SBY: Rakyat Cemas Akibat Soal Lokal dan Eksternal Tak Kondusif

 

NERACA

Jakarta – Mantan Presiden RI dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan pemerintah bahwa rakyat di daerah mulai cemas Indonesia akibat masalah domestik dan kawasan yang tidak kondusif.

"Akibat enam masalah domestik dan kawasan tidak kondusif maka saat ini kalau kita dengarkan di daerah sudah terasa psikologis rakyat cemas dan takut Indonesia hadapi krisis," katanya di Cipanas, Jumat, seperti dikutip Antara.

SBY mengatakan dirinya baru bepergian ke Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, dan bercakap-cakap dengan rakyat, sudah terasa secara psikologis mereka sudah mulai cemas.

Menurut dia, masyarakat sudah takut Indonesia akan mengalami krisis lagi, yang dikhawatirkan membuat masalah ekonomi lalu menjadi masalah sosial. "Sebagian bahkan kurang percaya bisa kita atasi ekonomi ini, dan psikologis sosial seperti itu maka situasi sosial juga terbentuk dari ekonomi menuju sosial," ujarnya.

Menurut dia apabila kondisi tidak kondusif itu terus berlanjut maka rakyat bisa menjadi korban dan marah sehingga bisa menimbulkan ketidakstabilan.

SBY meminta pemerintah segera memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia, sebagai salah satu tindakan pencegahan untuk terjadinya masalah sosial.

"Itu yang harus dicegah oleh negara dan kita semua," ujarnya.  Dia menekankan, agar partainya mendukung upaya pemerintah demi mencegah terjadinya hal tersebut. Menurut dia, Partai Demokrat sangat siap bersama-sama negara mencegah hal-hal buruk itu terjadi.

Sebelumnya mantan presiden RI itu mengatakan negara-negara Asia harus menyadari bahwa perkembangan ekonomi di kawasan ini sudah "lampu kuning". Sementara di Indonesia, perlambatan ekonomi sudah mulai terdampak sehingga diperlukan manajemen krisis.

"Cegah jangan sampai merah," ujarnya seperti dikutip dari akun twitter resminya, pekan lalu

Menurut SBY, diperlukan kebijakan koordinasi di kawasan (regional policy coordination) serta aksi nasional, termasuk solusi yang efektif. "Selain itu, gunakan kerangka ASEAN dan ASEAN +," ujarnya.

SBY mengatakan, bangsa di Asia, termasuk Indonesia perlu memetik pelajaran saat krisis Asia 98 dan krisis ekonomi global 2008. "Ingat selalu ada contagion effect serta faktor eksternal dan internal. Bukan hanya emerging economies yang pertumbuhannya melambat, tapi juga negara-negara Asia. Tiongkok pun (terbesar di Asia) kena," ujarnya.

Indonesia, menurut dia, memang sering alami gejolak. "Dalam krisis 98 ekonomi kita jatuh, tetapi dalam krisis gobal 2008 kita selamat. Ambil pengalamannya," tuturnya. 

Dia menyebutkan masyarakat Indonesia sudah merasakan dampak gejolak ekonomi global. Untuk itu, pemerintah harus mencegah masyarakat tidak makin cemas, kehilangan kepercayaan, dan hidupnya makin susah.

‎SBY menjelaskan, kejatuhan nilai tukar, indeks saham gabungan dan harga minyak telah melebihi kewajaran. Sementara kondisi makro dan mikro ekonomi, sektor keuangan serta sektor riil telah terpukul. "Ekonomi Asia sedang susah, cegah isu lain yang serius. Saya berharap siaga perang dan ketegangan antara Korut dan Korsel segera berakhir," ujarnya.

Meski demikian, SBY percaya pemerintah bisa mengatasi gejolak ekonomi saat ini. Di jajaran Kabinet Kerja dan pemerintah lanjut SBY, tidak sedikit yang memahami ekonomi dan bisa ikut mengatasi gejolak. Namun diperlukan tim kerja yang solid dan efektif. "Maaf, sebaiknya lebih fokus dan serius, serta cegah hal-hal yang tak perlu," ujarnya.

Saat ini, kata dia, yang diperlukan adalah kepemimpinan dengan arahan yang jelas yakni solusi, kebijakan yang cepat dan tepat serta dukungan semua pihak.

Selain itu, SBY juga meminta meminta calon kepala yang diusung partainya bisa mengatasi gejolak ekonomi di daerah. "Kita ketahui ekonomi yang tertekan berpengaruh ke kehidupan rakyat. (Calon kepala daerah yang diusung Demokrat) ikut memikirkan dan berkontribusi dalam mengatasi gejolak ekonomi di daerah," katanya di Cipanas, Minggu (30/8). fba

BERITA TERKAIT

MENAKER IDA FAUZIYAH: - Kaji Regulasi Perlindungan Ojol dan Kurir

Jakarta-Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah akan mengkaji regulasi tentang perlindungan bagi ojek online (ojol) hingga kurir paket, termasuk mencakup pemberian tunjangan…

TRANSISI EBT: - Sejumlah Negara di Asteng Alami Kemunduran

Jakarta-Inflasi hijau (greenflation) menyebabkan sejumlah negara di Asia Tenggara (Asteng), termasuk Indonesia, Malaysia, dan Vietnam mengalami kemunduran dalam transisi energi…

RENCANA KENAIKAN PPN 12 PERSEN PADA 2025: - Presiden Jokowi akan Pertimbangkan Kembali

Jakarta-Presiden Jokowi disebut-sebut akan mempertimbangkan kembali rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Sebelumnya, Ketua Umum…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MENAKER IDA FAUZIYAH: - Kaji Regulasi Perlindungan Ojol dan Kurir

Jakarta-Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah akan mengkaji regulasi tentang perlindungan bagi ojek online (ojol) hingga kurir paket, termasuk mencakup pemberian tunjangan…

TRANSISI EBT: - Sejumlah Negara di Asteng Alami Kemunduran

Jakarta-Inflasi hijau (greenflation) menyebabkan sejumlah negara di Asia Tenggara (Asteng), termasuk Indonesia, Malaysia, dan Vietnam mengalami kemunduran dalam transisi energi…

RENCANA KENAIKAN PPN 12 PERSEN PADA 2025: - Presiden Jokowi akan Pertimbangkan Kembali

Jakarta-Presiden Jokowi disebut-sebut akan mempertimbangkan kembali rencana kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Sebelumnya, Ketua Umum…