Pasar Dinilai Belum Kondusif - Berlina Batalkan Rencana Rights Issue

NERACA

Jakarta – Mempertimbangkan kondisi pasar modal yang dinilai belum kondusif, menjadi alasan bagi PT Berlina Tbk (BRNA) untuk membatalkan rencana pelaksanaan penawaran umum terbatas (PUT) II,”Karena kondisi pasar yang tidak kondusif saat ini memaksa untuk membatalkan PUT II kepada para pemegang saham perseroan,”kata Direktur Utama PT Berlina Tbk, Lim Eng Khim dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Sebelumnya, Berlina akan menggelar PUT II dengan skema HMETD sebanyak 256,28 juta saham dengan nominal Rp50 atau setara dengan 27,08% modal ditempatkan dan disetor. Adapun harga pelaksanaannya sebesar Rp585. Dana yang dibidik dari aksi korporasi tersebut mencapai Rp149,93 miliar. Alokasi dana untuk ekspansi di pabrik existing dan modal kerja. Untuk pengembangan usaha, perseroan bakal menggunakan sekitar 70% atau Rp104,95 miliar dan 30% untuk modal kerja.

Pembeli siaga adalah PT Dwi Satrya Utama selaku pemegang saham pengendali dengan kepemilikan 51,42 persen. Dwi Satrya Utama akan melaksanakan haknya untuk membeli sebanyak 14,6 juta saham. Setiap pemegang saham lama berhak atas 13 HMETD, di mana setiap satu HMETD memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli sebanyak satu saham baru.

Sedangkan dilusi dalam PUT II tersebut tercatat maksimal 27,08%. Diketahui, saham BRNA yang diperdagangkan publik tercatat 41,37% Sisanya sebesar 7,21% saham Berlina dimiliki oleh Lisjanto Tjiptobiantoro selaku Presiden Komisaris Berlina. Pada semester I 2015, penjualan perseroan turun 1% menjadi Rp638,582 miliar, dengan beban pokok penjualannya sekitar Rp521,212 miliar. Sayang, laba tahun berjalan turun drastis sekitar 90% menjadi Rp4,274 miliar.

Tidak hanya Berlina yang membatalkan rights issue, sebelumnya ada PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) yang menunda rencana penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue senilai Rp 2,745 triliun. Sejatinya, rights issue perseroan akan di gelar awal September dan di undur menjadi tanggal 16 September. Perseroan menjelaskan, mundurnya aksi korporasi ini sudah dilaporkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sebelumnya Dirut BEI, Tito Sulistio pernah bilang, pihaknya berharap investor untuk memiliki optimisme kuat terhadap industri pasar modal seiring dengan kinerja emiten atau perusahaan tercatat yang masih mencatatkan hasil positif. Berdasarkan seluruh laporan keuangan emiten semester pertama 2015, sebanyak 329 emiten atau sekitar 73% dari total emiten yang telah melaporkan masih membukukan kinerja laba positif.

Dia memaparkan dari 20 emiten yang menduduki posisi teratas berdasarkan nilai kapitalisasi pasar saham di BEI, juga terdapat beberapa emiten yang membukukan peningkatan total laba komprehensif pada akhir Juni 2015 dibandingkan dengan pada periode yang sama di 2014. Salah satunya, Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang membukukan peningkatan laba komprehensif sebesar 6,02% dari Rp10,42 triliun menjadi Rp11,05 triliun. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…