Kota Sukabumi - Pemda Harus Perhatikan Pembelian Pengadaan Barang

NERACA

Sukabumi - Tingginya nilai tukar dolar terhadap rupiah tentu saja berdampak kepada sektor perekonomian, namun disisi lain juga berdampak kepada pengadaan barang dan jasa disetiap dinas atau instansi di lingkungan pemerintah. Hal ini juga yang harus dijadikan perhatian oleh pemerintah daerah (Pemda) terutama dari segi pembelian barang.

Seperti yang diungkapkan oleh Tim Ahli procure ment (ahli pengadaan) Rektor Institut Manajemen Wiayata Indonesia Sukabumi Dr. Fahrurrazi, dengan melemahnya rupiah akibat dolar naik, secara tidak langsung menggangu harga pembelian pengadaan barang yang akan dibeli, sehingga secara tidak langsung harga pasar juga akan naik mengikuti harga dolar. Berarti, instansi tersebut tidak bisa serta merta langsung belanja, artinya semua pengajuan pembelian barang harus dirubah."Apakah perubahan itu perlu menurunkan kualitas, kuantitas atau tambah anggaran, ini yang perlu dianalisis saat dollar naik," ujar Azi panggilan akrabnya kepada Neraca, Rabu (2/9).

Namun, lanjut Azi, kalau sudah tanda tangan kontrak dengan penyedia, berarti ada resiko bisnis yang mengakibatkan kerugian yang cukup besar, apakah itu ke SKPD atau ke penyedia barangnya."Tentu saja kalau mengikuti kontrak lama, tentu saja penyedia baranag akan rugi, begitu juga dengan pembeli barang. Maksudnya, jumlah target yang akan dibeli tidak sesuai dengan harapan, karena dollar naik," ujar dia.

Jika belum ada kontrak dengan penyedia, kara Azi, lebih baik ajuan pembelian barang tersebut dipikirkan dengan analisis yang tepat. Tapi harus dilihat juga dokumennya seperti apa."Tapi kalau harga barang yang akan dibeli tidak berubah atau tidak terganggu oleh naiknya dollar, jangan ditunda-tunda lagi, secepatnya dibelanjakan sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)," jelas dia.

Sementara bagi penyedia barang, lanjut Azi, harus mempunyai jejaring informasi distribusi barang yang luas, jangan hanya mengandalkan satu distribusi saja, berarti si penyedia koordinasi dengan pabrikan atau distributor langsung dengan tujuan untuk mencari informasi harga baranag, jangan sampai jasa penyedia barang rugi."Penyedia juga harus memperpendek jalur distribusi sehingga mengurangi biaya over head yang dia keluarkan dalam pengadaan barang," kata Azi.

Harga Kedelai Naik

Disisi lain, naiknya dolar yang saat ini juga berdampak kepada naiknya harga kedelai dipasaran, seperti yang diungkapkan oleh ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe (Kopti) Kota Sukabumi Hj. Iis Aisah, saat ini harga tembus Rp7.300 per kilogram, sehingga berpengaruh juga terhadap penjualan yang sepi."Tapi sepinya penjualan kedelai bukan hanya dipicu oleh naiknya harga dolar, ada faktor lain yaitu musim kemarau yang panjang dan setiap menghadapi bulan Agustus penjualan kedelai selalu sepi." ujar dia.

Lebih lanjut Iis mengungkapkan, kedelai yang didapatkan sebenarnya sisa dari penjual-penjual lain yang ada di sukabumi. Dari 600 ton per bulan kedelai yang di impor, pihaknya hanya kebagian 150 ton untuk memenuhi kebutuhan para pengrajin tahu dan tempe yang menjadi pelanggannya."Saya hanya mendapatkan sisanya, itu juga dibilang masih kurang," ujar dia.

Meskipun dengan kondisi tersebut, Iis mengungkapkan, kedelai yang dijualnya bisa dibilang termurah bila dibandingkan dengan penjual-penjual kedelai lainnya yang harga jualnya bisa mencapai antara Rp7.400 sampai Rp7.500 per kilogramnya dengan kualitas baik."Saya jual murah yang penting semua bisa terpenuhi dan habis," ujar Iis. Arya

 

BERITA TERKAIT

Modal Pinjam PNM Mekaar, Dewi Lambungkan Bisnis Minuman Kesehatan

NERACA Jakarta – Tidak sedikit masyarakat kita yang masih kebingungan mendapatkan modal usaha. Mereka pernah mendengar ada pinjol, KUR, berbagai…

Studi Populix: Ritel Offline dan Online Akomodasi Preferensi Belanja Konsumen Indonesia yang Beragam

NERACA Jakarta - Berbelanja sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia yang tak terpisahkan dalam keseharian. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, sektor perdagangan…

BAZNAS Bersama TNI AU Berhasil Terjunkan Bantuan untuk Palestina dari Udara

NERACA Jakarta - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) berhasil menerjunkan bantuan kemanusiaan untuk…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Daerah

Modal Pinjam PNM Mekaar, Dewi Lambungkan Bisnis Minuman Kesehatan

NERACA Jakarta – Tidak sedikit masyarakat kita yang masih kebingungan mendapatkan modal usaha. Mereka pernah mendengar ada pinjol, KUR, berbagai…

Studi Populix: Ritel Offline dan Online Akomodasi Preferensi Belanja Konsumen Indonesia yang Beragam

NERACA Jakarta - Berbelanja sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia yang tak terpisahkan dalam keseharian. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, sektor perdagangan…

BAZNAS Bersama TNI AU Berhasil Terjunkan Bantuan untuk Palestina dari Udara

NERACA Jakarta - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) bekerja sama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) berhasil menerjunkan bantuan kemanusiaan untuk…