Buyback Saham Tidak Dilanjutkan - Pemerintah Dinilai Terlalu Dini Krisis Berlalu

NERACA

Jakarta – Bila ada judul syair lagu September ceria, sebaliknya bagi pelaku pasar saham awal bulan September ini belum ceria lantaran laju indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali rapuh diburuk aksi jual. Padahal sebelumnya, menutup tanggal di akhir Agustus, laju IHSG kembali pulih dengan tren menguat diakhir perdagangan 63,40 poin atau 1,43% menjadi 4.509,60

Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, kekhawatiran pasar terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok serta antisipasi kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Fed membuat mayoritas bursa saham di kawasan Asia, termasuk indeks BEI terkoreksi,”Kondisi perekonomian Tiongkok yang masih melambat serta akan diumumkannya suku bunga The Fed pada tanggal 16-17 September 2015 nanti, pergerakan pasar diperkirakan masih akan bervariasi,"ujarnya di Jakarta, Selasa (1/9).

Dia menambahkan, kabar mengenai kebijakan Menteri BUMN Rini Soemarno untuk menghentikan program "buy back" saham menambah sentimen kurang bagus bagi pasar karena dirasakan terlalu terburu- buru untuk menyatakan bahwa krisis sudah berlalu,”Buy back saham BUMN mengurangi rasa aman pada pemodal. Namun, situasi itu diharapkan dapat diimbangi oleh pernyataan Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G Masassya yang memberikan sinyal masih berada di pasar modal, itu dapat memberikan rasa aman ketika harga saham turun,"ungkapnya.

Sementara itu, analis dari Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe menambahkan bahwa pelaku pasar saham sedang menanti data inflasi Agustus dari Badan Pusat Statistik. Di tengah penantian itu, sebagian pelaku pasar cenderung melakukan aksi ambil untung sehingga IHSG mengalami koreksi.

Asal tahu saja, menguatnya IHSG beberapa waktu lalu karena pelaku pasar masih memanfaatkan rendahnya harga saham sebelumnya untuk kembali diakumulasi sehingga membuat IHSG dapat melanjutkan penguatannya sekaligus menutup akhir bulan Agustus di zona hijau. Bahkan, dengan kembali maraknya aksi beli tersebut membuat IHSG mampu kembali ke level psikologis sebelumnya di level 4.500-an. 

Tercatat, pada perdagangan kemarin, Senin (31/8), transaksi asing kembali nett buy (dari net sell Rp 140,49 miliar menjadi net buy Rp 313,08 miliar). Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menambahkan, secara teknikal kenaikan IHSG masih akan terus berlangsung untuk menuju level 4.579 poin, diharapkan level itu tercapai sehingga dapat memperkokoh pola tren kenaikan jangka pendek. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Tumbuh by Astra Financial Raih 2,5 Juta Kunjungan

Pameran virtual pertama Astra Financial, Tumbuh by Astra Financial yang digelar dua pekan mencatatkan lebih dari 2,5 juta kunjungan konsumen.…

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Berkolaborasi Wujudkan Mudik Sehat dan Aman

Budaya mudik di Indonesia jelang libur lebaran selalu menyisakan masalah, khususnya potensi lonjakan volume kendaraan dan angka kecelakaan. Maka tak…

Gandeng Kerjasama Telkom - LKPP Rilis Sistem E-Katalog Versi 6.0 Yang Lebih Responsif

Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan transparansi dalam pengadaan barang, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) bekerjasama dengan PT Telkom Indonesia…

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…