Asia Perlu Inovasi Sektor Keuangan

 

 

NERACA

 

Jakarta - Dana Moneter Internasional (IMF) menilai perlu adanya inovasi sektor keuangan di wilayah Asia terutama dalam hal pendalaman pasar keuangan. Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde mengatakan, sektor keuangan Asia telah mendukung tingkat pertumbuhan yang luar biasa, namun sektor tersebut perlu mencontoh sektor manufakturnya yang secara terus menerus berkembang ke arah nilai tambah produk yang lebih tinggi dan prosesnya yang lebih efisien.

"Apa yang kita bicarakan adalah pendalaman sektor finansial di dalam suatu negara. Dan itu berarti pergeseran dari praktek-praktek perbankan tradisional yang berfokus pada deposito dan pinjaman komersial untuk perusahaan-perusahaan," ujar Lagarde di Jakarta yang dikutip laman Antara, Rabu (2/9).

Menurut Lagarde, pasar yang lebih dalam dapat membantu Asia mendapatkan manfaat dari peluang perdagangan baru, meningkatkan produktivitas angkatan kerja yang tumbuh di beberapa negara, dan saling mendukung terhadap negara yang angkatan kerjanya mulai menua.

Bagi konsumen, lanjut Lagarde, jasa keuangan yang baru dapat memberikan kredit pemilikan rumah (KPR), pembiayaan otomotif, produk asuransi, dan dana pensiun, seperti di Singapura. Dari sisi bisnis, inovasi berarti modal risiko terhadap pembiayaan bisnis awal dan ekuitas untuk memperluas bisnis perusahaan. "Ini berarti mempeluas peran pasar saham dan obligasi, dan memungkinkan investor institusional menyediakan pendanaan jangka panjang," ujar Lagarde.

Namun, Lagarde mengingatkan, pendalaman pasar keuangan juga harus diiringi dengan sistem keuangan yang diatur dengan baik. "Biar saya perjelas, saya tidak menghimbau untuk memberikan pembiayaan yang berisiko. Sistem keuangan yang lebih dalam dapat menjadi perisai terhadap volatilitas, namun itu juga harus diatur dengan baik. Itu berati kita harus tetap waspada terhadap sumber-sumber baru yang berisiko sistemik seperti 'shadow banking'," kata Lagarde.

Sekedar informasi, goncangan yang terjadi pada perekonomian global masih terus berlanjut. Bahkan, di Asia sudah nampak sepeti krisis yang terjadi pada 1997 lalu. Seperti dilansir CNN Money, mata uang Malaysia dan Indonesia berada pada level terendah sejak krisis ekonomi Asia. Hal inilah yang membuat Asia dibayang-bayangi krisis keuangan seperti pada 1997 lalu.

Tahun lalu, ringgit Malaysia telah kehilangan hampir seperempat dari nilainya terhadap dolar AS. Sementara itu, kurs Rupiah telah melemah 15 persen selama periode waktu yang sama. Tidak hanya itu, kebijakan pemerintah China yang mendevaluasi mata uang yuan untuk meningkatkan ekspornya juga menambah kekhawatiran. Tindakan pembalasan bisa memicu perang mata uang di kawasan tersebut, sehingga membuat Rupiah serta ringgit dan mata uang rentan lainnya kembali melemah.

Investor tetap mencermati, Indonesia dan Malaysia masih belum panik sepenuhnya. Hal ini karena sebagian besar negara di Asia kini memiliki cadangan devisa cukup besar yang dapat digunakan untuk mempertahankan mata uang mereka. Analis Capital Economics, Daniel Martin mengatakan, sebenarnya pelemahan mata uang bukanlah menjadi risiko utama terhadap perekonomian. Namun, hal tersebut tidak berlalu bagi Malaysia yang memiliki tingkat utang dolar AS yang tinggi.

Kekhawatiran yang sebenarnya, lebih dari sekedar persoalan mata uang. Sebab, perekonomian China saat ini melambat dan mempengaruhi negara-negara mitra dagangnya seperti Taiwan, Malaysia, Korea Selatan dan Vietnam. Banyak ahli juga mengharapkan Bank Sentral AS, Federal Reserve untuk segera menaikkan suku pada September, sesuatu yang belum dilakukan sejak 2006 lalu. Hal ini akan meningkatkan biaya pinjaman untuk perusahaan di pasar negara berkembang.

 

BERITA TERKAIT

Ramadan 1445 H, BSI Maslahat Menebar Kebaikan Total Rp11,24 Miliar

Ramadan 1445 H, BSI Maslahat Menebar Kebaikan Total Rp11,24 Miliar NERACA Jakarta - BSI Maslahat yang merupakan strategic partner PT…

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile  NERACA Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) menjalin kerja sama…

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta  NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk ditunjuk sebagai…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Ramadan 1445 H, BSI Maslahat Menebar Kebaikan Total Rp11,24 Miliar

Ramadan 1445 H, BSI Maslahat Menebar Kebaikan Total Rp11,24 Miliar NERACA Jakarta - BSI Maslahat yang merupakan strategic partner PT…

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile  NERACA Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) menjalin kerja sama…

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta  NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk ditunjuk sebagai…