BEI Diminta Konsisten - Gubernur BI Cibir Kebijakan Pasar Modal

NERACA

Jakarta – Derasnya dana asing yang keluar dari pasar modal hingga triliunan rupiah, dituding Gubernur Bank Indonesia (BI) sebagai pemicu dibalik anjloknya nilai tukar rupiah. Kondisi ini bersebrangan dengan apa yang disampaikan analis pelaku pasar bila terkoreksinya indeks harga saham gabungan (IHSG) tidak lepas dari anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Gubernur BI, Agus Marto meminta PT Bursa Efek Indonesia (BEI) konsisten dalam menerapkan kebijakan di pasar modal yang sudah dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Menurutnya, hal ini perlu dilakukan untuk menjaga tren arus modal keluar (capital outflow) tidak terjadi kembali. “Jadi kalau di dunia pasar modal itu yang penting adalah kebijakan-kebijakan yang sudah dikeluarkan bisa di implementasikan dengan konsisten,"cibirnya di Jakarta, kemarin.

Lebih lanjut Agus menegaskan, kebijakan-kebijakan yang diterapkan secara konsisten bisa menciptakan sentimen positif di pasar modal. Menurutnya, saat ini faktor yang menekan perekonomian Indonesia adalah transaksi finansial. "Kemarin sebetulnya banyak outflow, khususnya di pasar modal. Nah, itu yang menyebabkan kondisinya banyak berpengaruh kepada nilai tukar rupiah," ujarnya.

Agus mengakui arus modal masuk tahun ini lebih sedikit ketimbang arus masuk 2014. Namun masih tetap positif karena masih ada capital inflow. "Tetapi positifnya, masih ada incoming flow, walaupun jumlahnya lebih sedikit. Ada negara lain yang incoming flow-nya sudah tidak ada," imbuhnya.

Sebelumnya Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Tito Sulistio angkat bicara soal masih tingginya acuan suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) dan mendesak BI untuk segera memangkas BI Rate dengan alasan menjadi hambatan dibalik melemahnya laju IHSG. Bahkan ditengah anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, diyakini tidak akan terkoreksi lebih dalam jika Bank Indonesia (BI) segera memangkas BI Rate.

Tito Sulistio pernah bilang, sudah tidak ada alasan lagi bagi BI untuk masih mempertahankan acuan suku bunga. Pasalnya, pergerakan rupiah dinilai tidak menembus level Rp14.700 per USD bila Bank Indonesia (BI) segera menurunkan suku bunga acuan (BI rate) hingga 50 basis poin (bps). Menurutnya, level BI rate di angka 7,5% tidak ideal dengan laju inflasi Januari-Agustus 2015 yang sebesar 2,29%. Bahkan, juga tidak ideal dibandingkan inflasi inflasi tahunan (year-on-year/yoy) yang sudah sudah mencapai level 7,1%.”BI rate diturunkan minimal 0,5% agar baik bagi perkembangan pasar modal. BI rate turun juga tidak akan ganggu rupiah. BI Rate turun akan dorong pertumbuhan ekonomi," jelas Tito.

Dia menilai, penurunan BI rate akan berbuah manis bagi pertumbuhan bisnis di sektor riil. Sebab, penurunan BI rate memperbaiki kinerja emiten yang secara tidak langsung bersentuhan dengan sektor riil. Bahkan, dampaknya jumlah investor pun mengalami peningkatan. (oz/bani)

BERITA TERKAIT

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…