBM bersubsidi dan BI Rate akan luar biasa besar terhadap perekonomian nasional. Kedua hal itu pula yang sesungguhnya diidam-idamkan dunia usaha dan masyarakat saat ini. Penurunan harga BBM akan membuat beban berat yang dipikul masyarakat setidaknya sedikit berkurang. Jika harga premium dan solar turun, daya beli masyarakat naik, sehingga konsumsi rumah tangga meningkat.

Penurunan harga BBM bersubsidi juga akan menyebabkan ekonomi biaya tinggi yang mencekik dunia usaha sedikit longgar. Jika harga premium dan solar turun, biaya distribusi dan biaya produksi bisa ditekan, sehingga perusahaan-perusahaan manufaktur tidak menaikkan harga produk. Jika harga produk tidak naik, inflasi lebih terkendali dan ujung-ujungnya kinerja penjualan perusahaan akan membaik. Dengan begitu pula, perusahaan tak punya alasan untuk mem-PHK karyawan.

Penurunan harga BBM akan sangat terasa dampaknya di masyarakat secara langsung. Ongkos angkutan umum akan menurun, tarif buka pintu pertama taksi semula Rp 7.500 akan menurun menjadi sekitar Rp 6.000-Rp 7.000, yang jelas akan membuat roda perputaran supir taksi semakin lancar.

Seperti halnya dengan BBM, harapan penurunan BI Rate bakal meringankan langkah dunia usaha dan masyarakat. BI Rate dapat memicu turunnya suku bunga pinjaman perbankan, sehingga dunia usaha bisa memperoleh kredit dengan bunga lebih murah untuk membiayai kelangsungan usahanya. Jika suku bunga bank turun, masyarakat juga bisa mendapatkan dana murah.

 

Tidak hanya itu. Penurunan suku bunga akan membuat fungsi intermediasi perbankan berjalan lebih efektif. Kesehatan bank lebih terjaga karena volume kredit meningkat dengan rasio kredit bermasalah (non performing loan-NPL) yang lebih rendah.

 

Bagaimanapun, penurunan harga BBM bersubsidi dan BI Rate dapat mendorong kegiatan dunia usaha lebih cepat bergerak untuk mengangkat perekonomian nasional yang saat ini melambat. Data pertumbuhan ekonomi kuartal II- 2015 secara tahunan (yoy) hanya tumbuh 4,67%, lebih rendah dari periode yang sama 2014 maupun kuartal I- 2015 yang masing-masing tumbuh 5,03% dan 4,72%.

 

Jika tak ada terobosan pemerintah, perlambatan ekonomi kemungkinan terus berlanjut pada kuartal III dan IV tahun ini. Apabila hal itu terjadi, perekonomian nasional tahun ini bisa tumbuh di bawah 5% atau meleset dari target 5,2%, bahkan melenceng jauh dari asumsi makro APBNP 2015 sebesar 5,7%.

 

Masyarakat masih khawatir perlambatan ekonomi berlanjut hingga akhir tahun. Melihat kinerja ekspor terpuruk akibat anjloknya harga minyak dan komoditas seiring melambatnya perekonomian negara-negara tujuan ekspor. Investasi sulit diandalkan karena para investor memilih wait and see sampai ekonomi global pulih. Begitu juga konsumsi rumah tangga sedang menurun akibat tekanan inflasi, harapan kini tertumpu pada realisasi penurunan harga BBM dan penurunan BI Rate. Semoga!

 

BERITA TERKAIT

Laju Pertumbuhan Kian Pesat

  Pertumbuhan ekonomi sebagai sebuah proses peningkatan output dari waktu ke waktu menjadi indikator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu…

Kredibilitas RI

Pemilu Presiden 2024 telah berlangsung secara damai, dan menjadi tonggak penting yang tidak boleh diabaikan. Meski ada suara kecurangan dalam…

Pangan Strategis

Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak…

BERITA LAINNYA DI Editorial

Laju Pertumbuhan Kian Pesat

  Pertumbuhan ekonomi sebagai sebuah proses peningkatan output dari waktu ke waktu menjadi indikator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan suatu…

Kredibilitas RI

Pemilu Presiden 2024 telah berlangsung secara damai, dan menjadi tonggak penting yang tidak boleh diabaikan. Meski ada suara kecurangan dalam…

Pangan Strategis

Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak…