Danai Pembangunan Pabrik - KS Terbitkan Rights Issue Rp 1,91 Triliun

NERACA

Jakarta – PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) menargetkan penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) senilai Rp 1,91 triliun tahun depan. Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai pembangunan pabrik hot strip mill II dan pembangkit listrik dengan total investasi sebesar Rp 9,24 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Rencana penerbitan saham baru atau rights issue tersebut tertuang dalam dokumen rapat kerja antara komisi VI bersama Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Krakatau Steel. Dalam dokumen rapat tersebut disebutkan, Krakatau Steel diusulkan untuk mendapatkan tambahan modal dari pemerintah melalui penyertaan modal negara (PMN) mencapai Rp 2,48 triliun.

Penambahan modal diberikan dalam bentuk PMN tunai Rp 1,53 triliun dan PMN non tunai Rp 956,49 miliar. Dengan asumsi suntikan PMN senilai Rp 1,53 triliun, perseroan akan mendapatkan dana rights issue dari investor publik sebesar Rp 383,40 miliar, sehingga total perolehan dana dari aksi ini berpotensi capai Rp 1,91 triliun. Saat ini, negara menguasai 80$ saham Krakatau Steel dan sisanya investor publik.

Krakatau Steel akan menggunakan sebesar Rp 1,26 triliun dana rights issue untuk membiayai pembangunan hot strip mill II. Pabrik tersebut diperkirakan menelan investasi hingga Rp 7,06 triliun. Nilai itu dihitung dengan asumsi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat di level Rp 12.500. “Soal kebutuhan pendanaan pabrik ini, kami sebelumnya telah menandatangani perjanjian pinjaman dengan Commerzebank AG dari Jerman, melalui fasilitas Export Credit Agency (ECA) senilai US$ 260,05 juta,” kata Direktur Utama Krakatau Steel, Sukandar.

Hot strip mill II yang ditargetkan memiliki kapasitas produksi 1,5 juta ton tersebut akan memproduksi baja lembaran panas untuk sektor otomotif, pipa baja, pengerolan lanjut dan konstruksi. Sedangkan target pembangunannya tahun ini dan rampung tahun 2017.

Perseroan juga akan menyisihkan sebagian dana rights issue tersebut untuk membiayai pembangunan pembangit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batu bara. Pembangkit dengan kapasitas 1x150 megawatt (MW) ini diperkirakan membutuhkan dana hingga Rp 2,18 triliun. Periode pembangunan PLTU dijadwalkan mulai 2016 hingga 2019. PLTU ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan listrik Krakatau Steel dan industri sekitarnya.

Melalui PLTU ini, dia menjelaskan, perseroan bisa menghemat biaya produksi sebesar US$ 30 juta per tahun. Efisiensi tersebut dihitung berdasarkan harga listrik yang lebih murah dibanding harga yang diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Aksi korporasi ini diharapkan berdampak terhadap lonjakan pendapatan perseroan menjadi sebesar Rp 42,3 triliun pada 2018, lebih tinggi 38% dibanding tanpa PMN yang sebesar Rp 30,7 triliun. Sementara itu, laba bersih pada 2018 ditargetkan sebesar Rp 3,4 triliun, lebih tinggi 53% dibanding tanpa PMN Rp 2,2 triliun. (bani)

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…