Perkuat Inovassi - Dorong Daya Saing Produk Olahan Berbasis Iptek

NERACA

Jakarta – ​Kebutuhan dunia internasional pada produk perikanan dan bioteknologi kelautan cukup tinggi pada saat ini. Indonesia sebagai salah satu negara yang dikaruniai sumberdaya kelautan dan perikanan, berpotensi menjadi pemain penting sebagai penghasil produk kelautan dan perikanan. Dalam upaya meningkatkan daya saing produk olahan dan inovasi bidang bioteknologi kelautan dan perikanan dibutuhkan penguasaan iptek tersebut. Penguasaan iptek menjadi kunci untuk memenangkan persaingan usaha di tingkat regional maupun global.

Demikian disampaikan oleh Kepala Balitbang KP, Achmad Poernomo saat mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan membuka Seminar Internasional Pengolahan Produk Dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Tahun 2015, di Ballroom GMB III, Kantor KKP, dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Rabu (26/8).

​Di samping itu, menurut Achmad, penguasaan iptek diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah produk kelautan dan perikanan yang pada akhirnya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan mampu berkontribusi  pada perekonomian nasional.

​Sebagai salah satu negara maritim yang sedang berkembang ekonominya, Indonesia perlu untuk memperkuat inovasi. Keberlanjutan inovasi bidang olahan produk dan bioteknologi kelautan dan perikanan menjadi salah satu langkah untuk memenuhi permintaan dunia internasional dan memenangkan persaingan global.

Mengingat hal tersebut, “InovasiPengolahandanBioteknologiKelautan dan Perikanan yang BerkelanjutanuntukMemenuhiPermintaan Internasional” dipilih menjadi tema yang diangkat dalam seminar internasional tahun ini.

​"Seminar internasional ini diharapkan dapatmemperkuat pertukaran informasi dan komunikasi antarpara peneliti baik di dalam maupun di luar negeri gunamemperkuat basis pengembangan keilmuan dan teknologibidang pengolahan produk dan bioteknologi kelautan dan perikanan", kata Achmad.

​Pelaksanaan seminar tahun 2015ini, lanjut Achmad, mempunyai arti penting bagi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (BBP4BKP) karena bertepatan dengan ulang tahunberdirinya unit kerja ini.Pada tahun ini pula BBP4BKP mendapatkan Anugerah Iptek Parogosala dari Kemenristekdikti atas kontribusinya mendukung sistem inovasi nasional bidang pengolahan produk dan bioteknologi kelautan dan perikanan.

​Pembicara kunci yang hadir dalam seminar ini adalah Prof. Wei Zhang, Flinders Centre for Marine Bioprocessing and Bioproducts, Flinders Universitity, Australia, Prof. Tom Ross, Food Safety Center, Tasmania Institute of Agriculture, University of Tasmania, Australia dan  Prof. Dr. SoottawatBenjakul - Department of Food Technology, Faculty of Agro Industry, Prince Songkla University, Thailand.

​Seminar menampilkan 51 makalah yang terbagi menjadi 32 makalah oral dan 19 poster.  Makalah yang masuk terbagi dalam berbagai kelompoktema penelitian, meliputi pengolahan produk perikanan, keamanan pangan dan biologi kelautan dan perikanan.

Jumlah peserta yang hadir dalam seminar ini mencapai 280 peserta yang berasal dari berbagai negara yaitu Australia, China, Malaysia, Thailand dan Indonesia. Latar belakang peserta berasal dari lembaga penelitian, perguruan tinggi negeri maupun swasta, dan pengambil kebijakan.

​Hal ini membuktikan bahwa acara seminarinternasional ini menjadi wahana penting bagi para penelitidan akademisi untuk penyebarluasan hasil-hasil  penelitian  bidangkelautan dan perikanan guna meningkatkan daya saing bangsa berbasis iptek.

Pada kesempatan sebelumnya, Kepala Balitbang KP juga mengatakan, untuk itu, menyongsong MEA 2015, optimalisasi inovasi iptek kelautan dan perikanan diperlukan untuk mendukung daya saing bangsa. Dia menjelaskan, ada empat strategi yang diperlukan untuk mendukung kebijakan tersebut. Pertama, memperkuat kebijakan  penelitian kelautan dan perikanan dengan indikator utama tersedianya Agenda Nasional Penelitan Kelautan dan Perikanan dan menguatnya kelembagaan penelitian.

Kedua, meningkatkan ketersediaan sumberdaya untuk inovasi iptek kelautan dan rekayasa sosial dengan indikator meningkatnya anggaran riset kelautan dan perikanan, bertambahnya jumlah peneliti dan karyanya (publlikasi, paten) dan termutakhirnya sarana penelitian yang tersebar di seluruh Indonesia.

Ketiga,  mmperkuat jaringan inovasi iptek kelautan untuk keterpaduan antar sektor dan memperkuat kesinambungan hulu-hilir dengan indikator meluasnya cakupan penelitian ke seluruh Indonesia yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan sesuai dengan kompetensi. Dan, keempat, meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menggunakan hasil inovasi iptek nasional dengan indikator terbentuknya lembaga advokasi dan inkubasi bisnis sehingga meningkatkan adopsi dan penerapan iptek nasional.

BERITA TERKAIT

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…

BERITA LAINNYA DI Industri

Konflik Iran dan Israel Harus Diwaspadai Bagi Pelaku Industri

NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memantau situasi geopolitik dunia yang tengah bergejolak. Saat ini situasi Timur Tengah semakin…

Soal Bisnis dengan Israel - Lembaga Konsumen Muslim Desak Danone Jujur

Yayasan Konsumen Muslim Indonesia, lembaga perlindungan konsumen Muslim berbasis Jakarta, kembali menyuarakan desakan boikot dan divestasi saham Danone, raksasa bisnis…

Tiga Asosiasi Hilir Sawit dan Forwatan Berbagi Kebaikan

NERACA Jakarta – Kegiatan promosi sawit dan bakti sosial diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) bersama tiga asosiasi hilir sawit yaitu…