Sepanjang 2015 - Target Produksi Kekerangan Hingga 233.700 Ton

NERACA

Pandeglang – Pengembangan budidaya kerang di tanah air terus didorong dan ditingkatkan. Seperti halnya rumput laut, kekerangan adalah komoditas unggulan perikanan budidaya untuk mendukung pembangunan poros maritim nasional. Keunggulan budidaya kekerangan adalah mudah dibudidayakan, modal usaha yang murah, mampu menyerap tenaga kerja dan memiliki pasar yang cukup besar. Di samping itu, budidaya kerang sangat mendukung keberlanjutan melalui kemandirian usaha karena tidak tergantung pakan. Target produksi kekerangan pada tahun 2015 adalah sebesar 233.700 ton dan diperkirakan akan tumbuh 32,60% per tahun hingga 2019.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, mengatakan bahwa komoditas kekerangan akan lebih fokus untuk dikembangkan, karena dapat mendorong perekonomian masyarakat pesisir, khususnya di kawasan yang memiliki potensi pengembangan kekerangan. “Potensi pasar baik dalam dan luar negeri yang cukup tinggi, potensi lahan pengembangan yang masih cukup luas dan teknologi budidaya yang sudah dikuasai, akan menjadikan komoditas kekerangan menjadi komoditas andalan di masa mendatang,” jelas Slamet pada saat melakukan panen parsial budidaya kerang hijau di Pandeglang, Banten, pekan lalu, tertuang dalam keterangan resmi.

Untukmendukung pengembangan budidaya kekerangan tersebut, Kementerian Kelautandan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) melaksanakan Demonstration Farm (demfarm) budidaya kerang hijau di Propinsi Banten, salah satunya di Desa Panimbang Jaya, Kec. Panimbang, Kab Pandeglang. “Kita laksanakan budidaya kerang hijau di kawasan ini dengan dua metode yaitu metode bambu tancap dan metode long-line. Dua metode ini kita kenalkan karena cocok diterapkan di kawasan ini yang memiliki gelombang tinggi pada musim tertentu, seperti pada saat musim angin barat,” terang Slamet.

Di samping percontohan usaha budidaya kerang hijau, juga dilakukan pengujian terhadap kondisi kerang yang dihasilkan. “Pengujian kandungan logam berat dilaksanakan di Loka Pemeriksaan PenyakitIkan dan Lingkungan (LP2IL) yang merupakan satu-satunya rumah sakit ikan di Indonesia. Hasilnya adalah kerang hijau hasil budidaya di Pandeglang ini layak dikonsumsi. Kedepan, untuk meyakinkan masyarakat terhadap kelayakan kerang hasil budidaya, akan kitausulkan untuk mencantumkan hasil uji bebas logam berat di rumah makan yang menyajikannya. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir untuk mengkonsumsinya,” jelas Slamet.

Untuk mempercepat perputaran modal dan mengurangi jumlah kerang di media budidaya, maka panen parsial merupakan solusinya. “Panen parsial dilakukan sebagai cara untuk penjarangan agar kolektor tidak keberatan beban. Panen parsial dapat dilakukan setelah 5 bulan, sejak mulai pemasangan substrat. Dan diperkirakan memperoleh hasil 3 ton dengan harga sebesar Rp. 5.000,-/kg ukuran 5-6 cm/ekor,” ungkap Slamet.

Slamet mengatakan bahwa produksi kerang dari kawasan Panimbang yang setiap tahun meningkat, memiliki potensi untuk pengembangan wilayah Panimbang. “Panimbang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sentra kekerangan khususnya kerang hijau dan ini bisa menjadi ikon wilayah Panimbang sekaligus untuk pengembangan kawasan dan penggerak roda perekonomian daerah,” papar Slamet.

“Budidaya kekerangan khususnya kerang hijau di Panimbang ini merupakan salah satu bentuk kemandirian masyarakat, untuk memenuhi kebutuhan protein, kemandirian budidaya, karena tidak tergantung dari pakan dan sekaligus mendukung usaha budidaya yang berkelanjutan,” pungkas Slamet.

Sebagai catatan, pembangunan perikanan budidaya menuju kedaulatan, kemandirian dan keberlanjutan, terus di dorong untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian pembudidaya khususnya dan masyarakat pada umumnya. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), bekerja keras dan bekerja sama dengan semua stake holder, untuk mewujudkan tiga hal tersebut.

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…