G20 Bisa Rumuskan Langkah Pemulihan Ekonomi Global

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Pertemuan antara Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara G-20 pekan depan dapat dimanfaatkan membuat konsensus atau kebijakan bersama untuk memulihkan ekonomi global, kata Staf Ahli Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bidang Ekonomi Bambang Prijambodo.

Menurut Bambang di Jakarta, Jumat, negara-negara G20 pernah melakukan hal tersebut saat dunia bergejolak menghadapi krisis ekonomi global pada 2008. "Dulu ada misi konkret atau langkah-langkah yang ditempuh untuk 'restoring the growth' (pemulihan pertumbuhan)," kata dia, seperti dilansir laman Antara, kemarin.  

Negara-negara G20 dijadwalkan mengadakan pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral pada 3-6 September 2015 di Turki. Menkeu RI Bambang Brodjonegoro dan Gubernur BI Agus Martowardojo turut dijadwalkan akan menghadiri pertemuan tersebut. Salah satu poin dari kebijakan 2008 lalu, kata Bambang, menyentuh manajemen fiskal dan regulasi masing-masing negara anggota.

Hasilnya, setelah kebijakan bersama itu, kata Bambang, harga komoditas di pasar global langsung naik. Kenaikan harga komoditas itu pula yang membantu perekonomian Indonesia, bahkan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia saat itu mencapai level 6,0 persen.

Bambang menceritakan, tekanan ekonomi global saat itu dengan kondisi sekarang cukup berbeda. Saat itu, Amerika Serikat, yang juga terdampak krisis, sangat responsif untuk memulihkan perekonomian. Langkah-langkah Amerika, sebagai negara dengan penyumbang 25 persen Produk Domestik Bruto dunia, juga turut membantu negara-negara "emerging markets" termasuk Indonesia. "Waktu 2008 ada stimulus, baik suku bunga The Federal Reserve yang rendah maupun penggelontoran stimulus. Jadi ada langkah bersama, sehingga pemulihan keadaannya cepat," kata dia.

Sedangkan sekarang, ujar Bambang, tampak langkah pemulihan ekonomi dilakukan secara parsial dan tidak terpadu oleh negara-negara di dunia. Untuk tekanan terhadap Indonesia, Bambang menyebutkan, ketidakpastian kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve, devaluasi yuan, dan penurunan harga komoditi masih akan menghadang.

Ketidakpastian ekonomi global ini juga membuat berbagai lembaga keuangan internasional menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia. Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) menurunkan proyeksi pertumbuhannya dari 3,8 persen menjadi 3,5 persen. Sedangkan Indonesia, diperkirakan dapat tumbuh di 5,0 persen asalkan realisasi penyerapan belanja fiskal dan deregulasi birokrasi perizinan berjalan maksimal.

Untuk Indonesia, Deputi Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengatakan akan lebih efektif jika melakukan diversifikasi penopang perekonomian, terutama perekonomian daerah. "Jadi kita jangan mengandalkan sektor ekspor-impor, karena jika perekonomian dunia sedang lesu, maka dampaknya sangat terasa di Indonesia. Saya masih percaya pariwisata bisa mendorong pertumbuhan ekonomi," ucapnya.

Ia berpendapat, sektor pariwisata mampu mendorong industri kecil dan kreatif, sektor jasa, kuliner serta perhotelan untuk tumbuh positif. Sebab pariwisata di Indonesia diyakini sangat menarik minat turis jika dikelola dengan baik. "Sekarang tinggal bagaimana menarik minat turis, cara terbaik dengan membebaskan visa kunjungan dari banyak negara seperti yang diterapkan Malaysia. Bahkan disana ada 100 negara yang bebas visa untuk masuk ke Malaysia," terang Mirza, beberapa waktu lalu.

Sementara kondisi perekonomian Indonesia saat ini diakuinya memang sedang terjadi perlambatan. Namun, lanjutnya, pertumbuhan ekonomi masih sehat. "Cukup sehat, jika menilai inflasi pada 2013-2014 masih pada level 8,4 persen. Pada 2015 diperkirakan pada level 4,3 persen. Jadi angka-angka makro kita cukup baik," pungkas Mirza. 

BERITA TERKAIT

ASN Diminta Tunda Kepulangan ke Jabodetabek

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) yang…

KCIC : Penumpang Kereta Cepat Whoosh Meningkat 40%

    NERACA Jakarta – Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyampaikan, jumlah penumpang kereta cepat Whoosh mengalami peningkatan 40 persen…

Hutama Karya Berlakukan Diskon 20% Tol Trans Sumatera

    NERACA Jakarta – PT Hutama Karya (Persero) kembali memberlakukan diskon tarif 20 persen di tiga ruas Jalan Tol…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

ASN Diminta Tunda Kepulangan ke Jabodetabek

  NERACA Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) yang…

KCIC : Penumpang Kereta Cepat Whoosh Meningkat 40%

    NERACA Jakarta – Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyampaikan, jumlah penumpang kereta cepat Whoosh mengalami peningkatan 40 persen…

Hutama Karya Berlakukan Diskon 20% Tol Trans Sumatera

    NERACA Jakarta – PT Hutama Karya (Persero) kembali memberlakukan diskon tarif 20 persen di tiga ruas Jalan Tol…