Melawan Prilaku Konsumerisme - Saatnya Berani Memulai dan Tidak Menunda

NERACA

Jakarta –Kalimat bijak mengatakan, rajin pangkal pandai dan hemat pangkal kaya menjadi gambaran  betapa pentingnya kerja keras pantang menyerah untuk mendapatkan hasil optimal yang di inginkan dan hemat bukan berarti pelit, namun mendahulukan sesuatu yang menjadi kebutuhan ketimbang hanya sekedar keinginan. Bersikap hemat sendiri banyak manfaatnya agar mempersiapkan masa depan lebih baik dan tidak bangkrut dikemudian hari.

Ya, bersikap bijak menggunakan keuangan tidak ada ruginya dan sebaliknya menuai keuntungan. Apalagi ditengah kondisi perlambatan ekonomi dan anjloknya nilai tukar rupiah, sangat disarankan untuk tetap menggunakan keuangan sebaik mungkin dengan perencanaan keuangan yang matang dan bijak untuk memilah mana kebutuhan dan keinginan. Suka tidak suka, ditengah minimnya tingkat literasi keuangan masyarakat dan diperburuk dengan masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengatur perencanaan keuangan, menjadi tantangan bagaimana menyadarkan masyarakat pentingnya mengelola sebuah keuangan untuk masa depan.

Pola pikir masyarakat yang jangka pendek atau berpikir bagaimana nanti dan bukan nanti bagaimana, menjadi hambatan besar dan diperlukan keinginan yang kuat dari diri sendiri untuk memulai kesadaran mengatur keuangan yang baik. Pasalnya, bukan jaminan seseorang yang piawai mengatur keuangan perusahaan, juga mahir mengatur keuangan pribadinya. Konsultan Perencana Keuangan dari One-Shildt Financial Planning, Fithri Adam mengatakan, rendahnya keinginan untuk mengatur keuangan pribadi menyebabkan borosnya pengeluaran seseorang.

Bagaimanapun segala sesuatu yang sudah kelola dan direncanakan akan lebih siap menghadapi masa depan, dibandingkan bila belum direncanakan. Membuat perencanaan keuangan yang baik memang tidak mudah. Rencana pendidikan anak, rencana dana hari tua, rencana kesehatan, bahkan perencanaan biaya liburan pun tak boleh terlupa untuk menjaga kesehatan keuangan keluarga. Pakar perencana keuangan, Safir Senduk bilang, ditengah perlambatan ekonomi saat ini hal yang paling penting dalam kelola keuangan adalah perbanyak investasi sesuai dengan kemampuan dan terukur.

Menurutnya, saat ini mulailah berhentilah berpikir bahwa kita bekerja untuk mendapatkan gaji besar, lalu gaji besar itu habis untuk memenuhi kebutuhan kita yang ikut membesar juga. “Ini keliru. Bicara kebutuhan, maka kebutuhan itu tak akan ada habisnya. Makin besar penghasilan seseorang, biasanya makin tinggi pula gaya hidupnya, hingga hasilnya uang gaji hanya habis untuk kebutuhan hidup tiap bulan,”ujarnya.

Dia menuturkan, mulailah cara berpikir bahwa gaji yang didapat itu harus bisa untuk membeli aset masa depan. “Saat gaji kecil, belilah aset yang mampu dibeli, sekecil apapun itu. Ketika gaji semakin besar, maka carilah aset yang juga bernilai besar di masa depan,”tandasnya.

Prioritaskan Kebutuhan

Kemudian berikutnya, mempersiapkan dana untuk masa depan, seperti dana pensiun, biaya sekolah anak, membeli rumah atau mempersiapkan dana pernikahan bagi mereka yang masih bujang dan memiliki asuransi. Selanjutnya, kata Safir, bijak mengelola keuangan adalah dengan pandai mengatur pengeluaran dengan memprioritaskan kebutuhan dibandingkan keinginan dan tidak tergiur terhadap diskon penjualan.”Diskon seringkali jadi daya tarik luar biasa untuk mengeluarkan uang dari dompet kita. Apalagi jika ditambah bonus menggiurkan,”tandasnya.

Semetara menurut Elin Waty, Direktur dan Chief Officer PT Sun Life Financial Indonesia, banyak masyarakat awam dalam perencanaan keuangan melakukan kesalahan umum dengan tidak memperhitungkan inflasi yang akan mengubah nilai uang. “Biaya sekolah tahun ini tentu berbeda dengan biaya sekolah 10 tahun mendatang. Kalau lupa memperhitungkan inflasi, maka bisa jadi target dana yang ditentukan akan terlalu rendah,”jelasnya.

Kemudian, lanjut Elin, investasi yang terlalu konservatif seperti tabungan atau deposito yang tidak memberikan keuntungan sebanding dengan tingkat inflasi, terus mengevaluasi rencana keuangan secara rutin dan terakhir tidak menyeimbangkan rencana pendidikan anak dengan rencana pensiun.”Jangan sampai terlalu mendahulukan rencana pendidikan anak tanpa memikirkan masa depan sendiri, apalagi kalau sampai mengambil dana dari perencanaan hari tua untuk pendidikan anak,”tuturnya.

Elin kembali menegaskan, kesalahan umum yang juga banyak dilakukan masyarakat, yaitu menunda-nunda pembuatan rencana keuangan. Padahal semakin lambat mulai merencanakan keuangan pribadi dan keluarga, maka semakin sedikit pula waktu punya untuk mencapai target dana yang ingin di capai. Oleh karena itu, menjawab itu semua Sun Life selalu gencar melakukan program literasi keuangan untuk bangsa Indonesia agar rakyat Indonesia dapat  memiliki kesadaran dalam mengelola keuangan dengan bijak, mengingat tingkat konsumerisme Indonesia sudah berada dalam posisi mengkhawatirkan.

Sun Life berkomitmen untuk memberi edukasi ini di berbagai tempat. Salah satunya melalui berbagai lembaga pendidikan mulai dari tingkat SMK hingga perguruan tinggi. Sun Life juga memberikan program yang sama kepada ibu rumah tangga yang memiliki bisnis untuk tak sekadar menghasilkan uang, tetapi mampu mengelola keuangannya dengan baik. (bani)

BERITA TERKAIT

Sukses Pengembangan Karyawan - BTN Tempati Posisi Top 3 Untuk Pengembangan Karier

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…

Atlantis Subsea Bidik Pendapatan Tumbuh 20%

NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…

Tensi Politik Timur Tengah Penyebab Anjloknya IHSG

NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sukses Pengembangan Karyawan - BTN Tempati Posisi Top 3 Untuk Pengembangan Karier

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…

Atlantis Subsea Bidik Pendapatan Tumbuh 20%

NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…

Tensi Politik Timur Tengah Penyebab Anjloknya IHSG

NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…