Tips Usaha Alat Peraga Edukatif

Peluang usaha alat peraga pendidikan dan alat permainan edukatif (APE) untuk  usia Taman Kanak-kanak (TK) tentu kini semakin terbuka luas seiring dengan kesadaran masyarakat untuk memberikan pendidikan bagi anak-anaknya sejak usia dini.

Jika Anda ingin ikut mencicipi gurihnya bisnis ini, ada beberapa strategi yang bisa Anda lakukan agar bisa sukses.

1.       Mulailah dengan menjadi reseller

Jika belum percaya diri untuk langsung menggarap produksi alat peraga, mulailah dengan menjadi reseller. Keuntungannya, bisa mengetahui peta permintaan pasar, serta jenis dan model yang paling diminati pasar. Selain itu, risiko usaha bisa diminimalisir dan Anda tidak perlu modal yang besar tetapi tetap bisa menikmati untung lumayan.

2.       Perbanyak katalog produk

Jangan hanya bergantung pada satu produsen alat peraga saja. Perbanyak katalog produk yang dipasarkan dengan menggandeng beberapa produsen sekaligus sehingga alat-alat peraga dan harga yang ditawarkan ke konsumen bisa lebih bervariasi.

3.       Perluas jaringan calon konsumen

Informasikan soal usaha Anda ke TK di sekitar tempat tinggal. Lakukan komunikasi dan pendekatan secara formal maupun informal dengan guru atau kepala sekolahnya. Agar pasar lebih terbuka, rajinlah menghadiri berbagai seminar atau musyawarah nasional yang diikuti guru atau kepala TK.

4.       Promosi

Promosi adalah kunci suksesnya usaha. Promosi dari mulut ke mulut memang cukup efektif namun jangkauannya terbatas. Manfaatkan media-media promosi mulai dari yang klasik seperti koran, majalah, brosur, spanduk, banner hingga media alternative seperti internet mulai dari yang gratis seperti Facebook, Instagram, blog, hingga yang berbayar. Pastikan Anda cantumkan email dan nomor telepon yang selalu aktif dan mudah dihubungi pelanggan.

5.       Bangun kepercayaan konsumen 

Jaga terus kepercayaan konsumen yang sudah pernah berbelanja karena mereka berpotensi menjadi pelanggan yang melakukan repeat order atau pihak yang akan mempromosikan usaha kepada calon pelanggan lain.

Joko Ahmad Sampurno, pendiri PT Telsis Indonesia, pembuat alat peraga pendidikan asal Yogyakarta mengatakan masa depan bisnis alat peraga sangat cerah. Omzet produsen alat peraga pendidikan bisa mencapai Rp 10 miliar setahun. “Prospek usaha ini sangat menjanjikan. Apalagi setelah pemerintah, baik pusat maupun daerah, mematok anggaran pendidikan sebesar 20% dari total bujet belanja," katanya.

Menurutnya, alat peraga menjadi bagian sangat penting bagi dunia pendidikan. Saat ini, makin banyak sekolah yang memakai instrumen penunjang pendidikan tersebut dalam proses belajar mengajar.  Itu sebabnya, "Banyak pemain baru yang menggeluti bisnis ini," ungkap pria 38 tahun yang sudah menekuni pembuatan alat peraga pendidikan untuk taman kanak-kanak (TK) hingga perguruan tinggi sejak tahun 2001.

BERITA TERKAIT

InfoEkonomi.id Sukses Gelar Anugerah Penghargaan 5th Top Digital Corporate Brand Award 2024

  InfoEkonomi.id Sukses Gelar Anugerah Penghargaan 5th Top Digital Corporate Brand Award 2024 NERACA Jakarta - InfoEkonomi.ID, portal berita seputar…

INNER Salon Muslimah Buka Outlet Baru di Sawangan

  INNER Salon Muslimah Buka Outlet Baru di Sawangan   Melakukan perawatan kecantikan bagi perempuan merupakan suatu cara untuk menjaga…

Stop Provokasi di Media Sosial, Pentingnya Netiket

  Stop Provokasi di Media Sosial, Pentingnya Netiket NERACA Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…

BERITA LAINNYA DI Keuangan

InfoEkonomi.id Sukses Gelar Anugerah Penghargaan 5th Top Digital Corporate Brand Award 2024

  InfoEkonomi.id Sukses Gelar Anugerah Penghargaan 5th Top Digital Corporate Brand Award 2024 NERACA Jakarta - InfoEkonomi.ID, portal berita seputar…

INNER Salon Muslimah Buka Outlet Baru di Sawangan

  INNER Salon Muslimah Buka Outlet Baru di Sawangan   Melakukan perawatan kecantikan bagi perempuan merupakan suatu cara untuk menjaga…

Stop Provokasi di Media Sosial, Pentingnya Netiket

  Stop Provokasi di Media Sosial, Pentingnya Netiket NERACA Jateng - Dalam rangka program Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi…