Depresiasi Nilai Tukar Rupiah - Keuangan Semen Indonesia Masih Solid

NERACA

Jakarta - Bila sebagian pelaku usaha merasa terbebani dengan depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, berbeda sebaliknya dengan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk yang menyatakan pelemahan rupiah terhadap diklaim tidak memberikan dampak yang signifikan baik kepada kinerja maupun investasi yang dilakukan perseroan.

Direktur Utama Semen Indonesia, Suparni menuturkan, sejauh ini depresiasi nilai tukar rupiah tidak mempengaruhi kinerja perseroan,”Tidak berpengaruh besar atas pelemahan rupiah ini," katanya di Jakarta, kemarin.

Suparni menjelaskan, penggunaan dolar AS dalam proses produksi perseroan sangat kecil hanya sebesar 5-7% sehingga menguatnya dolar tak memberikan pengaruh. Selain itu, perseroan juga telah melakukan lindung nilai (hedging) pada saat rupiah di posisi Rp 12.000 per dolar. SMGR telah melakukan hedging untuk investasi pembangunan pabrik di Rembang dan Indarung."Investasi pembangunan pabrik saat ini yang masih berlangsung di pabrik Rembang senilai Rp 4,5 triliun dan pabrik Indarung Rp 4 triliun," jelasnya.

Kendatipun demikian, sesuai dengan instruksi Kementerian BUMN soal buyback saham, perseroan tengah mengkaji aksi korporasi tersebut dengan menyiapkan dana internal sebesar Rp 500 miliar sampai Rp 1 triliun,”Kami kaji buy back saham, dana buy back kami siapkan dari internal,”kata Direktur Keuangan Semen Indonesia, Ahyanizzaman.

Kajian buy back saham ini, menurut dia, karena dana capex pada tahun ini sangat besar. Sehingga, tetap memperhatikan keadaan dana capex yang akan direalisasikan pada tahun ini. Pada saat ini, kata Ahyanizzaman, saham perseroan yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia pun masih bagus. Untuk itu, rencana buy back saham perseroan masih dipikirkan dengan matang, dan tidak akan dilakukan secara terburu-buru.

Sebagai informasi, melambatnya pasar properti ditengah pertumbuhan ekonomi yang lesu ikut memberikan dampak terhadap menurunya permintaan semen dari dalam negeri. PT KDB Daewoo Securities Indonesia dalam risetnya mengungkapkan, pasar properti yang tumbuh lebih lambat pada 2015 dengan tahun-tahun sebelumnya menjadi hambatan untuk konsumsi semen. Oleh karena itu, PT KDB Daewoo Securities Indonesia memberikan rekomendasi underweight. Hal itu dilatar belakangi dari ekonomi Indonesia dan pasar properti melambat telah menekan konsumen semen.

Kemudian harga minyak dan nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat juga telah menambah tekanan lebih tinggi. Melihat data kurs tengah BI, depresiasi rupiah sebesar 12,77% menjadi 14.067 pada 25 Agustus 2015. Ketika, persaingan juga semakin meningkat karena banyak pendatang baru. Namun produsen semen akan mendapatkan sentimen positif dari kelonggaran uang muka atau loan to value dan program sejuta rumah yang diharapkan dapat meningkatkan konsumsi semen. Produsen semen juga mendapatkan tekanan ketika pemerintah campur tangan untuk menurunkan harga jual semen terutama PT Semen Indonesia Tbk. Pasar pun merespons negatif intervensi pemerintah itu.

Hal senada juga disebutkan dalam riset PT Henan Putihrai. Permintaan semen diperkirakan hanya tumbuh di bawah 10 %pada 2015 dari 59,9 juta ton pada 2014. Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), penjualan semen periode Januari-Juli 2015 tercatat sebanyak 31,34 juta ton. Volume penjualan ini turun ketimbang periode sama tahun lalu sekitar 32,69 juta ton. (bani)

BERITA TERKAIT

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

IHSG Melemah di Tengah Penguatan Bursa Asia

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu (17/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Danai Refinancing - Ricky Putra Globalindo Jual Tanah 53 Hektar

NERACA Jakarta – Perkuat struktur modal guna mendanai ekspansi bisnisnya, emiten produsen pakaian dalam PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)…

Libur Ramadan dan Lebaran - Trafik Layanan Data XL Axiata Meningkat 16%

NERACA Jakarta – Sepanjang libur Ramadan dan hari raya Idulfitr 1445 H, PT XL Axiata Tbk (EXC) atau XL Axiata…