Investor Diminta Selektif Koleksi Saham

NERACA

Palembang - Pelaku pasar modal harus lebih selektif dalam membeli saham di saat kondisi ekonomi belum membaik seperti ini karena kejatuhan harga akibat kinerja buruk suatu perusahaan sangat rentan terjadi.”Pilihlah perusahaan yang return on equity (roe) tinggi atau rasio kemampuan mendapatkan laba dari saham yang dimiliki di atas 25%, kemudian memiliki debt to equity (der) yang kecil atau rasio antara modal dengan hutang, dan price earning ratio (per) yang rendah atau rasio yang menggambarkan bagaimana keuntungan perusahaan terhadap harga sahamnya," kata Pejabat sementara Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Palembang, Early Saputra di Palembang, Rabu (9/9).

Dia menuturkan, ada baiknya para investor menggunakan metode fundamental untuk menilai performa suatu perusahaan sebelum mengambil keputusan untuk membeli sahamnya. Selain itu, pelaku pasar juga harus mempertimbangkan mengenai economic moort atau kinerja perusahaan itu untuk menilai apakah mampu bertahan di saat krisis.

Menurut Early, kondisi tersebut dapat diamati dengan jelas justru di saat harga saham jatuh seperti saat ini. "Perusahaan yang bagus itu, labanya tetap bertumbuh meski dalam kondisi sulit, sederhana saja," kata dia.

Dengan menggunakan metode fundamental ini, menurut Early, setidaknya investor sudah menerapkan manajemen resiko."Sebenarnya, persoalan bukan pada penurunan atau naiknya harga saham tapi pada seberapa bagus perusahaan yang sahamnya akan dibeli ini. Jika pelaku saham memakai konsep ini maka dia sudah menjadi sebenar-benarnya investor karena terpengaruh oleh kondisi yang ada," kata Early.

Menurut Early tidak ada yang bisa menentukan kapan saat terbaik membeli saham suatu perusahaan karena posisi titik terendah baru diketahui setelah terjadi balik arah. Oleh karena itu dibutuhkan analisa yang tepat sebelum mengambil keputusan dengan menggunakan beragam informasi, terutama dari laporan keuangan yang bisa diakses melalui Bursa Efek Indonesia.

Dia menambahkan, sementara itu saat ini merupakan waktu yang tepat untuk menemukan perusahaan berforma baik karena ketika pelemahan ekonomi terjadi maka akan terlihat dengan sendirinya."Sehingga, saat ini adalah waktu yang tepat bagi yang ingin belajar pasar modal. Di saat harga turun, maka investor pemula dapat mengamati dengan jelas pergerakan saham suatu perusahaan," ujarnya.

Sementara itu, penurunan harga saham terjadi hampir merata yang disinyalir akibat pengaruh krisis ekonomi global, belum diumumkannya suku bunga bank sentral Amerika Serikat The Fed, dan belum membaiknya perekonomian dalam negeri. Tercatat jumlah investor di Palembang per 31 Agustus 2015 mencapai 6.499 investor dengan pertumbuhan 2-3 orang per hari, sementara nilai transaksi mencapai Rp13 miliar per hari. (ant/bani)

BERITA TERKAIT

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…