EKONOMI GLOBAL MASIH MENGKHAWATIRKAN - IMF: Momentum Percepat Reformasi

Jakarta - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde menilai perkembangan ekonomi global masih tetap mengkhawatirkan, namun dia meyakini Indonesia akan dapat melewatinya dengan baik. Ini juga momentum Indonesia mempercepat laju reformasi ekonomi dengan membangun sumber pertumbuhan baru dan menciptakan lapangan kerja bagi kaum muda.

NERACA

"Perkembangan keuangan global masih tetap mengkhawatirkan, namun Indonesia mempunyai pengalaman yang cukup dalam menghadapi ini seperti yang terjadi pada tahun 2013," ujar Lagarde saat memberikan kuliah umum di Gedung MM UI, Jakarta, Selasa (1/9).

Menurut dia, saat ini laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tengah mengalami penurunan sampai di bawah 5%, namun dia menilai hal itu tidak akan berlangsung permanen. "Asalkan Indonesia membangun sumber pertumbuhan ekonomi baru berdasarkan potensi yang ada dengan pengelolaan kebijakan yang tepat," ujarnya.

Lagarde mengatakan, Indonesia perlu mencermati situasi perekonomian global yang kini tengah diterpa sejumlah persoalan, karena dinilai akan berdampak terhadap negara berkembang termasuk Indonesia.

Adapun beberapa isu ekonomi global yang perlu dicermati saat ini yakni terkait penurunan pertumbuhan perekonomian Republik Rakyat Tiongkok (RRT), perlambatan pertumbuhan perekonomian global, dan membaiknya pertumbuhan Amerika Serikat. "Semua itu akan berdampak pada perekonomian negara lain, termasuk Indonesia, dan Indonesia harus mengantisipasi berbagai proses perubahan ini," ujarnya.

Lagarde menilai, perekonomian Tiongkok saat ini berada dalam masa transisi di mana pemerintah setempat melakukan sejumlah penyesuaian dalam perekonomiannya untuk menuju perekonomian berbasis pasar dan dalam penyesuaian ke model pertumbuhan baru. Laju pertumbuhan ekonomi Tiongkok diperkirakan akan melambat. Tiongkok memiliki instrumen kebijakan dan kekuatan finansial yang cukup untuk mengelola transisi itu.

"Namun demikian, Indonesia sebagai salah satu mitra utama Tiongkok harus siap menghadapi tantangan yang muncul dari proses transisi tersebut," tegas dia.

Lagarde menuturkan, pada saat yang bersamaan, harga komoditas di pasar dunia kini sudah mengalami puncak penurunan dan diproyeksikan harga-harga akan masih bertahan pada level saat ini. Kedua hal itu, lanjutnya, berarti permintaan eksternal bagi Indonesia masih akan lemah.

Menurut dia, Indonesia juga perlu mengantisipasi pemulihan ekonomi AS. Karena pemulihan itu akan menyebabkan The Fed sebagai bank sentral AS akan menaikkan suku bunganya dan hal tersebut dapat menyebabkan gejolak atau volatilitas keuangan global masih akan terus berlangsung.

Lagarde menilai dinamika ekonomi global saat ini dapat menjadi peluang bagi Indonesia sebagai momentum untuk memperbarui sumber pertumbuhan ekonomi agar mampu menciptakan target lebih tinggi di masa mendatang.

Peluang Unik

Menurut Lagarde, dengan potensi sumber daya manusia yang begitu besar, Indonesia memiliki peluang unik yang tidak dimiliki semua negara dalam mengatasi perlambatan ekonomi dunia saat ini.

"Ini adalah momentum Indonesia mempercepat laju reformasi ekonomi dengan membangun sumber pertumbuhan baru dan menciptakan lapangan kerja bagi kaum muda," ujarnya.

Berbeda dengan negara lain di kawasan ASEAN yang mengalami penurunan, jumlah penduduk usia produktif Indonesia akan terus meningkat. Pada 2030 mendatang, diperkirakan 70% dari total penduduk Indonesia atau sekitar 180 juta jiwa adalah mereka yang berada di usia produktif.

Lagarde menekankan pentingnya pendekatan kebijakan ekonomi inklusif untuk memastikan pembangunan dapat dinikmati seluruh lapisan masyarakat.

Menurut Lagarde, tidak ada yang bisa mempertahankan laju pertumbuhan secara berkelanjutan jika hanya dinikmati oleh segelintir orang saja.

"Intinya, negara mana pun termasuk Indonesia, memerlukan kebijakan yang bersifat inklusif untuk menjamin setiap orang menikmati hasil dari pertumbuhan itu, tidak hanya oleh segelintir orang," ujarnya.

