Memanggang Untung Dari Kebab Papito

Bisnis kebab di tanah air seolah tak pernah redup. Meski pemainnya sudah bertebaran, namun tetap saja ada pemain baru yang bermunculan, terutama yang mengusung konsep kemitraan usaha.

Kali ini tawaran datang dari Jakarta yang mengibarkan merek Kebab Papito. Berdiri sejak tahun 2013 lalu, usaha ini mulai menawarkan kemitraan pada Mei 2015 ini. Saat ini Kebab Papito sudah memiliki sembilan gerai yang tersebar di Jakarta, Bekasi, dan Depok. Dari sembilan gerai itu, lima gerai milik sendiri dan 4 gerai lain milik mitra.

Bagi yang berminat dan ingin mencoba binis ini, Kebab Papito menawarkan paket kemitraan usaha kebab seharga Rp 30 juta. Dari nilai tersebut mitra diperkirakan bisa meraih omzet hingga Rp 50 juta per bulan sehingga bisa langsung balik modal pada bulan kelima.

Muhammad Syafril, pemilik Kebab Papito mengaku bukan orang baru dalam bisnis kebab. Sebelum mendirikan Kebab Papito ini dia sudah pernah menjual kebab dengan merek lain.

Meski begitu, Syafril mengklaim kebab yang disajikan ini adalah hasil kreasinya sendiri yang beda dari kebab kebanyakan. Salah satu hasil kreasi Syafril bisa dilihat dari menu kebab Ula La Sosis Egg Roll. Dalam menu ini konsumen diklaim dapat menikmati sensasi pizza dan kebab sekaligus.

Selain itu, tersedia juga varian kebab lain seperti kebab beef bulgogy spicy, kebab black pepper, kebab barbeque, dan kebab Jumbo & Kids.

Untuk menu kebab tersebut, Syafril membanderol mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 20.000 per porsi. Dia menyebut konsumen utama produk kebabnya selama ini berasal dari kalangan remaja.

Untuk menjaring mitra, Kebab Papito membuka paket investasi sebesar Rp 30 juta. Dengan nilai ini, mitra akan mendapat fasilitas berupa satu set konter, peratan masak kebab seperti alat panggang, kulkas mini, loyang, kompor dua tungku, bahan baku awal, seragam karyawan, perlengkapan alat promosi, dam kerjasama selama lima tahun.

Setelah kerjasama berakhir, mitra wajib membayar biaya kemitraan untuk perpanjangan kontrak sebesar Rp 10 juta untuk lima tahun.

Dalam sehari, Syafril bilang target penjualan bisa mencapai Rp 500.000 hingga Rp 2,5 juta. Dengan omzet rata-rata sekitar Rp 50 juta per bulan, mitra bisa mengantongi laba bersih hingga 35%. Dengan demikian, Syafril memperkirakan para mitra usahanya bisa balik modal hanya dalam waktu lima bulan.    

 

 

BERITA TERKAIT

Data Analitik Strategi Bisnis Skala Kecil Pacu Penjualan

Berdasarkan studi Georgia Small Business Development Center (SBDC) mengungkapkan bisnis yang memanfaatkan analisis data, rata-rata mengalami peningkatan penjualan sebesar 15%…

Hadirkan solusi DOOH yang Lebih Dinamis, AMG Jalin Kemitraan Strategis dengan DMMX

  Hadirkan solusi DOOH yang Lebih Dinamis, AMG Jalin Kemitraan Strategis dengan DMMX  NERACA  Jakarta – AMG (Alternative Media Group)…

InfoEkonomi.id Sukses Gelar Anugerah Penghargaan 5th Top Digital Corporate Brand Award 2024

  InfoEkonomi.id Sukses Gelar Anugerah Penghargaan 5th Top Digital Corporate Brand Award 2024 NERACA Jakarta - InfoEkonomi.ID, portal berita seputar…

BERITA LAINNYA DI Keuangan

Data Analitik Strategi Bisnis Skala Kecil Pacu Penjualan

Berdasarkan studi Georgia Small Business Development Center (SBDC) mengungkapkan bisnis yang memanfaatkan analisis data, rata-rata mengalami peningkatan penjualan sebesar 15%…

Hadirkan solusi DOOH yang Lebih Dinamis, AMG Jalin Kemitraan Strategis dengan DMMX

  Hadirkan solusi DOOH yang Lebih Dinamis, AMG Jalin Kemitraan Strategis dengan DMMX  NERACA  Jakarta – AMG (Alternative Media Group)…

InfoEkonomi.id Sukses Gelar Anugerah Penghargaan 5th Top Digital Corporate Brand Award 2024

  InfoEkonomi.id Sukses Gelar Anugerah Penghargaan 5th Top Digital Corporate Brand Award 2024 NERACA Jakarta - InfoEkonomi.ID, portal berita seputar…