Menggugah Kesadaran Berasuransi - Menjaga Asa Dengan Meningkatkan Literasi

NERACA

Jakarta – Menjaga lebih baik dari pada mengobati merupakan kalimat bijak yang tepat untuk memberikan renungan betapa mahalnya sebuah kesehatan. Pasalnya, bila sudah tertimpa berbagai macam penyakit, tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan. Apalagi, tiap tahunnya biaya pengobatan selalu meningkat tajam dan kondisi terkadang tidak seirama dengan pendapatan penghasilan masyarakat tiap bulannya. Maka tidak heran, banyak orang didunia ini yang ingin merasakan hidup normal dengan badan yang sehat dan bugar, karena bagaimanapun juga hidup akan terasa lebih indah bila dalam keadaan sehat.

Namun ironisnya, di tengah terus meningkatnya biaya pengobatan tiap tahunnya belum di ikuti dengan penetrasi asuransi jiwa di Indonesia sebagai bagian proteksi risiko. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, penetrasi asuransi hingga Desember 2014 baru mencapai 2,14%. Angka ini jauh tertinggal dibanding Malaysia dan Thailand yang masing-masing mencapai 4,9% dan 4,7%. Sementara itu, untuk industri dana pensiun, angka penetrasi pada 2014 baru mencapai 5,7%. Disebutkan, Indonesia berada di di tingkat keenam dari enam negara. Di bawah Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Sementara data dari Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menyebutkan, penetrasi asuransi jiwa hanya 3% dari jumlah penduduk, namun untuk angka pemegang polis sendiri masih di level 1% dari jumlah penduduk. Kemudian penetrasi agen asuransi jiwa yang kini mencapai 175.000, masih sangat minim dibandingkan jumlah populasi penduduk Indonesia yang mencapai 230 juta jiwa.

Berdasarkan kajian AIA Financial menyebutkan, hanya ada sekitar 10.5 juta keluarga yang terlindungi oleh asuransi, sementara secara individual 60% individu belum memiliki asuransi. Disamping itu, mayoritas penduduk Indonesia tidak memiliki asuransi atau bentuk proteksi yang memadai. Oleh karena itu, penetrasi asuransi jiwa di Indonesia baru mencapai 17,5% dari sekitar 60 juta keluarga di Indonesia. Sementara kesenjangan proteksi masyarakat Indonesia diperkirakan sebesar Rp105.7 juta per keluarga. Kesenjangan ini akan terus bertambah karena biaya kesehatan di Indonesia meningkat sebesar 10 hingga 14% dalam dua tahun terakhir.

Permasalah klasik minimnya kesadaran dan edukasi menjadi hambatan penetrasi asuransi di Indonesia. Selama ini, masyarakat masih perpandangan ikut asuransi belum menjadi kebutuhan dan hanya diperuntukkan bagi mereka yang memiliki penghasilan lebih. Masih rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia menjadi pasar yang menjanjikan bagi pelaku industri asuransi untuk menggenjot pertumbuhan lebih besar lagi dengan jumlah populasi masyarakat yang cukup besar.

Bagi ekonom dari Universitas Indonesia, Rofikoh Rohim, prospek industri asuransi di Indonesia masih besar untuk digali. Menurutnya, hal tersebut ditunjukkan dari sejumlah faktor, salah satunya adalah meningkatnya kesadaran dari kalangan usia muda terhadap asuransi,”Berdasarkan data AC Nielsen ditemukan bahwa pertumbuhan penggunaan asuransi paling besar di umur 20-29 sebesar 8,43% dan 30-39 sebesar 8,14%," jelasnya.

Dia menyebutkan, besarnya potensi pasar asuransi di Indonesia juga didukung oleh potensi pasar Indonesia di tahun 2030, di mana akan ada 135 juta orang yang tergabung dalam kaum kelas menengah ke atas. Kendatipun demikian, fakta di lapangan mengungkapkan, masih terdapat kesenjangan proteksi yang cukup besar di Indonesia. Masih banyak keluarga Indonesia yang belum sadar dan memahami pentingnya memiliki perlindungan asuransi, dan banyak juga yang sudah memiliki asuransi namun nilai perlindungannya tidak memadai.

Terobosan Prudential

Menyadari hal tersebut, kondisi ini menjadi tantangan bagi PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) sebagai pelaku industri asuransi terbesar di Indonesia untuk menjembatani hal tersebut,”Prudential Indonesia akan terus melaksanakan komitmennya untuk mendengarkan, memahami, serta membantu memberikan solusi akan kebutuhan asuransi jiwa masyarakat, serta mengembangkan industri asuransi jiwa sebagai salah satu pilar ekonomi yang dapat menyejahterakan bangsa," kata Presiden Direktur Prudential Indonesia, Rinaldi Mudahar.

Rinaldi bilang, sejak tahun 2009 perusahaan mengadakan berbagai kegiatan untuk meningkatkan literasi keuangan dan mempromosikan peran penting asuransi jiwa bagi masa depan keuangan keluarga. Sebagai contoh, Prudential bekerja sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Perdagangan serta Kementerian Pariwisata.

Prudential Indonesia juga telah melaksanakan lokakarya literasi keuangan bagi perempuan dari keluarga berpendapatan rendah yang dilaksanakan di 19 kota di Indonesia dan telah menyentuh lebih dari 19.000 perempuan. Akhir tahun lalu, Prudential juga berhasil mencapai inisiatif "Sejuta Hati untuk Sejuta Mimpi".

Sejak diluncurkan pada tahun 2012, kampanye inisiatif tanggung jawab sosial ini telah menjangkau lebih dari satu juta orang di Indonesia melalui tiga pilar fokusnya yaitu pendidikan, anak-anak ,dan kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana. Terus meningkatkan literasi keuangan di  masyarakat menjadi kunci sukses meningkatkan penetrasi asuransi.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliman D. Hadad pernah bilang, rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia dikarenakan minimnya literasi asuransi. "Untuk melakukan penetrasi asuransi di kalangan masyarakat Indonesia cukup sulit. Apalagi ditawarkan kepada orang yang pernah klaim asuransi, tapi tidak dibayar akan lebih sulit” ujarnya.

Karena itu, OJK meminta kepada pelaku industri asuransi untuk melakukan edukasi kepada masyarakat. Mereka juga harus meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Salah satunya terkait kekurangan tenaga aktuaris. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…