Dalam rangka tuntutan efisiensi di tengah harga komoditas baja yang masih melemah, PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) bakal merestrukturisasi sejumlah anak usaha pada September 2015. Direktur Keuangan Krakatau Steel, Anggiasari Hindratmo mengatakan, kajian dari PT Bahana Securities sebagai konsultan perseroan ditargetkan rampung pada akhir Agustus 2015. Setelah itu, perseroan mulai melakukan implementasi restrukturisasi. “Implementasinya bisa macam-macam, yakni digabung (merger), dilepas (divestasi), atau diekspan lebih besar lagi,” kata dia di Jakarta, kemarin.

Anggiasari menambahkan, pilihan untuk membawa anak usahanya menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham juga dikaji. Namun, IPO bukan menjadi satu-satunya opsi membesarkan anak usaha. Sebelumnya, Direktur Utama Krakatau Steel Sukandar mengatakan, bentuk pengurusan anak usaha bisa dilakukan dengan pengelompokan anak usaha yang sama. Dengan kata lain, perseroan beniat melakukan merger pada anak usaha di sektor usaha yang serupa.

Saat ini, perseroan memiliki sembilan anak usaha dengan kepemilikan 100%, yakni PT Krakatau National Recources, PT KHI Pipe Industries, PT Krakatau Wajatama, PT Krakatau Engineering, PT Krakatau Industrial Estate Cilegon, PT Krakatau Information Technology, PT Krakatau Tirta Industri, PT Krakatau Bandar Samudera, dan PT Krakatau Daya Listrik.

Selain itu, perseroan juga membawahi PT Krakatau Medika dengan kepemilikan 98%, dan PT Meratus Jaya Iron Steel dengan kepemilikan saham 66%. Lebih lanjut, Krakatau Steel juga memiliki tujuh perusahaan terafiliasi hasil joint venture, seperti PT Krakatau Nippon Steel Sumikin dengan kepemilikan 20%, PT Krakatau Posco (30%), PT Krakatau Osaka Steel (20%), PT Latinusa (20%), PT Krakatau Semen Indonesia (50%), PT Indo Japan Steel Center (20%), dan PT Kerismas Witikco Makmur (30%). (bani)