OJK Harap Bank Dapat Jaga Rasio NPL

 


NERACA

 

Jakarta – Meski ditengah keadaan ekonomi yang kurang baik, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap agar industri perbankan dapat menahan laju kenaikan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) tahun ini yang ditargetkan di bawah 3 persen. Meski terjadi kenaikan tren NPL, relaksasi aturan yang dilakukan OJK diharapkan menurunkan NPL hingga 0,3%-0,5% di industri. “Dengan respon lebih awal kita berharap di akhir tahun (bisa) dibawah 3%,” kata Deputi Komisioner Bidang Pengawasan Perbankan, Irwan Lubis seperti dikutip, Kamis (27/8).

Seperti diketahui, tren kenaikan NPL terjadi, 1,77% pada akhir 2013 menjadi 2,16% pada akhir 2014. Angkanya terus meningkat menjadi 2,48% per April 2015, 2,46% per Mei 2015, dan 2,55% per Juni 2015. Kondisi ini berakibat pada penurunan laba perbankan, sebab laba otomatis digunakan untuk pencadangan. Meski begitu, permodalan bank menurutnya belum akan terganggu. “Tahun ini rentabilitas bank pasti turun karena harus bentuk tambahan cadangan. Tapi dia masih laba. Laba tahun berjalan komponen modal, laba ditahan dan CAR (Capital Adequacy Ratio) akan naik. Modal bank absolutely pasti bergerak naik,” kata dia.

Masih kata Irwan, permodalan bank masih tetap bergerak naik dari Rp600 triliun menjadi Rp730 triliun. Oleh karena itu, OJK mengeluarkan aturan relaksasi restrukturisasi kredit. Dengan aturan itu, NPL perbankan diharapkan turun 0,3%-0,5%. “OJK memberi ruang manajemen bank paling tidak drop sampai 0,3%-0,5%. Ke arah itu bisa, dan dengan respon lebih awal kita berharap di akhir tahun dibawah 3%,” tandasnya.

Selain itu, semester dua ini pertumbuhan kredit diharapkan meningkat dibandingkan semester pertama. “Kalau semester dua bergerak, saya optimis pertumbuhan Kredit 11-12 persen (yoy) di Desember, kalau melambat ya antara 8-10% oke lah. Tadi semula 16,5% menjadi 13,4% itu realistis,” kata dia.

Risiko kredit menjadi perhatian utama industri perbankan seiring meningkatknya rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross pada kuartal I-2015 mencapai 2,4 persen, dibandingkan posisi akhir tahun lalu di level 2 persen.

Technical Advisor PricewaterhouseCoopers (PwC) Indonesia Samuel Ong menuturkan, dalam Indonesia Banking Survey 2015 yang dilakukan PwC, para bankir menilai risiko kredit menjadi perhatian utama perbankan pada tahun ini setelah risiko likuiditas dan risiko operasional. Iklim suku bunga tinggi, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, dan perlambatan ekonomi, menurut dia, membuat perbankan sulit untuk menjaga rasio NPL tidak mengalami peningkatan pada tahun ini.

"Risiko yang menjadi perhatian utama adalah risiko kredit, kemudian risiko likuiditas, dan risiko operasional," ujar Samuel. Menurut survey tersebut sekitar 69 persen responden yang terdiri atas para bankir dari berbagia laposan bank menilai, potensi kenaikan risiko pada portofolio kredit menjadi tantangan utama perbankan tahun ini. Adapun sebanyak 47 persen responden memperkirakan akan terjadi kenaikan NPL pada 2015.



 

BERITA TERKAIT

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…

LinkAja Raih Pendanaan Strategis dari Mitsui

  NERACA Jakarta – LinkAja meraih pendanaan investasi strategis dari Mitsui & Co., Ltd. (Mitsui) dalam rangka untuk saling memperkuat…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat

Pembiayaan Tumbuh Positif, Aset Bank Muamalat Meningkat NERACA Jakarta – PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mencatatkan total aset bank only…

TASPEN Bagikan Ribuan Paket Sembako Melalui Kegiatan Pasar Murah dan Bazar UMKM

TASPEN Bagikan 1.000 Paket Sembako NERACA Jakarta - Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau TASPEN berkomitmen untuk terus…

LinkAja Raih Pendanaan Strategis dari Mitsui

  NERACA Jakarta – LinkAja meraih pendanaan investasi strategis dari Mitsui & Co., Ltd. (Mitsui) dalam rangka untuk saling memperkuat…