Dampak Perlambatan Ekonomi - Pendapatan Iklan SCMA Mulai Tertekan

NERACA

Jakarta – Perlambatan ekonomi yang terjadi di semester pertama tahun ini dan terus berlanjut hingga semester kedua, rupanya memberikan tekanan terhadap bisnis iklan. Hal inilah yang dirasakan PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) bila pendapatan iklan diperkirakan melambat sepanjang tahun 2015. Tengok saja, laporan keuangan perseroan di kuartal pertama tahun ini membukukan pendapatan turun tipis 0,85% menjadi Rp 945,73 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 953,73 miliar.

Analis Buana Capital Teuku Hendry Andrean menilai, belanja iklan kemungkinan masih rendah karena pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di bawah 5%. Hal ini tentu berdampak terhadap pendapatan SCMA, yang mayoritas pendapatannya dari iklan. Meskipun pertumbuhan ekonomi di separuh kedua tahun ini diperkirakan membaik, tidak akan seketika mengerek pendapatan iklan SCMA. Kinerja bisnis perusahaan pengiklan juga harus diperhitungkan. "Jika kinerja perusahaan pengiklan masih di bawah ekspektasi, belanja iklan juga rendah," terang Hendry di Jakarta, kemarin.

Sementara Jefrix Kosiady, analis Sucorinvest Central Gani menambahkan, laju pertumbuhan ekonomi sangat bergantung terhadap belanja anggaran pemerintah di bidang infrastruktur. Nah, jika pertumbuhan ekonomi terangkat, maka daya beli konsumen meningkat. Ini dapat mendorong kinerja perusahaan sektor konsumer. Lalu belanja iklan kembali pulih.

Pengaruhnya bakal signifikan bagi kinerja SCMA karena mayoritas pengiklan merupakan perusahaan konsumer. Cuma, efeknya tidak akan seketika terasa. Jefrix menduga, pendapatan iklan SCMA tahun ini akan stagnan atau melambat dibandingkan tahun lalu yang tersokong penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu). Sedangkan Hendry melihat strategi penyajian konten dapat memoles rating SCMA sehingga dapat mendongkrak slot iklan.

Salah satu strategi SCMA adalah menggarap segmen prime time lewat salah satu stasiun televisinya Indosiar. Stasiun televisi ini merombak konten prime time dari program drama menjadi program variety show, kuis dan ajang pencarian bakat. Strategi itu terbilang sukses lantaran pada 2014 share prime time Indosiar dapat meningkat hingga 54% year on year. Kemudian, rating stasiun televisi SCMA lain yaitu SCTV cukup kuat dan stabil terutama untuk drama FTV. Sementara, SCMA melakukan sejumlah langkah efisiensi.

Menurut Jefrix, biaya produksi konten SCMA yang difokuskan pada konten produksi sendiri alias in house production lebih murah dibandingkan membeli dari pihak ketiga. Alhasil, biaya produksi dapat lebih efisien. Jefrix masih memandang positif kinerja SCMA pada tahun ini. Oleh karena itu dia merekomendasikan buy untuk saham SCMA.

Dia masih menghitung ulang target harganya. Sebelumnya, dia menargetkan harga SCMA sebesar Rp 3.600 per saham. Hendry merekomendasikan buy SCMA dengan target harga Rp 3.595 per saham. Rizki Hidayat, Analis Mandiri Sekuritas merekomendasikan netral dengan target harga Rp 3.000 per saham. Selasa (1/9), saham SCMA tergerus 4,76% dibandingkan hari sebelumnya, menjadi Rp 2.600 per saham. (kon/bani)

 

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…