Masyarakat Beralih ke Konsumsi Ikan - Permintaan Produk Perikanan Naik Tajam, Stok Aman

NERACA

Jakarta – Mantan Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP), yang saat ini menjabat Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya, Saut P Hutagalung menyebutkan di tengah melonjaknya harga kebutuhan pokok seperti daging sapi, ayam, maupun telor bahkan sampai tempe dan tahu, kini untuk memenuhi kebutuhan protein dan gizi masyarakat beralih ke ikan.

“Oleh karenanya dari pantuan kami untuk beberapa daerah baik di Jawa maupun pulau Jawa permintaan produk ikan baik basah maupun olahan meningkat tajam, bahkan permintaannya lebih tinggi dibandingkan hari raya lebaran. Permintaan akan ikan sekarang sangat tinggi, yang biasanya permintaan naik di jelang hinga sesudah lebaran naik 10 – 15 persen dari permintaan hari biasa. Sekarang di tengah kondisi harga daging, telor, tahu, tempe mahal masyarakat beralih ke ikan makanya kenaikannya sangat signifikan bisa 15 – 20 persen dari hari biasa,” kata Saut saat berbincang dengan Neraca, sesaat setelah menghadiri acara peringatan HUT Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan  Anak Usia Dini (HIMPAUDI) ke 10 yang mengangkat  tema  “Aku Cinta Maritim dan Suka Makan Ikan” di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, akhir pekan lalu.

Namun begitu, meskipun permintaan ikan merangkak naik, tapi Saut mengklaim bahwa stok dan ketersediaan masih terjaga dan harga tetap terkendali karena memang secara produksi cukup. Harga ikan juga tidak ada yang memainkan, berbeda dengan seperti daging sapai yang memang impor sehingga jika permintaan tinggi ditambah stok berkurang harga merangkak tajam.

“Itulah bedanya antara daging, tahu maupun tempe. Daging, tahu, tempe bahan produksinya seperti kedelai banyak didatangkan dari luar atau impor, dan banyak kepentingan disini, jadi jika situasi seperti dollar sekarang yang sudah tembus diangka Rp 14.000 per US$ maka harga ikut meroket. Berbeda dengan ikan diproduksi dalam negeri jadi meski ada peningkatan harga wajar paling tinggi itu pun 10 persen dari harga normal, tapi itu sangat wajar karena hukum ekonomi permintaan naik, harga ikut naik,” tambahnya.

Oleh karena itu, ke depan Saut menganjurkan agar masyarakat Indonesia gemar dan terbiasa untuk makan ikan selain mengandung protein dan gizi yang lebih besar harga ikan lebih terjangkau karena diproduksi dalam negeri.  Maka, kedepan tugas yang harus dilakukan adalah bagaimana menjaga suplai dan demain dan terutama distribusinya sehingga harga tidak bergejolak. “Itulah pentingnya masyarakat Indonesia harus mulai belajar untuk mengkonsumsi ikan, sehingga jika terjadi gejolak harga akan komoditas daging atau yang lain sudah terbiasa dengan makan ikan,” ujarnya.

Dimulai Sejak Dini

Saut membeberkan meski produk perikanan di Indonesia sangat berlimpah tapi masih ada beberapa daerah yang memang konsumsi ikannya sangat rendah seperti di Yogyakarta, Solo, dan daerah Jawa Lainnya, berbeda dengan daerah Sulawesi atau wilayah timur lainnya yang memang produksi ikannya tinggi konsumsi pertahunnya sudah sangat tinggi bisa mencapai 60 kg/perkapita. Makanya penting untuk lebih mengenalkan gemar makan ikan sejak usia dini. “Hari ini kami menandatangani kerjasama bersama dengan Himpaudi untuk memasukan atau mengenalkan gizi keluarga dengan memasukan ikan dalam pembelajaran anak usia dini tanpa merubah kurikulum pembelajaran yang ada,” paparnya.

Dengan HIMPAUDI yang saat ini sudah terbentuk di 34 Provinsi, 416 kabupaten, 98 kota dan 982 Kecamatan dan tingkat Pusat akan mengadakan HUT serentak dengan tujuan untuk mengajak anak-anak Indonesia agar cinta maritim, cerdas dan suka makan ikan. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya menumbuhkan cinta tanah air dan suka makan ikan bagi Anak Usia Dini.  Selain itu kegiatan ini juga bertujuan untuk mendorong kurikulum pembelajaran PAUD untuk terwujudnya kecintaan maritim dan gemar makan ikan. “HIMPAUDI sudah terorganisir dan luas cakupannya jadi sinergitas ini akan membawa peningkatan konsumsi ikan domestic karena dikenalkan mulai dari usia dini,” tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Anies Baswedan mengingatkan pentingnya anak-anak usia dini menyukai makanan olahan berbahan ikan. “Makanan olahan dari ikan, akan memberikan protein yang tinggi dan baik untuk anak-anak, secara khusus kita harus memberikan perhatian,” tegasnya.

Maka, kata Anies, keluarga yang memberikan olahan ikan kepada anak sehari-harinya dapat menjaga stamina, fisik dan intelektual dalam belajar di sekolahan. Anies juga mengatakan bahwa pendidikan keluarga merupakan pengantar bagi anak mengikuti pendidikan usia dini dan sebelum sang anak bersekolah. “Bukan hanya dari sekolah saja memberikan pembelajaran akan makan ikan, tapi keluarga juga, karena pendidikan pertama dimulai dari keluarga,” tandasnya.

BERITA TERKAIT

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Sistem TI Pantau Pemanfaatan Kuota BBL

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik untuk mengawal…

UMKM Pilar Ekonomi Indonesia

NERACA Surabaya – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar ekonomi Indonesia. Pemerintah akan terus memfasilitasi kemajuan UMKM dengan…

Tingkatkan Kinerja UMKM Menembus Pasar Ekspor - AKI DAN INKUBASI HOME DECOR

NERACA Bali – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno bertemu dengan para…