Oleh : Agus Yuliawan

Pemerhati Ekonomi Syariah

Perekonomian nasional saat ini mengalami kelesuan,  diperparah lagi dengan  sektor riil yang mengalami kelambanan. Jika situasi ini terus berlanjut,  maka akan menjadikan krisis ekonomi yang tak akan pernah selesai.  Namun, harapan untuk keluar dari krisis masih bisa dilakukan--apabila ekonomi masyarakat berbasis komunitas bisa tetap eksis. Seperti pelaku-pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) masih melakukan aktifitas transaksi ekonomi. Pelaku ekonomi inilah yang diyakini mampu untuk eksis dalam situasi krisis.  Untuk itu dukungan terhadap pelaku UMKM harus dilakukan, juga kebijakan terhadap UMKM adalah sebuah keniscayaan.   

Eksistensi UMKM--tak lepas dari  permodalan yang merupakan modal usaha, ditengah situasi krisis seperti ini, peran perbankan untuk menyalurkan permodalan sangat minim. Bahkan uang masyarakat dalam bentuk Dana Pihak Ketiga (DPK) yang selama ini serap dari daerah dan kampung kampung sangat minim untuk disalurkan dalam pembiayaan. Maka dari itu Lembaga Keuagan Mikro Syariah (LKMS) yang berbasis  komunitas sebagai ujung tombaknya. Dengan LKMS, dana masyarakat yang terkumpul diputar untuk disalurkan kemasyarakat dengan demikian--ketika masyarakat butuh pembiayaan maka secara cepat lembaga tersebut akan mencairkan.  Maka dari itu adanya LKMS yang bertebaran dimasyarakat harus diperkuat baik manajemennya maupun kelembagaanya. Sehingga LKMS kuat maka ekonomi rakyat juga kuat.

Dengan adanya berbagai pengalaman krisis yang pernah menimpa di negeri ini dan hanya ekonomi rakyat yang masih mampu eksis. Harusnya  menjadikan pengalaman pemerintah dalam mengambil kebijakan, pemerintah harus komitmen terhadap ekonomi konstitusi. Begitu pula masyarakat harus sadar pula,  dengan kekuatan hanya membeli produk-produk yang dimiliki olah rakyat  sebenarnya yanh membuat  negeri ini bebas dari krisis. Karena krisis ekonomi yang terjadi merupakan buih efek domino dari krisis negara lain.

Maka itu filosofi orang Minang bisa dijadikan pedoman dalam menumbuhkan semangat ekonomi kerakyatan. Dimana jika  kita makan  ke rumah makan Padang yang beli adalah berbagai etnis, tapi pemilik rumah makan Padang  orang Minang  membeli bahan bahan makanan untuk kebutuhan  rumah makan berasal dari orang Minang tidak kepada orang lain. Dengan demikian perputaran ekonomi komunitas orang Padang lebih liquid daripada komunitas lain. Bayangkan jika bangsa Indonesia melakukan ini,  kita jual produk kepada orang lain tapi beli bahan kepada saudara kita sendiri. Dengan semangat kekeluargaan inilah kedaulatan ekonomi mampu kita raih.

Semangat kekeluargaan inilah sebenarnya  sesuai dengan ajaran Islam yang selalu mengedepankan nilai ukhuwah Islamiyah. Maka membicarakan tentang ekonomi syariah esensinya sama dengan semangat ekonomi konstitusi yang menjadikan dasar ekonomi bangsa Indonesia yang menjunjung nilai ukhuwah dan kekeluargaan. Semoga pandangan ini menjadikan pedoman kita semua dalam menghadapi situasi krisis saat ini.