Ekonomi Melambat, Mestinya BI Rate Turun

 

NERACA

 

Jakarta – Di tengah situasi perekonomian yang melambat seperti ini, beberapa kalangan menilai kiranya agar bank sentral bisa menurunkan suku bunga acuannya atau BI Rate. Hal itu perlu dilakukan lantaran konsumsi masyarakat yang menurun dan perlu diimbangi dengan menurunkan BI rate karena bisa meningkatkan konsumsi masyarakat.

Ketua Tim Ahli Wakil Presiden RI, Sofjan Wanandi menilai, keputusan terkait BI Rate memang sepenuhnya kebijakan Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas. Kendati demikian, dia meminta agar bank sentral dapat menurunkan suku bunganya di bawah dari level saat ini yakni 7,5%. “BI rate serahkan ke BI, tetapi harus diturunkan jangan dinaikkan,” ujar Sofjan di Jakarta, Kamis, (3/9).

Namun, kata dia, bank sentral sebagai otoritas perlu melihat kondisi inflasi dan perekonomian nasional jika memang ingin menaikkan atau menurunkan suku bunganya. Selain itu, dia juga memperkirakan, BI tidak akan menaikkan suku bunganya selama belum ada kepastian dari The Fed terkait suku bunga AS. “Sedikit kemungkinan untuk dinaikkan. Tetapi harus diturunkan jangan dinaikkan. Tetapi Selama tidak ada kepastian terhadap dolar dan The Fed harusnya diturunkan saja,” tutup Sofjan.

Sementara itu, Pengamat Ekonomi dari Universitas Sam Ratulangi, Manado, Agus Tony Poputra menilai kebijakan Bank Indonesia (BI) mempertahankan BI rate pada level yang tinggi, kontra produktif dengan upaya keluar dari resesi. Kondisi resesi membutuhkan stimulus bagi dunia usaha untuk mengakselerasi perekonomian agar tidak terjebak dalam lingkaran setan resesi.

Suku bunga kredit yang lebih murah, kata Agus merupakan salah satu stimulus yang menjadi kompensasi atas kenaikan biaya produksi yang terimbas oleh pelemahan Rupiah. Namun, manakala BI rate ditahan pada level yang tinggi, tidak ada insentif bagi perbankan untuk menurunkan suku bunga kredit dan meningkatkan pertumbuhan kredit. Bahkan, banyak bank saat ini menurunkan target pertumbuhan kredit untuk mengantisipasi peningkatan kredit macet dalam kondisi suku bunga tinggi.

"Kebijakan BI rate tinggi juga akan menimbulkan masalah bila Bank Sentral Amerika Serikat (the Fed) menaikkan suku bunga acuannya. Pada situasi ini, BI secara psikologis akan terdorong untuk menaikan BI rate untuk mencegah aliran dana keluar. Akibatnya, dunia usaha akan semakin tertekan dengan suku bunga yang lebih tinggi," ujarnya.

Alasan utama BI mempertahankan BI Rate, sambung Agus adalah menjaga inflasi dan Rupiah di tengah kecenderungan ekonomi global yang bias. Akan tetapi, penggunaan BI rate untuk mengendalikan inflasi tidak selalu tepat untuk semua situasi.

Apabila inflasi berasal dari sisi kelebihan Permintaan (excess demand), maka kebijakan menaikan ataupun mempertahankan BI rate yang relatif tinggi cukup tepat. Walaupun terjadi penurunan output nasional dari kebijakan tersebut namun masih lebih tinggi dari posisi output awal.

"Di sisi lain, apabila inflasi berasal dari sisi penawaran karena tekanan biaya (cost push inflation), maka kebijakan BI tersebut menciptakan dampak yang tidak diinginkan. Meskipun dapat mengendalikan inflasi, BI rate yang tinggi akan menurunkan output nasional lebih rendah dari posisi keseimbangan awal," paparnya.

 

BERITA TERKAIT

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile  NERACA Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) menjalin kerja sama…

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta  NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk ditunjuk sebagai…

Great Eastern Life dan SOS Children's Villages Luncurkan Program Great Collaboration 2024 - Tingkatkan Literasi Keuangan

Tingkatkan Literasi Keuangan Great Eastern Life dan SOS Children's Villages Luncurkan Program Great Collaboration 2024 NERACA Jakarta - Komitmen untuk…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile  NERACA Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) menjalin kerja sama…

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta  NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk ditunjuk sebagai…

Great Eastern Life dan SOS Children's Villages Luncurkan Program Great Collaboration 2024 - Tingkatkan Literasi Keuangan

Tingkatkan Literasi Keuangan Great Eastern Life dan SOS Children's Villages Luncurkan Program Great Collaboration 2024 NERACA Jakarta - Komitmen untuk…