Dampak Melemahnya Harga CPO - Pendapatan Astra Agro Turun 30,58%

NERACA

Jakarta – Dimusim kemarau saat ini, tidak hanya produksi sawit PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang mongering. Namun performance kinerja keuangan anak usaha dari Astra Internasional ini juga ikut terkoreksi. Tercatat sampai delapan bulan pertama tahun ini, pendapatan AALI mencapai Rp 5,31 triliun. Nilai tersebut mengering 30,58% dari Rp 7,65 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, Rabu (30/9).

Selain itu, volume penjualan CPO AALI turun 20,1% dari 889.978 ton di Agustus tahun lalu menjadi 710.879 ton di periode yang sama tahun ini. Lalu penurunan penjualan ini ditimpa dengan harga CPO yang terus melemah. Rata-rata harga jual CPO AALI tercatat Rp 7.474 per kg. Harga tersebut turun 13,1% dari Rp 8.604 per kg.“Melemahnya harga CPO dunia sepanjang Agustus 2015 berpengaruh terhadap turunnya harga jual CPO AALI,”kata Direktur Keuangan AALI Rudy.

Rata-rata harga jual CPO AALI di Agustus ini merupakan harga jual terrendahnya. Sepanjang tahun ini, harga tertinggi tampak pada bulan Maret yakni Rp 8.069 per kg. Setelah itu, harganya melandai sampai Mei dan kembali menanjak di Juni. Namun setelah itu, harganya kembali merosot.

Rudy menyebut, penurunan volume penjualan CPO terjadi karena sebagian produksinya dialihkan menjadi olein. Nah, ini berdampak membuat volume penjualan olein AALI meningkat signifikan. Penjualan produk turunan CPO tersebut melonjak 85,2% dari 137.976 ton ke posisi Rp 255.516 ton. Sayangnya, pendapatan kernel AALI mengering 21,53% ke posisi Rp 1,02 triiun. Volume penjualan kernelnya menipis 7,2% dari 229.901 ton menjadi 213.357 ton. Lalu rata-rata harga jualnya merosot 15,3% dari Rp 5.680 per kg menjadi Rp 4.813 per kg.

Disamping itu, produksi minyak kelapa sawit Astra Agro Lestari hingga Agustus turun tipis 0,3% dari 1,14 juta ton priode yang sama tahun lalu menjadi 1,13 juta ton tahun 2015."Penurunan ini disebabkan oleh produksi Tandan Buah Segar (TBS) AALI yang turun dan diimbangi dengan pembelian buah dari pihak eksternal yang naik," ujar Rudy.

Produksi TBS nukleus perusahaan perkebunan milik Grup Astra ini berkurang 0,7% dari 3,69 juta ton menjadi 3,66 juta ton. Sedangkan, AALI menggenjot pembelian TBS dari pihak eksternal. Ini terlihat dari produksi TBS eksternalnya yang meningkat 6% dari 1,52 juta ton ke posisi 1,61 juta ton.

Secara keseluruhan, produksi TBS AALI menipis 0,9% dari 3,7 juta ton menjadi 3,67 juta ton. Lalu yield tanamannya pun turun 1% dari 14,48 ton per hektar menjadi 14,34 ton per hektar. Produksi TBS di Sumatera dan Sulawesi masing-masing mekar 4,5% dan 3%. Namun produksinya di Kalimantan mengering 7,6%. Lebih lanjut, produksi kernel AALI turut mengalami penurunan. Sampai Agustus, AALI memproduksi 241.077 ton kernel. Angka tersebut melorot 1,3% dari 244.163 ton di periode yang sama tahun sebelumnya. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…