Kendati bukan makanan khas asal Indonesia, burger sudah popular di tanah air. Roti berbentuk bundar asal Amerika Serikat yang rasanya lezat dan praktis dalam proses penyajiannya ini, sangat digemari banyak kalangan, dari anak-anak hingga dewasa. 

Wajar, jika saat ini semakin banyak pelaku usaha burger. Salah satu pemainnya adalah Winna Siddiq  dengan bendera usaha Burger Sumo. Usaha ini didirikan Winna sejak tahun 2014 di Medan, Sumatera Utara. 

Untuk mengembangkan bisnisnya, Winna menawarkan pakat kemitraan sejak Januari 2015. Saat ini, Burger Sumo telah memiliki 20 gerai. Dari jumlah itu, empat gerai milik pusat. Sisanya milik mitra yang tersebar Tebing Tinggi dan Pematang Siantar, Medan.

Burger Sumo menawarkan paket investasi kemitraan Rp 12,5 juta. Mitra akan mendapatkan fasilitas gerobak, alat masak, alat jualan, tenda dan bahan baku awal untuk 58 porsi. Sistem kerjasama berlaku selamanya.

Winna tidak mengenakan royalty fee maupun frenchise fee dalam kemitraan ini. Mitra hanya diwajibkan membeli bahan baku dari pusat berupa roti, saus, dan daging. 

Ada dua model produk burger yang ditawarkan Burger Sumo. Yakni, ukuran kecil yang diberi nama baby burger dan ukuran jumbo atau burger sumo. Selain itu, ada menu hot dog dan egg roll. Burger disajikan dengan daging bakar berbalur saus pedas manis, blackpapper dan sambal plecing.

Untuk mitra yang ingin bergabung dengan Burger Sumo,  Winna menyarankan mencari tempat usaha di sekitar pinggir jalan yang ramai, kantin sekolah atau kampus. Satu geramempekerjakan dua orang karyawan dengan standar gaji Rp 800.000 per bulan.

Menurut Winna, omzet gerai Burger Sumo rata-rata Rp 400.000 per hari. Setelah dipotong biaya operasional, mitra ditargetkan balik modal sekitar empat bulan. "Kelebihan produk kami kualitas rasanya. Bahan daging burger dan saus saya racik sendiri. Burger Sumo juga tanpa MSG," promo Winna. 

Pengamat waralaba dari Ben WarG Consulting, Bije Widjajanto, mengatakan, burger merupakan salah satu makanan favorit masyarakat indonesia, sementara untuk peluang bisnis makanan ini masih cukup menjanjikan. Usaha burger masih belum menunjukkan grafik menurun yang signifikan. Salah satu alasannya adalah masih banyaknya pemain baru dalam bisnis ini yang terus bermunculan. Ada juga dari mereka yang yang menangkap peluang dengan menawarkan bisnis burger dengan sistem waralaba atau kemitraan.

“Prospek bisnis burger masih cerah. Tetapi persaingan bisnis ini sudah ketat. Untuk pemain baru, perlu membidik segmen pelanggan dengan jelas. Serta perlu dilihat siapa saja kompetitornya di segmen itu. Bagi calon mitra, agar tidak terlalu terpaku pada hitung-hitungan omzet. Sebaiknya, mitra fokus mempelajari segmen produk yang ditawarkan, konsep bisnis, rekam jejak pewaralaba, dan komitmennya terhadap mitra. Harus tahu apakah berjangka panjang atau tidak,” katanya.