Soal Instruksi Buyback Saham - BRI dan Mandiri Pilih Wait And See

NERACA

Jakarta – Instruksi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno agar BUMN untuk melakukan buyback saham guna meredam gejolak pasar, disikapi positif oleh manajemen perusahaan BUMN. Meskipun demikian, tidak semuanya langsung mengeksekusi dengan alasan melihat kondisi pasar lebih jauh lagi.

Hal inilah yang dilakukan PT Bank BRI Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk yang belum berniat membeli kembali saham atau buyback di pasar modal,”Kami pada posisi 'wait and see'. Harga saham kemrin sempat 'rebound' (menguat). 'Buy back' belum dieksekusi," kata Direktur Utama Bank BRI,Asmawi Syam di Jakarta, kemarin.

Menurut Asmawi, dalam kondisi pasar saham sedang bergejolak sekarang ini, BRI tentu tidak menunggu saham merosot lebih dalam. Dia menjelaskan, pertimbangannya melakukan "buy back" juga disesuaikan dengan kondisi global yakni pemegang saham Bank BRI didominasi investor asing.

Hal senada diungkapkan Dirut Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin yang menyebutkan bahwa kondisi pasar saham saat ini cenderung dipengaruhi isu emosional dibandingkan fundamental,”Situasi tersebut harus direspon atau disikapi dengan cermat. Pelemahan saham saat ini hanya bersifat sementara,”tandasnya.

Untuk itulah tambah Budi, "buy back" yang menjadi program pemerintah dalam mendorong agar pasar saham tidak anjlok lebih dalam, belum dilakukan Mandiri."Harga saham tidak usah dilihat 'on daily basis', itu ada isu emosional di sana, emosional 'gak' perlu ditanggapi," tegasnya.

Dia mengakui, harga saham Bank Mandiri saat ini dalam posisi "under value" dengan mengacu pada "price earning ration" (PER) atau "price to book value" (PVB) rata-rata perbankan di kawasan ASEAN. Namun, Budi tidak khawatir dengan kondisi pelemahan pasar yang akan berdampak pada saham Bank Mandiri. Pasalnya saham perusahaan berkode emiten BMRI didominasi investor asing. "Orang asing beli saham bukan berdasarkan faktor emosional, tapi lebih pada menggunakan 'rational calculation,”ungkapnya.

Asal tahu saja, Bank BRI, Mandiri dan BNI masuk dalam daftar 16 BUMN yang diarahkan untuk melakukan "buy back" di pasar modal. Namun menurut analis pasar modal dari LBP Enterprise, Lucky Bayu, rencana buy back saham perusahaan BUMN dalam meredam indeks pasar yang sedang bergejolak sangatlah tidak efektif. Lantaran, efeknya hanya bersifat sementara saja,”Buy back tidak efektif, kondisi seperti ini hanya obat sementara saja, demi mengobati luka indeks yang sudah besar,”tandasnya.

Sebagaimana diketahui, pemerintah sudah menyiapkan dana Rp10 triliun kepada perusahaan BUMN yang tercatat di pasar modal Indonesia. Dana itu direncanakan akan digunakan untuk buy back saham."Jikalau buy back Rp10 miliar-Rp100 miliar, itu sangat percuma, karena dana asing saja sudah banyak keluar, asing lewat pintu belakang mengeluarkan dananya dari pasar modal hingga Rp1 triliun, itu dilakukan tidak hanya kemarin saja," tutur dia.

Oleh karena itu, dia mengharapkan, pemimpin perusahaan BUMN memikirkan langkah buy back saham tersebut. Sebab, kalau dilakukan, maka transaksi yang dikeluarkan hanya sedikit, tidak seperti yang dilakukan asing. (bani)

BERITA TERKAIT

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…