Bank Bukopin Syariah Incar Laba Rp30 miliar

 

 

NERACA

 

Jakarta – Bank Bukopin Syariah mencatatkan laba per Juli 2015 mencapai Rp15 miliar. Melihat situasi tersebut, Direktur Utama Bank Syariah Bukopin Riyanto mengincar perolehan laba pada tahun ini bisa mencapai Rp30 miliar. “Nanti kita harap Rp30 miliar sebelum pajak, nett-nya ya sekitar Rp19 miliar hingga Rp20 miliar. Agustus kan belum nih, Agustus bisa lah Rp17 miliar-Rp18 miliar sebelum pajak,” kata Riyanto di Jakarta, Rabu (26/8).

Khusus untuk pembiayaan sampai akhir tahun diharapkan ada pertumbuhan sebesar Rp 300 miliar sampai Rp 500 miliar. Selain itu, Non Performing Finance (NPF) perseroan juga diharapkan turun dari tahun lalu sebesar 4,07% menjadi sekitar 3% di akhir tahun ini. Untuk menekan NPF, perseroan akan menyelesaikan beberapa pembiyaaan bermasalah melalui penagihan dan restrukturisasi. Selain itu, perseroan juga akan memperbaiki kualitas pembiyaan menjadi lebih baik lagi.

Direktur Bisnis Bank Bukopin Syariah Aris Wahyudi mengatakan, kinerja Bank Bukopin Syariah pada semester pertama membaik karena perseroan menurunkan tingkat suku bunga depsito menjadi 9% dari sebelumnya 10%-11%. Nah seiring menurunnya tingkat suku bunga ini, cost of fund juga mengalami penurunan.

Selain itu, menurut Aris, pada semester pertama tahun ini, perseroan juga menggenjot fee based income yang berasal dari bank guarantee yang merupakan kerjasama dengan perusaaan penjamin dan dari perusahaan PPOB. “Pada akhir tahun ini perseroan berencana untuk menambah 3 sampai 4 kantor cabang, sebagai gambaran pada saat ini Bukopin Syariah mempunyai 21 cabang,” ujar Aris.

Untuk pembiayaan secara umum pada semester pertama 2015, Bank Bukopin Syariah berhasil mencatatkan kenaikan sebesar 13,2% menjadi Rp 1,33 triliun. Pembiayaan di Bukopin Syariah sebagian besar terdiri dari Musyakarah sebesar 79,17% dan Mudharabah sebesar 20,82% dari total pembiayaan bagi hasil.

Sedangkan untuk dana simpanan wadiah tercatat mengalami kenaikan 9,65% menjadi Rp 517,4 miliar. Dana simpanan wadiah ini sebagian besar berasal dari tabungan dengan porsi 60%. Sedangkan sisanya 39,95% berasal dari giro. Bank Syariah Bukopin juga mempunyai sumber DPK lain dari dana investasi non profit sharing yang pada semester pertama naik 0,58% secara yoy menjadi Rp 3,54 triliun. Dana investasi non profit sharing ini sebagian besar berasal dari deposito sebesar 93,49% dan tabungan 6,51%.

Dalam kesempatan yang sama, Perseroan juga mengumumkan perubahan susunan Komisaris. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Syariah Bukopin, Mulyana digantikan oleh Tri Joko Prihanto sebagai Komisaris Utama dan menambah satu Komisaris yaitu Eddy Cahyono.

“Hari ini kita melaksanakan RUPSLB denga agenda perubahan susunan komisaris. Pak Mulyana digantikan Pak Joko dan ditambah Pak Eddy Cahyono,” sambung Riyanto.

 

 

 

BERITA TERKAIT

AIA Hadirkan Buku Polis Digital ePolicy

AIA Hadirkan Buku Polis Digital ePolicy NERACA Jakarta - Kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian bumi menjadi komitmen bersama untuk mencapai…

BSI : Komposisi Pembiayaan EV Capai Rp180 Miliar

    NERACA Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat komposisi pembiayaan kendaraan ramah lingkungan atau kendaraan listrik…

LPPI : Perempuan dalam Manajemen Berpengaruh Positif ke Kinerja Bank

  NERACA Jakarta – Riset Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) menemukan bahwa peran perempuan dalam jajaran manajemen puncak berpengaruh positif…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

AIA Hadirkan Buku Polis Digital ePolicy

AIA Hadirkan Buku Polis Digital ePolicy NERACA Jakarta - Kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian bumi menjadi komitmen bersama untuk mencapai…

BSI : Komposisi Pembiayaan EV Capai Rp180 Miliar

    NERACA Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatat komposisi pembiayaan kendaraan ramah lingkungan atau kendaraan listrik…

LPPI : Perempuan dalam Manajemen Berpengaruh Positif ke Kinerja Bank

  NERACA Jakarta – Riset Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) menemukan bahwa peran perempuan dalam jajaran manajemen puncak berpengaruh positif…