Pentingnya Etika Ekonomi Hadapi Krisis

Oleh: Agus Yuliawan

Pemerhati Ekonomi Syariah

Masyarakat mengalami keresahaan dalam menghadapi krisis yang terjadi saat ini, apalagi dengan melambungnya nilai mata uang rupiah yang terjadi saat ini—telah berdampak pada kenaikan semua harga kebutuhan pokok masyarakat. Selain itu juga situasi ekonomi yang terjadi saat ini juga berdampak pada kondisi perusahaan, bahkan beberapa diantara mereka melakukan  efisiensi produksi dan  pemutusan hubungan kerja (PHK).

Dampak—krisis ekonomi yang terjadi saat ini,  banyak analisa media melakukan pemberitaan adanya krisis tersebut diantaranya situasi yang terjadi saat ini adalah faktor krisis global Yunani yang belum selesai, devaluasi  yuan, kebijakan uang ketat (tight money policy) yang dilakukan The Fed  dan ketidakstabilan kebijakan ekonomi dan politik dalam negeri. Semua persoalan itulah yang selama ini sering dibicarakan oleh pemberitaan media,  para pengamat maupun praktisi ekonomi saat ini.

Meski demikian—inti dari krisis ekonomi yang terjadi saat ini bukan hanya dipandang dari segi makro dan fiskalnya saja. Akan tetapi krisis yeng terjadi saat ini tidak lepas dari sistem kapitalis yang selama ini digunakan oleh banyak negara-negara. Dimana dalam sistem kapitalis yang terjadi saat ini—sering kali kita jumpai banyak tindakan praktek-praktek spekulatif yang dilakukan. Krisis global dampak dari krisis Yunani tidak lepas dari praktek-praktek derivatif dalam sistem keuangan yang dijalankan. Begitu juga dengan pelemahan nilai mata uang rupiah tak lepas dari kebijakan uang ketat yang di lakukan bank sentral Amerika, sehingga memicu terjadinya tindakan spekulasi para investor yang melarikan modalnya dari Indonesia ke negara lain.

Munculnya capital flight (pelarian modal) ke negara-negara lain akhirnya memicu pelemahan nilai tukar rupiah. Selain itu juga tindakan-tindakan spekulatif merupakan tindakan yang tidak transparan dalam berekonomi. Maka sangat wajar jika ekonomi kapitalis rentang dengan krisis,  bahkan banyak pengamat mengatakan krisis adalah siklus,  dengan demikian sistem ekonomi  yang dijalankan di dunia ini ada tindakan  monopoli oleh pihak-pihak tertentu yang diuntungkan dan ini jelas bertentangan dengan moral dan etika.

Apalagi dampak dari permainan ekonomi yang saat ini dijalankan berpengaruh besar pada kehidupan semua orang. Akibat ulah para  spekulan dan ketidaktransparan dalam berekonomi menjadikan ketidakadilan yang dialami oleh masyarakat.  Terkadang negara tak berkutik sama sekali menghadapi para pelaku ekonomi yang tak beretika tersebut.

Jadi memandang krisis ekonomi yang terjadi saat ini bukan hanya dipandang pada sisi karena kebijakan ekonomi dan politik yang tidak stabil, terjadinya devaluasi Yuan dan kebijakan The Fed. Tapi krisis yang terjadi saat lebih pada tiadanya etika dalam berekonomi. Tiadanya etika dalam berekonomi menjadikan seseorang menjadi rakus dan ingin menguasai segala macam potensi ekonomi.  Bahkan ekonomi berkelanjutan  dengan berparameter ekologi dan ekosistem juga dihabiskan untuk memuaskan keuntungan pada saat itu juga.

Maka dari itu pentingya ekonomi yang beretika, jika ingin krisis yang terjadi dinegeri ini tidak berlarut- larut. Ekonomi harus dijalankan dengan cara transparan (jujur dan adil) dimana ekonomi distribusikan secara merata dan tidak pada segelintir manusia atau kelompok. Kemudian ekonomi harus dijauhkan dari tindakan spekulatif (bukan perjudian) dimana praktek ekonomi harus riil ada transaksi barangnya  dan tidak sekedar hanya sebuah lembaran kertas yang diperdagangkannya.   

Praktik ekonomi beretika itu adanya di ekonomi syariah dimana ekonomi syariah secara substansi menolak adanya praktek maisir, gharar dan riba. Tiga aspek inilah yang selama ini ditekankan dalam ekonomi syariah. Maka dari itu semua adalah pilihan, jika diri kita tetap menggunakan sistem ekonomi kapitalis maka sistuasi krisis akan terus terjadi di tahun tahun yang akan datang. Jika diri kita memilih ekonomi syariah maka krisis yang terjadi bisa diatasi karena ekonomi syariah berbasis transaksi riil.  

 

BERITA TERKAIT

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…

BERITA LAINNYA DI

Ekspor Nonmigas Primadona

Oleh: Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Februari 2024 sebesar USD0,87 miliar. Surplus ini…

Jaga Kondusivitas, Tempuh Jalur Hukum

  Oleh: Rama Satria Pengamat Kebijakan Publik Situasi di masyarakat saat ini relatif kondusif pasca penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu)…

Perspektif UMKM di Ramadhan

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Memasuki pertengahan bulan suci Ramadhan seperti ini ada dua arus perspektif yang menjadi fenomena…