Perkuat Basis Investor Lokal - BEI Agresif Buka Galeri Investasi di Kampus

NERACA

Jakarta – Ambisi untuk meningkatkan jumlah investor lokal potensial dari kalangan pelajar atau mahasiswa, menjadi alasan bagi PT Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk terus membuka galeri investasi atau dahulu dikenal dengan istilah pojok bursa di perguruan tinggi (PT).

Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia, Nicky Hogan mengatakan, pihaknya menargetkan pembukaan galeri investasi di 3.500 perguruan tinggi di dalam negeri. “Total universitas ada 3.500, kita akan buka galeri invetasi sampai 3.500," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Menurut Nicky, mahasiswa harus bisa memahami bahwa investasi di pasar saham bukan hanya sebagai alternatif dan pilihan, melainkan kebutuhan. “Karena investasi bukan alternatif, bukan pilihan tapi kebutuhan. Investasi memanfaatkan waktu, uang dan tenaga tapi memdapatkan keuntungan di masa yang akan datang," jelas dia.

Sebagai contoh, dia menambahkan, nilai mata uang rupiah dan daya beli masyarakat terus mengalami penurunan, sehingga adanya investasi dibutuhkan untuk menyeimbangi laju inflasi. "Nilai uang hari ke hari mengalami penurunan. Uang kuliah saya 30 tahun lalu Rp2 juta, sekarang Rp2 juta tidak cukup bayar uang sekolah anak saya,"ungkapnya.

Asal tahu saja, besarnya populasi penduduk Indonesia mencapai 250 juta jiwa, tentunya menjadi potensi pasar yang menjanjikan untuk menggenjot investor lokal di pasar modal. Namun faktanya, hanya sekitar 400.000 orang yang melakukan kegiatan perdagangan di pasar modal. Hal ini merupakan tantangan sekaligus peluang untuk mengajak lebih banyak lagi masyarakat untuk terjun ke industri pasar modal.

Apalagi, pihak BEI menargetkan di tahun 2017, porsi kepemilikan saham oleh investor lokal dapat mendominasi. Dimana persentase itu akan bergeser pelan-pelan dan mudah-mudahan dua atau tiga tahun ke depan porsi investor lokal lebih besar. Diakui Nicky Hogan, saat ini kepemilikan saham masih di dominasi investor asing.”Komposisi investor lokal di pasar modal khususnya saham hanya mencapai 36%, sedangkan sisanya sekitar 64% dikuasai oleh investor asing,”ujarnya.

Nicky menambahkan, kondisi ini membuat indeks harga saham gabungan (IHSG) mudah melemah ketika asing melakukan aksi jual saham. Menurutnya, dengan tingkat kepemilikan saham yang didominasi lokal maka membuat pasar modal Indonesia dapat lebih terjaga pergerakannya dan mampu menahan sentimen negatif dari dalam maupun luar negeri."‎Saya bandingkan dengan Malaysia dan Thailand. Di Thailand ada bom di Malaysia ada gonjang-ganjing politik, tapi indeksnya mereka tidak lebih parah penurunannya dari kita. Kenapa kita begitu? Karena tingkat keterlibatan investor lokal yang cukup besar," tutur Nicky.

‎Menurut Nicky, upaya BEI menambah investor lokal dengan membuat program-program yang mengedukasi dan menyosialisasikan pasar modal ke masyarakat. Misalnya, bekerja sama dengan universitas mengadakan seminar, membuka Gedung BEI sebagai tujuan wisata edukasi untuk pelajar, menggandeng emiten untuk menginvestorkan karyawannya, dan lain-lainnya.‎"Tantangan kita adalah waktu. Jadi, ini hanya waktu saja dan kita optimis dan berusaha meningkatkan investor lokal. Kita sosialisasikan saham itu tidak bikin pusing, tidak mahal, tidak berisiko, tidak haram, dan bukan spekulasi," ujar Nicky. (bani)

BERITA TERKAIT

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…