Pemerintah Diminta Fokus Perbaiki Ekonomi Dalam Negeri - Kesampingkan Faktor Eksternal

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Pemerintah diminta tidak mengandalkan perkembangan ekonomi di eksternal atau luar negeri dan diharapkan bisa fokus melakukan perbaikan ekonomi di dalam negeri di tengah terus melemahnya nilai tukar rupiah. Pengamat ekonomi Indonesia Green Investment Corporations (IGICo) Advisory Martin Panggabean mengatakan Indonesia tidak bisa lagi bergantung pada peningkatan harga komoditas yang terus melemah, maupun pemulihan perekonomian Tiongkok.

"(Tidak pula bergantung) pada The Fed yang masih tetap akan menaikkan suku bunga pada akhir tahun ini, tetapi harus segera memperbaiki perekonomian di dalam negeri," katanya Martin dalam keterangan tertulisnya seperti yang dilansir laman Antara, kemarin.

Menurut dia, ekspektasi pasar belum akan membaik lantaran kondisi ekonomi Indonesia masih belum menunjukkan tanda-tanda pembalikan ke arah ekonomi yang baik. "Kurs rupiah terus melemah hampir menyentuh Rp15.000 per dolar AS. Harga SUN dan obligasi belum naik, serta The Fed masih tetap akan menaikkan suku bunga akhir tahun ini, sehingga permasalahan ini dapat terus membebani perekonomian Indonesia, khususnya perbankan," ujarnya.

Martin menyarankan pemerintah segera melanjutkan proyek pembangunan infrastruktur yang sudah menjadi program dan merealisasikan beberapa kebijakan paket deregulasi serta debirokratisasi yang sudah terbit dijalankan dengan konsisten sesuai dengan target. Hal itu diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong ekonomi berbalik arah.

Dia menambahkan, kurs rupiah juga perlu dijaga karena saat ini sudah berada pada taraf yang mengkhawatirkan. "Buruknya ekspektasi masyarakat terhadap prospek perekonomian dilambangkan dari kurs. Sebaiknya Bank Indonesia dan pemerintah perlu menjaga ekspektasi tersebut supaya tidak semakin negatif. Intervensi diperlukan, namun perlu juga menjaga cadangan devisa," katanya.

Lebih lanjut, menurut Martin, peraturan untuk menghalangi bank melakukan spekulasi terhadap mata uang rupiah perlu di-"reintroduce" karena pelaporan PDN (Posisi Devisa Neto) setiap 30 menit yang pernah diberlakukan dapat mengurangi spekulasi.

Selain itu, Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) juga perlu mengedukasi masyarakat menengah bawah terkait perannya. "Kontribusi masyarakat menengah bawah ini diperlukan agar terbangun kenyamanan menabung di bank, selama bank tersebut memberikan bunga yang wajar (~9,25 persen)," katanya.

LPS juga perlu memastikan agar syarat-syarat pencairan dana harus dipenuhi oleh perbankan pada saat ini untuk menghindari kekacauan dan sengketa jika memang banyak bank yang kolaps. Martin menilai saat ini kinerja saham sektor perbankan dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) relatif masih mengalami pelemahan. "Penurunan harga saham perbankan mengindikasikan ekspektasi para pelaku pasar terhadap kinerja perbankan dalam enam hingga sembilan bulan ke depan masih kurang baik," tuturnya.

Di dalam negeri, kondisi rupiah terus mengalami pelemahan. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, pada Kamis pagi, bergerak melemah tipis sebesar delapan poin menjadi Rp14.643 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.635 per dolar AS. Menurut Analis dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong, penguatan dolar AS didukung oleh rilis data pekerja swasta Amerika Serikat yang meningkat sekitar 200.000, melampaui proyeksi sebagian kalangan analis di 194.000 pekerja. "Penaikan itu melampaui perkiraan dan mendukung prospek kenaikan suku bunga AS pada tahun ini," katanya.

 

BERITA TERKAIT

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Pemerintah Pastikan Defisit APBN Dikelola dengan Baik

  NERACA Jakarta – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih terkelola dengan baik. “(Defisit)…

Kemenkeu : Fiskal dan Moneter Terus Bersinergi untuk Jaga Rupiah

  NERACA Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan kebijakan fiskal dan moneter terus disinergikan…

Kereta akan Menghubungkan Kawasan Inti IKN dengan Bandara Sepinggan

    NERACA Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengungkapkan kereta Bandara menghubungkan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan atau KIPP…