Tinggalkan Jabatan di PLN - Chandra Hamzah Jabat Komut BTN

NERACA

Jakarta - Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) resmi mengangkat mantan Komisioner KPK Chandra Marta Hamzah menjadi Komisaris Utama (Komut). Chandra akan menggantikan kursi Sukardi Rinakit yang resmi mengundurkan diri dari bangku Komut perseroan.

Direktur BTN Irman A Zahiruddin menyatakan, pada RUPST 2015 perseroan pada 24 Maret 2015 telah menyetujui pengangkatan Sukardi Rinakit sebagai Komut. Sukardi menjabat sebagai Komut hanya seumur jagung, dan mengundurkan diri pada 4 Juni 2015.”Keputusan penggantian susunan pengurus perseroan merupakan kewenangan pemegang saham yang mempunyai tujuan untuk memperkuat struktur manajemen perseroan dalam menghadapi ketatnya persaingan ketidakpastian ekonomi global," kata Irman di Jakarta, Rabu (2/9).

Menurutnya, Kementerian BUMN selaku pemegang saham seri A Dwiwarna, melalui surat No. S-346/MBU/D5/06/2015 tanggal 29 Juni 2015 telah menyetujui untuk mengisi jabatan Komut BTN yang lowong tersebut. Perseroan ke depannya terus bertanggung jawab dalam menjalankan bisnis perseroan sesuai rambu-rambu yang ada.

Kondisi makroekonomi seperti saat ini membutuhkan perhatian serius perseroan. Dengan dilengkapinya susunan pengurus bank oleh pemegang saham, kata dia, sudah pasti akan membuat perseroan lebih solid. “Kami optimistis dengan susunan Komisaris BTN yang baru akan dapat membawa kinerja BTN menjadi lebih baik," ungkap dia.

Chandra Marta Hamzah lahir di Jakarta, 25 Februari 1967. Dia adalah seorang pengacara, ahli hukum, dan mantan komisioner KPK. Pada 23 Desember 2014, dia terpilih menjadi Komisaris Utama PT PLN (Persero). Pemilihan Chandra dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT PLN (Persero).

Sebagai informasi, laba BTN di semester pertama tahun ini naik pesat 54,25% hingga mencapai Rp 831 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun 2014 (yoy). Pertumbuhan laba tersebut didukung oleh perolehan NII (Net Interest Income) perseroan sebesar Rp 3,187 triliun atau meningkat 19,06% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 2,68 triliun.

Sementara target laba yang ditetapkan BTN hingga akhir tahun ini tumbuh sebesar 40%. "Kami optimistis akan mencapai pertumbuhan tersebut karena peluang untuk tumbuh masih sangat terbuka sampai akhir tahun 2015," jelas Maryono, Direktur Utama Bank BTN1.

Per 30 Juni 2015, bank BTN mencatat asset sebesar Rp 155,95 triliun atau timbuh 14,99% secara yoy menjadi Rp 153,62 triliun. Kredit dan pembiayaan BTN juga tumbuh sebesar 18,33% dari Rp 106,58 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp 126,13 triliun. Per Mei 2015, kredit dan pembiayaan tumbuh sebesar 10,40%.

Maryono mengakui, pertumbuhan kredit BTN cukup tinggi dikarenakan permintaan pasar terhadap kebutuhan rumah masih besar. Fasilitas kredit yang masih menjadi pilihan utama masyarakat menengah ke bawah menjadi keuntungan bagi perbankan. Tak heran, bila BTN memproyeksikan penyaluran kredit  terus tumbuh sampai akhir tahun ini. "Kami mempunyai target sampai akhir tahun pertumbuhan kredit akan berada di kisaran 14% sampai 16%," ungkap Maryono. (kam)

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…