Efek Demo Buruh Menahan Laju IHSG

NERACA

Jakarta – Mengikut terkoreksi bursa saham di Asia memberikan imbas terhadap pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Selasa (1/9). Sikap wait and see investor sambil memantau demo buruh dan data inflasi yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) di Agustus 2015 mencapai 0,39% belum mendongkrak IHSG.

BPS mencatat, data inflasi secara kumulatif Januari-Agustus 2015 adalah 2,29%. Sedangan inflasi tahunan (year on year) adalah 7,18%. Menutup perdagangan saham sesi pertama, IHSG ditutup terkoreksi jatuh 59,500 poin (1,32%) ke level 4.450,107. Sementara Indeks LQ45 anjlok 15,726 poin (2,04%) ke level 755,086. Delapan sektor jatuh ke zona merah akibat tekanan jual, kecuali sektor agrikultur dan pertambangan masih bisa menguat. Saham-saham unggulan jadi sasaran aksi jual.

Perdagangan berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 181.612 kali dengan volume 6,211 miliar lembar saham senilai Rp 5,209 triliun. Sebanyak 60 saham naik, 259 turun, dan 68 saham stagnan. Bursa-bursa Asia masih kompak melemah hingga siang. Pelaku pasar masih terpengaruh sentimen The Fed menaikkan tingkat suku bunga bulan ini.

Saham-saham yang naik signifikan dan masuk dalam jajaran top gainers di antaranya adalah Elang Mahkota (EMTK) naik Rp 1.300 ke Rp 11.800, Mitra Keluarga (MIKA) naik Rp 1.025 ke Rp 28.025, Lion Metal (LION) naik Rp 1.000 ke Rp 9.500, dan Gowa Makassar (GMTD) naik Rp 475 ke Rp 8.950. Sementara saham-saham yang turun cukup dalam dan masuk dalam kategori top losers antara lain Unilever (UNVR) turun Rp 1.125 ke Rp 38.600, Matahari (LLPF) turun Rp 850 ke Rp 16.675, Gudang Garam (GGRM) turun Rp 650 ke Rp 43.850, dan United Tractor (UNTR) turun Rp 550 ke Rp 18.575.

Diawal perdagangan, dibuka turun 25,40 poin atau 0,56% menjadi 4.484,20, dan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 6,50 poin (0,84%) ke level 764,30. Kepala Riset Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo mengatakan, kekhawatiran pasar terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok serta antisipasi kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Fed membuat mayoritas bursa saham di kawasan Asia, termasuk indeks BEI terkoreksi.”Kondisi perekonomian Tiongkok yang masih melambat serta akan diumumkannya suku bunga The Fed pada tanggal 16-17 September 2015 nanti, pergerakan pasar diperkirakan masih akan bervariasi," kata Satrio.

Dia menambahkan bahwa kabar mengenai kebijakan Menteri BUMN Rini Soemarno untuk menghentikan program "buy back" saham menambah sentimen kurang bagus bagi pasar karena dirasakan terlalu terburu- buru untuk menyatakan bahwa krisis sudah berlalu."Buy back saham BUMN mengurangi rasa aman pada pemodal. Namun, situasi itu diharapkan dapat diimbangi oleh pernyataan Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G Masassya yang memberikan sinyal masih berada di pasar modal, itu dapat memberikan rasa aman ketika harga saham turun," katanya. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…