Pertumbuhan Ekonomi Dibawah 5% - Analis Skeptis Target IHSG Tercapai

NERACA

Jakarta – Seiring dengan perlambatan ekonomi, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) terus memangkas pertumbuhan ekonomi. Bahkan tahun ini, diperkirakan target pertumbuhan ekonomi tidak menempuh ke level 5%. Terus direvisinya pertumbuhan ekonomi, rupanya memberikan sentiment terhadap laju indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Menurut analis pasar modal dari Trimegah Securities, Dedy Pramadya, bila pertumbuhan ekonomi tidak sampai 5%, tentunya target IHSG ke posisi 5.000 hingga akhir tahun sulit tercapai.”Kita tidak yakin indeks bisa sentuh posisi 5.000, kalau pertumbuhan ekonomi tidak menempuh level 5% hin‎gga akhir tahun,"ujarnya di Jakarta, Selasa (1/9).

Selain pengaruh pertumbuhan ekonomi di tahun ini,‎ menurutnya, faktor global seperti The Fed dan lainnya pun akan mempengaruhi gerak indeks hingga akhir tahun. Tidak hanya itu, kebijakan dari pemerintah mengenai penerapan anggaran pun memberikan ancaman sendiri bagi gerak indeks negeri ini.

Untuk itu, dia mengharapkan, pemerintah dengan cepat menyerap anggaran yang sudah tersedia pada tahun ini.”Agar infrastruktur berjalan, gerak indeks pun tutup tumbuh optimis‎tis, tapi kembali lagi melihat pertumbuhan ekonomi di kuartal III dan IV di tahun ini," jelas dia.

Dia pun menuturkan, laju indeks masih bisa tumbuh, tapi tumbuhnya tidak begitu besar dan diprediksi hanya bisa mencapai posisi 4.500-4.700 di penghujung tahun ini.‎ Belum redanya gelojak pasar modal, menjadi pertimbangan beberapa manajer investasi merevisi target IHSG hingga akhir tahun. Menyusul Mandiri Sekuritas yang terlebih dahulu merevisi target, Bahana Securities dan  BNI Securities menurunkan proyeksi mereka atas performa IHSG. 

Bahana semisal, sekuritas BUMN ini merevisi target IHSG dari 5.950 jadi 5.600. Ini karena pertumbuhan laba per saham atau earning per share (EPS) turun. Kepala Riset Bahana Securities, Harry Su pernah bilang, saat membikin prediksi di akhir tahun lalu, pertumbuhan EPS 14%,  namun,   berdasarkan kinerja kuartal I hanya 8%. Kondisi  ini dialami emiten komoditas seperti perkebunan dan batubara. "Seiring penurunan pertumbuhan EPS, kami turunkan target IHSG," ujar Harry.

Sebelumnya, Mandiri Sekuritas sudah merevisi target IHSG akhir tahun dari 6.350 ke 5.450. Mandiri bahkan akan merevisi lagi target ke bawah  yakni hanya 5.000. Adapun BNI Securities tak secara langsung memangkas target IHSG. Tapi, BNI Securities membuat tiga skenario. Kepala Riset BNI Securities Norico Gaman menyebut skenario pertama, jika ekonomi tumbuh di atas 5,3%, IHSG naik ke 6.200. Kedua, jika ekonomi hanya 5%-5,2%,  IHSG tutup di 5.750. Ketiga, ekonomi tumbuh di bawah 5%, IHSG akan tutup di bawah 5.000 hingga akhir tahun ini.

Para analis sepakat, IHSG bisa kembali bangkit jika proyek infrastruktur pemerintah lancar. Kucuran belanja modal pemerintah bisa jadi angin segar untuk perusahaan. Sebab, hadangan berupa inflasi tinggi tidak bisa dibendung pasar. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…