NERACA
Banjarmasin - Sosialisasi yang dilakukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan) sejauh ini mampu meningkatkan jumlah pesertanya baik dari kalangan perusahaan maupun individu. Dengan demikan, boleh dikatakan sosialisasi yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan cukup efektif dalam hal menngkatkan jumlah pesertanya.
Sebelumnya sosialisasi hanya dijadwalkan berlangsung di Jawa Barat (Bandung), DKI Jakarta, Sumbagsel (Palembang), Sumbagut (Medan), Sumbarriau (Pekanbaru), Banten (Serang), Banuspa (Bali), Jawa Timur (Surabaya), Sulama (Makasar), Jawa Tengah & DIY (Semarang) dan Kalimantan. Tetapi karena animo yang begitu luar biasa BPJS Ketenagakerjaan menambah Lampung dan Manado sebagai destinasi sosialisai program selabjutnya.
Menurut Direktur Kepesertaaan dan Antarlembaga BPJS Ketenagakerjaan Pusat Junaidi, sejauh ini sosialisasi yang dilakukan BPJS Ketenagakerjaan cukup efektif meningkatkan jumlah peserta.
"Memang masih ada yang kurang di sana suni, tetapi secara keseluruhan sosialisasi sangat efektif. Dalam satu bulan ini saja terdaftar 2,1 juta peserta program pensiun. Belum program lainnya," kata Junaidi di hadapan awak media saat mengadakan sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan, di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa (1/9) lalu.
Makanya dia pun optimis target kepesertaan akan tercapai. Tercatat, hingga saat in jumlah peserta aktif 19,8 juta. Sementara peserta barunya ada sekitar 12 juta tenaga kerja. Karenanya, pihak BPJS Ketenagakerjaan mengharapkan di 2018 mereka bisa capai 85% dari seluruh penduduk Indonesia.
Sementara itu, untuk pekerja non-formal sendiri (bukan pekerja penerima gaji) BPJS Ketenagakerjaan menargetkan 5% dari keseluruhannya, dimana saat ini sudh terkumpul sekitar 1 juta peserta.
"Sosialisasi saat ini memang tidak berfokus ke sana, kita lebih ke para pekerja dan perusahaan besar dan menengah, tetapi bukan berarti kita tidak melakukan sosialisasi kepada mereka (pekerja informal)," ujar dia.
Kepedulian BPJS Ketenagakerjaan
Selain meningkatkan pelayanan untuk para pesertanya, BPJS Ketenagakerjaan juga menyatakan sangat peduli dengan para pekerja yang cacat akibat kecelakaan kerja. Dan belum lama ini mereka (BPJS Ketenagakerjaan) kembali menyatakan komitmen kepedulian teraebut.
Salah satunya dengan memberi pelatihan kepada pekerja yang cacat sementara agar tidak terkena PHK dari perusahaannya. Sehingga tetap mampu memberi kontribusi yang baik untuk perusahaan yang menaunginya.
"Umpamanya tangan kiri mereka yang cacat, kita akan latih bagaimana mereka memaksimalkan tangan kanannya, begitu pula sebaliknya. Ini agar mereka bisa kembali diterima bekerja oleh perusahaan," kata Junaidi saat konferensi pers di Grand Tulip, Banjarmasin Kaliantan Selatan.
Pasca kecelakaan yang mengakibatkan pekerja tersebut cacat, maka BPJS Ketenagakerjaan akan memberikan pelatihan. Mohar
NERACA Jakarta – Tidak sedikit masyarakat kita yang masih kebingungan mendapatkan modal usaha. Mereka pernah mendengar ada pinjol, KUR, berbagai…
NERACA Jakarta - Berbelanja sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia yang tak terpisahkan dalam keseharian. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, sektor perdagangan…
NERACA Jakarta - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) berhasil menerjunkan bantuan kemanusiaan untuk…
NERACA Jakarta – Tidak sedikit masyarakat kita yang masih kebingungan mendapatkan modal usaha. Mereka pernah mendengar ada pinjol, KUR, berbagai…
NERACA Jakarta - Berbelanja sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia yang tak terpisahkan dalam keseharian. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, sektor perdagangan…
NERACA Jakarta - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) berhasil menerjunkan bantuan kemanusiaan untuk…