Lagarde menilai, Indonesi jangan terjebak dalam pandangan yang hanya melihat angkatan muda sebagai potensi pasar domestik yang besar saja, tapi perlu melihat mereka sebagai sumber daya ekonomi yang mempunyai potensi memanfaatkan setiap peluang yang ada di pasar global.

Indonesia harus mendorong generasi muda ini untuk tampil memperluas sumber pertumbuhan dan diversifikasi sektor andalan dari sektor komoditas berbasis sumber daya alam ke produk bernilai tambah tinggi.

Lagarde mengakui Indonesia menghadapi tantangan yang tidak ringan dalam hal sumber daya manusia. Pertama, satu dari lima pemuda Indonesia saat ini tidak memiliki pendidikan atau pelatihan yang memadai. Kedua, tingkat partisipasi angkatan kerja wanita di Indonesia masih rendah. Dengan jumlah 50% dari total penduduk Indonesia, angka partisipasi angkatan kerja wanita hanya dua pertiga dari pria dan hampir 40% wanita usia muda (15-24 tahun) berpendidikan rendah atau tidak bekerja.

"Jika Indonesia bisa meningkatkan partisipasi angkatan kerja wanita yang saat ini hanya 50% menjadi 64% pada 2030 mendatang, akan ada tambahan 20 juta pekerja terampil bagi Indonesia. Ini adalah salah satu sumber perubahan untuk pertumbuhan yang luar biasa bagi perekonomian Indonesia," kata Lagarde.

Menurut dia, ada beberapa alasan mengapa tingkat pengangguran masih tinggi, antara lain kebijakan tenaga kerja yang kurang mendukung di banding negara lain. Hal ini di samping mempengaruhi daya saing Indonesia juga mengurangi kesempatan bagi 60% dari pekerja yang sekarang di sektor informal dengan tingkat keterampilan dan pendapatan yang rendah.

"Indonesia memerlukan kebijakan yang memudahkan mobilitas tenaga kerja, dan mendorong pemuda untuk kreatif dalam melakukan kegiatan yang menghasilkan nilai tambah tinggi. Ini juga berarti investasi yang lebih tinggi pada peningkatan keterampilan pemuda Indonesia dan mengembangkan keterampilan kewirausahaan mereka," ujar Lagarde.

Selain itu, potensi dari teknologi dan inovasi juga diperlukan untuk meningkatkan kegiatan yang bernilai tambah tinggi bagi kaum muda dan menjadi bagian dari sumber pertumbuhan yang baru, lebih inklusif dan berpotensi mempunyai nilai tambah yang tinggi. Lagarde mencontohkan Go-Jek, yang menunjukkan bagaimana generasi muda Indonesia berhasil mempunyai ide kreatif dan menciptakan platform untuk para tukang ojek dipertemukan dengan pelanggan.

Potensi kewirausahaan itu juga memerlukan kebijakan yang bersifat inklusif di sektor keuangan atau finansial. Mempermudah akses terhadap jasa keuangan atau perbankan untuk pemberdayaan individu menjadi penting.

Selain itu, Lagarde mengungkapkan, ada sejumlah langkah penting yang harus dilakukan untuk merealisasikan potensi tersebut. Pertama yakni pembangunan infrastruktur yang modern dan efisien, terutama listrik dan transportasi.

Kurangnya infrastruktur yang memadai membuat sektor lain tidak efisien, misalnya biaya logistik yang diestimasikan 24% dari PDB dibandingkan dengan 13% di Malaysia, dan akses listrik bagi masyarakat Indonesia baru 80% dibanding 100% di negara lain.

"Mengurangi biaya logistik dan meningkatkan akses listrik bagi penduduk Indonesi akan menciptakan pekerjaan di semua sektor, mengurangi harga-harga di daerah, dan meningkatkan konektivitas ke pasar global," ujarnya.

Pemerintah sendiri sudah memprioritaskan hal tersebut dengan rencana pengeluaran untuk infrastruktur yang diperkirakan meningkat sebesar delapan persen per tahun, dan diharapkan hal tersebut dapat terealisasi.

Adapun langkah kedua, lanjut Lagarde, yakni memperbaiki iklim investasi yang kondusif bagi penyerapan teknologi baru dan kapasitas untuk bersaing dalam memproduksi banyak barang dan jasa-jasa seperti yang dilakukan negara lain seperti Tiongkok, Korea, dan Jepang.

Lagarde memberikan apresiasi terhadap langkah-langkah yang sudah dilakukan pemerintah dalam rangka memperbaiki iklim investasi seperti penyelesaian masalah lahan untuk infrastruktur dan pelayanan terpadu satu pintu. bari/mohar/fba

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…