Black Market Dolar AS

Oleh Fauzi Aziz

Pemerhati Industri dan Perdagangan

 

Paket Kebijakan Ekonomi September-I dan September-II sudah diumumkan oleh pemerintah, tetapi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tetap lunglai tak berdaya. Rabu, 30 September 2015 di media TV nilai tukarnya tembus angka Rp 14.800 per US$. Kalau kita percaya pada hukum pasar, maka berarti permintaan penukaran rupiah terhadap dolar AS meningkat sehingga nilai tukar rupiahnya melemah.

Daya upaya pemerintah dan BI untuk menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terkesan tidak membuahkan hasil. Kredibilitas kebijakan menjadi "dipertanyakan", dan wibawa pembuat kebijakan juga ikut terkena imbasnya, yaitu "runtuh". Logika ekonomi menjadi tidak jalan karena dolar AS di pasar finansial Indonesia sangat digdaya, sementara itu, rupiah di negerinya sendiri tidak berdaulat lagi.

Kredibilitas yang "dipertanyakan", dan wibawa yang "runtuh" sangat kontra produktif dengan upaya perbaikan kinerja ekonomi yang sedang diupayakan pemulihannya, sehingga fenomena ini tentu akan melahirkan tindakan yang bersifat spekulatif akibat para pemegang rupiah sudah kehilangan kepercayaan.

Energi pemerintah dan BI sudah banyak terkuras untuk melakukan mitigasi "penyelamatan", ternyata hasilnya tidak maksimal. Mitigasi penyelamatan ekonomi belum menampakkan hasil, mitigasi asap terkesan tidak all out, dan telah menimbulkan kerugian bagi masyarakat yang ter dampak karena aktivitas mereka di rumah dan di luar rumah semua terganggu.

Karena di pasar finansial dan pasar modal selalu dikenal ada istilah money game atau spikulasi, dan atau ada pula yang mengatakan bahwa bermain valas di pasar uang sama saja seperti orang sedang "berjudi", maka situasi ini telah membuat rupiah saat ini tidak  ada nilainya. Kata nenek di kampung kepada cucunya mengatakan bahwa "duitmu wis ora ono ajine nak”.

Oleh sebab itu, kata bijak yang keluar dari ucapan sang nenek adalah jangan guna kan uangmu untuk jajan yang tidak perlu, sebab uang nenek yang ada ditabungan sudah makin mengering. “Sabar yo cu, sing penting kita masih bisa makan, meskipun ala kadarnya karena lauk pauknya wis larang kabeh”.

Inilah dampak paling buruk dan nyata yang terjadi di masyarakat golongan kelas menengah ke bawah. Punya rupiah pas-pasan yang ada di koceknya, tetapi nilainya makin susut. Sudah begitu ancaman PHK setiap saat bisa datang akibat perusahaan tempat mereka bekerja juga terkena dampak pelemahan ekonomi dan nilai tukar.

Wong cilik semua hanya bisa pasrah melihat negerinya sedang sakit, tentu sambil bertanya apa yang sedang terjadi? Apa salahnya rupiah, kok wong sing sugih, tega-teganya membiarkan rupiahnya terpuruk nilainya. Jawaban wong sugih dengan entengnya mengatakan bahwa "emangnya gue pikirin", dan emangnya gue disuruh miskin kalau pegang rupiah yang nilainya terpuruk. Ini kan negara demokrasi, uang punya gue sendiri, mau gue tukarin dolar atau mata uang yang lain itu hak prerogatif gue. Ungkapan ini bukan klise atau didramatisasi, tetapi dalam keseharian memang benar-benar terjadi.  Buktinya money changer setiap hari laris manis banyak pengunjung yang menukarkan rupiahnya ke dolar AS atau valas yang lain. Belum lagi yang penukarannya dilakukan di tempat lain.

BERITA TERKAIT

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…

BERITA LAINNYA DI

Kolaborasi Hadapi Tantangan Ekonomi

Oleh: Sri Mulyani Indrawati Menteri Keuangan Proses transisi energi yang adil dan terjangkau cukup kompleks. Untuk mencapai transisi energi tersebut,…

Dunia Kepelautan Filipina

  Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin)   Dunia kepelautan Filipina Tengah “berguncang”. Awal ceritanya dimulai dari…

Dilemanya LK Mikro

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Kehadiran lembaga keuangan (LK) mikro atau lembaga keuangan mikro syariah (LKM/LKMS) dipandang sangat strategis.…