Pemerintah Terus Dorong GERPARI - Produksi Akuakultur Butuh 4,9 Juta Ton Pakan

NERACA

Banjarnegara – Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, merupakan salah satu sentra perikanan budidaya dan menjadikan perikanan budidaya sebagai bagian dari pembangunan perekonomian.  Peningkatan produksi perikanan budidaya khususnya komoditas air tawar seperti Nila, Gurame dan Lele, ikut mendorong peningkatan kebutuhan pakan. Selaras dengan Gerakan Pakan Ikan Mandiri (GERPARI) yang telah digulirkan oleh Kementerian Kelautandan Perikanan (KKP), Kelompok Makmur Sejahtera, di Wanadadi, Banjarnegara, berhasil memproduksi pakan ikan mandiri, yang sebagian besar bahan bakunya adalah bahan baku lokal.

“Keberhasilan Kelompok Makmur Sejahtera yang dipimpin oleh Bapak Azharudin ini merupakan bukti bahwa kerja keras dan kemauan yang tinggi, akan mampu menghasilkan sesuatu yang positif. Pakan Ikan yang dihasilkan oleh Kelompok Makmur Sejahtera, memanfaatkan bahan baku lokal untuk menghasilkan pakan ikan yang dibutuhkan oleh para pembudidaya,” jelas Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, saat melakukan kunjungan ke lokasi produksi pakan ikan mandiri di Banjarnegara, Jawa Tengah, akhir pekan ini, tertuang dalam keterangan resmi.

Slamet menambahkan bahwa GERPARI telah berhasil menumbuhkan jiwa kemandirian masyarakat. “Target produksi perikanan budidaya pada tahun 2015 yang mencapai 17,9 juta ton, diperkirakan memerlukan sekitar 4,9 juta ton pakan ikan/udang, dimana 60%-nya diperuntukkan untuk budidaya ikan air tawar. Untuk menekan biaya pakan dan meningkatkan margin pembudidaya, perlu ditanamkan jiwa kemandirian yang mendukung keberlanjutan usaha, sekaligus mampu meningkatkan kesejahteraan. Sebagai contoh di Kelompok Makmur Sejahtera ini. Dengan memanfaatkan bahan baku lokal seperti dedak, bungkil kelapa, bungkil kopra dan juga tepung tapioca, telah berhasil memproduksi pakan ikan nila dan gurame dan juga lele,” ungkap Slamet.

“Pakan yang diproduksi ini telah didistribusikan ke pembudidaya di Kecamatan Wanadadi dan sekitarnya. Harganya pun terjangkau yaitu Rp. 5.500 per kg untuk pakan nila dan gurameh dan Rp. 6.000 per kg untuk pakan lele. Kita akan dorong pakan produksi kelompok ini untuk didaftarkan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), sehingga dapat didistribusikan keluar daerah atau luar kelompok. Di samping itu, probiotik yang digunakanakan diuji di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, agar kualitasnya lebih terjamin,” papar Slamet.

Produksi pakan mandiri kelompok mandiri sejahtera saat ini adalah 250 kg per hari, karena keterbatasan alat dan mesin. “Kita akan dukung dengan alat mixer (pencampur) dan mesin penepung, sehingga produksinya per hari bisa meningkat dua sampai tiga kali lipat. Di samping itu, kita dorong untuk membentuk kelompok pakan mandiri yang terpisah dari kelompok pembudidaya ikan, sehingga bisa lebih fokus dan lebih maju. Dan ini akan terus dikembangkan dengan dukungan dari pemerintah daerah,” terang Slamet.

Produksi pakanikan mandiri merupakan salah satu upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor. “Melalui GERPARI ini kita akan wujudkan kedaulatan, kemandirian dan keberlanjutan. Berdaulat untuk memproduksi pakan sendiri, kemandirian dalam usaha, kelompok dan kawasan serta berkelanjutan baik dari lingkungan budidaya maupun usaha budidayanya,” pungkas Slamet.

Azharudin Sadzali, adalah lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang paham tentang nutrisi. Dengan ketekunan dan kerja keras serta kegigihannya, mampu memproduksi pakan ikan mandiri seperti sekarang ini. “Saya tambah ilmu saya dengan belajar mesin selama setahun kemudian belajar tentang nutrisi ikan dan probiotik selama dua tahun. Alhamdulillah sekarang sudah mampu memproduksi pakan ikan secara mandiri. Meskipun saat ini baru 250 kg per hari tetapi mampu memenuhi kebutuhan kelompok dan harganya juga lebih terjangkau,” kata Azharudin.

“Kita harapkan dukungan dari pemerintah untuk pengembangan produksi pakanmandiri ini. Sehingga mampu meningkat produksinya, terjamin kualitasnya dan sesuai standard yang telah ditetapkan. Ini akan mampu menyerap tenaga kerja dan mendorong perekonomian warga karena menggunakan bahan baku lokal dari sekitar Banjarnegara. Pembinaan dan perhatian dari pemerintah tetap kita harapkan,” pungkas Azharudin.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…