Aksi Buruh Buat Kondisi Pasar Tidak Kondusif

NERACA

Jakarta – Demo buruh secara besar-besaran yang akan dilakukan pada hari ini (1 Sept.) di Jakarta yang menuntut perbaikan kesejahteraan, menjadi kekhawatiran bagi para pelaku pasar modal seiring dengan mulai kembali pulihnya laju indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia. Hal ini disebabkan kondisi indeks BEI yang masih rapuh akan mudah goyah dengan sentiment negatif yang ada.

Kepala Riset NH Korindo, Reza Priyambada mengatakan, pelaku bisnis khawatir demo ini akan mengganggu aktivitas perekonomian di Jakarta. “Saat ini yang ditunggu pelaku pasar kan kondisi pasar yang stabil. Namun seiring dengan ancaman demo buruh secara besar-besarakan, tentunya pasar akan melihat dulu, demonya anarkis atau tidak. Jangan sampai mengganggu aktivitas bisnis lah,"ujarnya di Jakarta, Senin (31/8).

Dia mengatakan, jika demo tersebut tidak mengganggu aktivitas bisnis, maka sentimen yang beredar tidak akan mempengaruhi gerak pasar keuangan, terutama terhadap IHSG dan nilai tukar rupiah.”Market akan merespons turun dulu sementara, begitu melihat kondisi tidak terlalu mengkhawatirkan nanti bisa naik lagi,”ungkapnya.

Saat ini IHSG sudah mulai menanjak kembali setelah pekan lalu menukik tajam. Nilai tukar dolar AS juga tidak bergerak agresif awal pekan ini. Dikhawatirkan, demo yang dilakukan buruh bisa mendorong ketidakstabilan dan membuat investor khawatir akan perekonomian Indonesia. Menurut Reza, aksi demo buruh dinilai timingnya tidak pas. Namun buat mereka para buruh yang penting aspirasi tersampaikan. "Mereka tidak peduli pasar keuangan bagaimana, yang penting kita mau sampaikan tuntutan," jelasnya.

Apa yang disampaikan para buruh dalam aksi demonya, dinilai momentum yang tepat di tengah perlambatan ekonomi, harga bahan pokok ikut terkerek naik dan akan berimbas pada pengeluaran buruh. Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta, Sarman Simanjorang.

Sarman mengungkapkan, dalam situasi ekonomi yang tengah bergejolak dibutuhkan kerja sama dan kekompakan semua pihak untuk terciptanya iklim usaha dan investasi yang kondusif.”Termasuk dalam hal kaum buruh yang akan turun demo pada 1 September 2015 agar dapat mempertimbangkan rencana tersebut. Di kala kondisi ekonomi kita seperti ini, buruh demo kelihatannya kurang tepat dan makin menambah ketidakpercayaan investor kepada kita," ujarnya.

Seharusnya, kata dia, jika ada aspirasi buruh yang ingin disampaikan kepada pemerintah tidak perlu turun ke jalan karena akan mengganggu aktivitas perdagangan dan bisnis. Menurut dia, sebaiknya aspirasi itu disampaikan melalui dialog atau dengan audensi akan lebih efektif dan terarah daripada harus demo ke jalan yang menurunkan produktivitas pekerja.

Beberapa aspirasi buruh yang ingin disampaikan, seperti permintaan menurunkan harga barang pokok dan bahan bakar minyak (BBM), meminta pemerintah untuk mengambil langkah-langkah untuk tidak terjadinya PHK besar-besaran. Tuntutan lainnya memproteksi masuknya tenaga kerja asing, kenaikan upah minimum 2016 sebesar 25%, merevisi jaminan kesehatan, jaminan pensiun, perbaikan aturan kesehatan dan keselamatan kerja."Semua tuntutan tersebut semuanya ada pada kebijakan pemerintah. Jika belum puas perwakilan buruh melalui Serikat Pekerja dapat meneruskan aspirasi tersebut ke DPR dan DPD yang kita yakini mampu memperjuangkan aspirasi tersebut," ujarnya.

Menurut Sarman, ke depan pelaku usaha dan buruh harus manfaatkan institusi formal yang tersedia untuk menyalurkan aspirasi dan mengurangi aksi demo turun ke jalan dalam rangka menjaga iklim usaha dan iinvestasi yang kondusif.

Di awal perdagangan Senin awal pekan, IHSG dibuka menguat 0,80 poin atau 0,01% menjadi 4.447,00, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak menguat 0,20 poin (0,03%) menjadi 757,27. Kepala Riset Universal broker Indonesia, Satrio Utomo mengatakan bahwa indeks BEI bergerak menguat di tengah pergerakan bursa saham di kawasan Asia yang bervariasi,”Wakil Pimpinan The Fed Stanley Fischer yang optimistis terhadap inflasi dan tetap akan menaikan suku bunga pada bulan September ini, telah membuat beberapa bursa saham di kawasan Asia mengalami koreksi. Situasi itu dapat mengancam tren naik indeks BEI jangka pendek," ujarnya.

Menurut dia, meski pemerintah sedang berencana mengumumkan paket kebijakan ekonomi sebagai respon atas krisis globa, akan tetapi sentimen utama dari pergerakan IHSG sepepertinya lebih cenderung pada pergerakan dari bursa global menjelang pengumuman kenaikan suku bunga The Fed. bani

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…