Kinerja Keuangan Masih Solid - Sritex Bukukan Penjualan Tumbuh 30%

NERACA

Jakarta – Sepanjang semester pertama tahun ini, emiten teksil dan garmen terintegrasi, PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex (SRIL) mencatat kinerja yang cukup kuat dibandingkan priode yang sama tahun lalu. Disebutkan, Sritex membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 30% dari US$ 278 juta menjadi US$ 362 juta. Dijelaskan, peningkatan penjualan didukung oleh peningkatan yang cukup signifikan di hampir semua divisi dengan peningkatan sebesar 26% di divisi benang, 13% di divisi kain mentah, 22% di divisi kain jadi dan 94% di divisi pakaian jadi.

Allan Moran Severino, Direktur Keuangan Sritex dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, khusus untuk pakaian jadi meningkat sangat tinggi dikarenakan hasil dari ekspansi kapasitas yang dilakukan oleh perseroan dapat memenuhi permintaan pelanggan yang mana sampai saat ini telah beroperasi dengan kapasitas penuh dan masih harus meningkatkan kapasitas lagi karena besarnya permintaan dari pelanggan.”Penjualan untuk semester pertama tahun ini sudah mencapai 56% dari target penjualan tahun ini sebesar US$ 650 juta,”ungkapnya.

Tahun ini, perseroan menganggarkan capital expenditure atau belanja modal sebesar US$ 104 juta yang sebagian besar difokuskan untuk ekspansi di divisi dyeing/finishing. Untuk dyeing and printing total penambahan kapasitas adalah sebesar 120 juta yard sehingga jumlah kapasitas akan menjadi 240 juta yard yang diharapkan dapat mulai beroperasi normal pada semester ke dua tahun 2016.

Perseroan, kata Allan juga akan menambah kapasitas di divisi pakaian jadi sebanyak 6 juta potong sehingga jumlah kapasitas menjadi 30 juta potong yang diharapkan dapat beroperasi dengan kapasitas penuh pada tahun 2016. Divisi dyeing/finishing dan pakaian jadi menjadi prioritas ekspansi karena kedua produk tersebut memberikan margin keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan divisi lainnya.

Pada semester pertama tahun ini, laba komprehensif SRIL sebesar US$ 30,3 juta atau meningkat 32% atau setara US$ 7,3 juta dibanding laba komprehensip priode yang sama tahun lalu US$ 23 juta. Di tengah banyak penurunan credit rating pada beberapa perusahaan di Indonesia, Sritex tetap mempertahankan credit ratingnya dimana peringkat yang diberikan adalah B1 dari Moody’s dan BB- dari S&P. Hal ini dikarenakan kinerja perseroan yang kuat walaupun situasi ekonomi saat ini dipenuhi oleh situasi ketidakpastian.

Keberhasilan perseroan dalam menghadapi beberapa krisis sebelumnya menjadikan perseroan tetap optimis untuk melewati badai krisis yang baru-baru ini terjadi karena krisis sebelumnya yang sudah dialami jauh lebih berat dari krisis yang terjadi pada saat ini. Apalagi dengan adanya “natural hedging” dimana pendapatan perseroan sebesar 70% adalah dollar AS, maka perseroan, kata Allan tidak khawatir dengan adanya pelemahan dalam mata uang rupiah dan hal ini justru memberikan keuntungan kompetitif kepada perseroan, “Untuk krisis ekonomi yang terjadi saat ini, kami sudah menyiapkan dan menerapkan strategi-strategi khusus yang kami percayai akan menjadikan Sritex lebih besar lagi untuk kedepannya,”tandasya. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…